Seorang pedagang kaki lima yang menjual es tebu di Kota Jambi, Acit, akhirnya bisa bernafas lega.
Acit, merupakan pedagang es tebu yang dibeli oleh Ketua DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie beserta rombongan, pada Senin (4/11/2013). Namun, setelah 90 gelas es tebu tandas, Acit tak memeroleh uang pembayaran. Ia justru dipimpong oleh rombongan calon presiden tersebut.
"Alhamdulillah, akhirnya dibayar. Saya baru dibayar pada Senin malam, saat saya tengah bermain kartu gaple, ada seseorang pria berbadan besar yang menghampiri dan membayar 90 es tebu yang diminum Pak Ical beserta rombongan," kata Acit, Selasa (5/11/2013).
Acit mengakui, sempat kaget saat dihampiri oleh pria berbadan tegap dan tak dikenalnya tersebut. "Setelah menghampiri, dia hanya menanyakan apakah saya yang berjualan es tebu di depan Rumah Makan Munir," tutur Acit, menirukan.
Tak berselang lama, Acit menjawab pertanyaan pria itu. "Saya jawab, benar, saya yang dagang. Setelah itu ia bertanya, berapa gelas yang dihabiskan. Saya bilang 90 gelas," imbuhnya.
Pria itu lantas bertanya, berapa harga 90 gelas es tebu tersebut, yang spontan dijawab Acit Rp 360 ribu. "Pria itu langsung mengeluarkan uang Rp 400 ribu dan menyodorkannya kepada saya. Setelah itu, dia langsung pergi," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, kunjungan Ical ke Provinsi Jambi, Senin (4/11/2013), ternyata meninggalkan kesan yang tak enak.
Ical ke Jambi untuk menghadiri pelantikan Sy Fasha dan Abdullah Sani sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Jambi periode 2013-2018. Sehabis acara, Ical dan rombongan mencari makan pada Senin sore.
Selesai santap sore di Rumah Makan Munir, bakal calon presiden RI usungan Partai Golkar itu juga mencoba minuman es tebu yang dijual oleh pedagang kaki lima (PKL) bernama Acit. Gerobak es tebu terdapat tepat di depan rumah makan.
Namun, ketika makan bersama selesai, tidak ada yang membayar es tebu. "Padahal, yang pesan es tebu sangat banyak. Ada seratusan gelas," ujar Acit. Pasalnya, puluhan tukang ojek dan penyapu jalanan juga ikut makan bareng rombongan tersebut.
Acit langsung menuju ke seorang pria yang menggunakan baju golkar. Ia menagih uang pembayaran es tebu kepada pria tersebut. Tapi, pria itu justru meminta Acit pergi karena ia bukan panitia.
Setelahnya, Acit langsung menuju seorang caleg DPR RI dari Partai Golkar bernama Pinto untuk menagih pembayaran. Namun, Pinto hanya mengeluarkan uang Rp 50 ribu dari kantongnya.
Kontan Acit meradang dan menolak pemberian uang oleh caleg tersebut. Pasalnya, nilai uang itu tak sebanding dengan harga total es tebu yang diminum Ical beserta rombongan.
"Pesannya 90 gelas. Masa dibayar Rp 50 ribu. Ya tidak sesuai. Jadi saya tolak," kata Acit. Seharusnya, kata Acit, bayaran 90 gelas es tebu itu dibayar dengan Rp 360 ribu.
Setelah lelah dipimpong, Acit kala itu akhirnya menyerah. "Sudahlah. Mudah-mudahan saja dibayar," ujarnya.
Sumber : Facebook Artati Sansumardi
Acit, merupakan pedagang es tebu yang dibeli oleh Ketua DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie beserta rombongan, pada Senin (4/11/2013). Namun, setelah 90 gelas es tebu tandas, Acit tak memeroleh uang pembayaran. Ia justru dipimpong oleh rombongan calon presiden tersebut.
"Alhamdulillah, akhirnya dibayar. Saya baru dibayar pada Senin malam, saat saya tengah bermain kartu gaple, ada seseorang pria berbadan besar yang menghampiri dan membayar 90 es tebu yang diminum Pak Ical beserta rombongan," kata Acit, Selasa (5/11/2013).
Acit mengakui, sempat kaget saat dihampiri oleh pria berbadan tegap dan tak dikenalnya tersebut. "Setelah menghampiri, dia hanya menanyakan apakah saya yang berjualan es tebu di depan Rumah Makan Munir," tutur Acit, menirukan.
Tak berselang lama, Acit menjawab pertanyaan pria itu. "Saya jawab, benar, saya yang dagang. Setelah itu ia bertanya, berapa gelas yang dihabiskan. Saya bilang 90 gelas," imbuhnya.
Pria itu lantas bertanya, berapa harga 90 gelas es tebu tersebut, yang spontan dijawab Acit Rp 360 ribu. "Pria itu langsung mengeluarkan uang Rp 400 ribu dan menyodorkannya kepada saya. Setelah itu, dia langsung pergi," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, kunjungan Ical ke Provinsi Jambi, Senin (4/11/2013), ternyata meninggalkan kesan yang tak enak.
Ical ke Jambi untuk menghadiri pelantikan Sy Fasha dan Abdullah Sani sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Jambi periode 2013-2018. Sehabis acara, Ical dan rombongan mencari makan pada Senin sore.
Selesai santap sore di Rumah Makan Munir, bakal calon presiden RI usungan Partai Golkar itu juga mencoba minuman es tebu yang dijual oleh pedagang kaki lima (PKL) bernama Acit. Gerobak es tebu terdapat tepat di depan rumah makan.
Namun, ketika makan bersama selesai, tidak ada yang membayar es tebu. "Padahal, yang pesan es tebu sangat banyak. Ada seratusan gelas," ujar Acit. Pasalnya, puluhan tukang ojek dan penyapu jalanan juga ikut makan bareng rombongan tersebut.
Acit langsung menuju ke seorang pria yang menggunakan baju golkar. Ia menagih uang pembayaran es tebu kepada pria tersebut. Tapi, pria itu justru meminta Acit pergi karena ia bukan panitia.
Setelahnya, Acit langsung menuju seorang caleg DPR RI dari Partai Golkar bernama Pinto untuk menagih pembayaran. Namun, Pinto hanya mengeluarkan uang Rp 50 ribu dari kantongnya.
Kontan Acit meradang dan menolak pemberian uang oleh caleg tersebut. Pasalnya, nilai uang itu tak sebanding dengan harga total es tebu yang diminum Ical beserta rombongan.
"Pesannya 90 gelas. Masa dibayar Rp 50 ribu. Ya tidak sesuai. Jadi saya tolak," kata Acit. Seharusnya, kata Acit, bayaran 90 gelas es tebu itu dibayar dengan Rp 360 ribu.
Setelah lelah dipimpong, Acit kala itu akhirnya menyerah. "Sudahlah. Mudah-mudahan saja dibayar," ujarnya.
Sumber : Facebook Artati Sansumardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar