Denny JA: Belum 100 hari, Jokowi Sudah Beberapa Kali 'Blunder' Dan Tidak Dipercaya Masyarakat - Bulan Sabit Kembar

Breaking

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

21 November 2014

Denny JA: Belum 100 hari, Jokowi Sudah Beberapa Kali 'Blunder' Dan Tidak Dipercaya Masyarakat


Pendiri Lembaga Survey Indonesia, Denny Januar Ali, berkicau soal 'blunder Presiden Jokowi'. Melalui akun twitternya, @DennyJA_WORLD, ia menyoroti beberapa tindakan dan keputusan presiden, termasuk pemilihan jaksa agung dari partai politik.

Berikut isi kultwitnya: 

1) Ada apa dengan Jokowi? Belum 100 hari pemerintahannya, ia sudah membuat empat blunder.

2) Blunder keempat: penunjukan Jaksa Agung berasal dari partai politik. Puncak tertinggi penegakkan hukum tak membuat publik nyaman.

3) Penunjukkan jaksa agung ini dapat menjauhkan Jokowi dari pendukung utamanya: aneka civil society yg sangat concern dgn penegakkan hukum.

4) Blunder ketiga adalah saat menaikkan harga BBM dalam waktu yang tidak tepat. Saat ini harga minyak dunia justru turun.

5) Blunder BBM ini menjauhkan Jokowi dari pendukung tradisionalnya: wong cilik.

6) Dari Pilpres Juli lalu, karena wong cilik ini Jokowi menang tipis atas Prabowo. Kini sebagian wong cilik mulai menjauh dari Jokowi.

7) Blunder kedua adalah ketika Jokowi menjanjikan kabinet "non-transaksional, the dream team." Publik sangat merindukannya terwujud.

8) Yang terjadi, kabinet "as usual," penuh dengan transaksi dan kompromi. Banyak yg bukan "the right person in the right place."

9) Blunder pertama adalah janji membentuk kabinet ramping. Cukup lihat di google mengenai janji kampanye itu.

10) Publik sudah membayangkan reformasi yg akan dilakukan Jokowi atas jumlah kementrian, membuatnya lebih ringkas dan efektif.

11) Yang terjadi kembali kabinet "as usual" yang sama banyaknya dengan kabinet presiden SBY. Beda antara janji dan realisasi.

Jokowi Bukan Strong Leader

Atas dasar itu, ia menyebut Jokowi tak mengesankan sebagai pemimpin yang kuat. Berikut isi kultwitnya:

12) Dengan 4 blunder sebelum 100 hari, Jokowi tidak mengesankan sbg seorang strong leader. 13) Padahal seorang strong leader itu yang diharapkan publik lahir dari hasil akhir pilpres 2014.

14) Dua ciri strong leader yang luput dari Jokowi di sebelum 100 hari pertamanya. Pertama, ia harus punya core philosophy.

15) Seorang strong leader harus memiliki prinsip politik yang kokoh. Prinsip itu menjadi haluan yang ia janjikan ketika kampanye.

16) Core philosophy itu tergambar dari satu kata antara janji dan tindakan, kata dan perbuatan.

17) Empat blunder Jokowi itu justru menunjukkan, di antaranya, tidak satunya janji dan realisasi, tak satunya kata dan perbuatan.

18) Ciri kedua strong leader adalah ia tidak tunduk pada tekanan, dgn mengorbankan prinsip politiknya. Ia bahkan mampu menambah dukungan.

19) Semakin banyak pendukung akan semakin kuat ia selaku pemimpin politik. Yang terjadi, dukungan Jokowi semakin lemah.

Kepuasan Publik kepada Pemerintah Jokowi di Bawah 50 Persen

Hal ini, menurut dia mendorong Jokowi mulai jauh dari pendukung sesungguhnya yaitu, wong cilik. Tak heran kepuasan publik kepada dirinya mulai rontok. Ia menyebut kepuasan publik saat ini dibawah 50 persen

Berikut kultwit milik dia: 20) Survei LSI muthakir, kepuasan publik atasnya sudah di bawah 50 persen sebelum 100 hari pemerintahannya.

21) Mendapatkan kepuasan di bawah 50 persen sebelum 100 hari itu adalah warning yang akan menyulitkan pemerintahannya di kemudian hari.

22) Publik tak meragukan kesungguhan Jokowi. Tapi publik mulai meragukan kapabilitasnya memimpin politik nasional yg kompleks.

23) Situasi akan lebih rumit lagi jika protes publik atas BBM dan jaksa agung didukung oleh KMP yg menguasai parlemen.

24) Semoga Jokowi dan team menyadari 4 blunder yg sudah dibuatnya. Lalu tumbuh semakin kuat sebagi strong leader.






sumber : rol

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Responsive Ads Here