Menjelang pengumuman resmi pilpres oleh KPU pada tanggal 22 Juli mendatang teror yang diterima kubu Prabowo - Hatta semakin meningkat, keras dan meluas.
"Kantor lembaga survei JSI (Jaringan Suara Indonesia) dilempari bom molotov. Istri dan anak sejumlah tokoh pendukung Merah Putih juga diteror," kata penasihat tim kampanye pasangan Prabowo - Hatta, Letjen TNI Purn Suryo Prabowo dalam siaran pers yang diterima, Jumat (11/7).
Suryo mengungkapkan, teror tersebut mulai bernada ancaman melalui SMS hingga percobaan pembunuhan. "Kebanyakan diancam gunakan SMS tapi ada juga yang coba dibunuh dengan cara ditabrak. Mobilnya ringsek tapi orangnya selamat," ungkapnya.
Suryo menilai cara yang digunakan untuk memenangkan pilpres sudah seperti cara yang ditempuh oleh PKI. "Prinsipnya sama, yaitu mengabaikan hukum, pengerahan massa dalam jumlah besar, teror hingga ancaman pembunuhan," jelasnya.
Selain itu ada pemaksaan terhadap terbentuknya opini publik agar pasangan Jokowi - JK ditetapkan sebagai pemenang pilpres. "Lembaga survei mereka memonopoli kebenaran, memaksa penghitungan KPU sama dengan hitungan mereka," bebernya.
Suryo menuding, kubu Jokowi - JK juga telah menghina dan mencerca umat Islam yang ada di koalisi merah putih. Umat Islam pendukung Prabowo - Hatta dituding mereka tidak taat beribadah. Perlahan mereka masuk ke isu SARA. Provokasi begini berpotensi memicu konflik.
"Sepertinya mereka sudah kehabisan isu untuk menyerang kami hingga urusan ibadah orangpun dinilai mereka. Mau mereka apa sih? Ini ada apa sebenarnya?" tanyanya heran.
Sumber : suaranews
"Kantor lembaga survei JSI (Jaringan Suara Indonesia) dilempari bom molotov. Istri dan anak sejumlah tokoh pendukung Merah Putih juga diteror," kata penasihat tim kampanye pasangan Prabowo - Hatta, Letjen TNI Purn Suryo Prabowo dalam siaran pers yang diterima, Jumat (11/7).
Suryo mengungkapkan, teror tersebut mulai bernada ancaman melalui SMS hingga percobaan pembunuhan. "Kebanyakan diancam gunakan SMS tapi ada juga yang coba dibunuh dengan cara ditabrak. Mobilnya ringsek tapi orangnya selamat," ungkapnya.
Suryo menilai cara yang digunakan untuk memenangkan pilpres sudah seperti cara yang ditempuh oleh PKI. "Prinsipnya sama, yaitu mengabaikan hukum, pengerahan massa dalam jumlah besar, teror hingga ancaman pembunuhan," jelasnya.
Selain itu ada pemaksaan terhadap terbentuknya opini publik agar pasangan Jokowi - JK ditetapkan sebagai pemenang pilpres. "Lembaga survei mereka memonopoli kebenaran, memaksa penghitungan KPU sama dengan hitungan mereka," bebernya.
Suryo menuding, kubu Jokowi - JK juga telah menghina dan mencerca umat Islam yang ada di koalisi merah putih. Umat Islam pendukung Prabowo - Hatta dituding mereka tidak taat beribadah. Perlahan mereka masuk ke isu SARA. Provokasi begini berpotensi memicu konflik.
"Sepertinya mereka sudah kehabisan isu untuk menyerang kami hingga urusan ibadah orangpun dinilai mereka. Mau mereka apa sih? Ini ada apa sebenarnya?" tanyanya heran.
Sumber : suaranews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar