Pimpinan sidang, Jimly Asshiddiqie (kanan) membacakan kesimpulan dalam Sidang Pembacaan Putusan Kode Etik Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) di Kantor DKPP, Jalan MH Thamrin, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (31/7/2013). Dalam sidang tersebut, DKPP mengabulkan gugatan pasangan Khofifah-Herman untuk ikut berlaga dalam pemilihan gubenur Jawa Timur 2013.
Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Jimly Asshiddiqie, mengatakan ormas Islam memiliki peran strategis di tengah masyarakat, termasuk mendorong pemilih untuk memberikan haknya dalam Pemilu 2014 nanti.
Demikian disampaikan Jimly saat menjadi pembicara pada, 'Seminar Peran Ormas Islam Dalam Mensukseskan Pemilu 2014,' yang diadakan Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Minggu (22/12/2013).
"Menyadarkan warga ormas dengan keinsyafan rasional, memilih dengan sadar jauh lebih penting. Sehingga memilih bukan karena iklan dan pencitraan," sambung mantan Ketua Mahkamah Konstitusi tersebut. Tentu saja, dengan memilih cerdas, dapat menekan angka golput.
Menurut Jimly, warga yang memiliki tak sekadar memilih, tapi juga memiliki pengetahuan siapa calon legislatif yang akan dipilihnya. Itu semua harus didasari pada integritas, kredibilitas dan jejak rekam. Dengan begitu pemilih tak ditunggangi kepentingan tertentu.
Selain itu, sambung Jimly, ormas Islam juga bisa merapatkan barisan dengan mahasiswa, pemuda dan lainnya untuk ikut dalam mengamankan pemilu, setidaknya bisa menggerakkan pemilih sudah pengamanan di sektor hulu dan mencegah hilirnya. Jangan sampai ikut memantik masyarakat berbuat di luar aturan.
Kenapa ormas harus mendorong pemilih menyuarakan haknya, terang Jimly, karena akan ikut menentukan siapa pemimpin selanjutnya. "Paling kurang, kalau melihat mudharat dan manfaat, manfaat ikut pemilu lebih banyak dari mudharatnya. Ini sunnah muakkad," sambungnya.
Sumber : Facebook Artati Sansumardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar