Kader PKS dikenal sebagai kader yang tahan banting dan sabar. Jika di tanah air kader PKS harus kuat dengan berita-berita fitnah media. Maka kader-kader PKS di Malaysia harus kuat menempuh panjangnya perjalanan untuk sekedar mengisi pengajian, yasinan bahkan maulidan di tengah-tengah ladang sawit.
Kegiatan tersebut dilakukan jauh sebelum hingar bingarnya pemilu. Kader PKS memang terpanggil untuk berdakwah ke pabrik-pabrik, kongsi (kumpulan pekerja di area pembangunan) dan ladang-ladang sawit di tengah hutan hanya karena peduli akan nasib para pekerja tersebut.
Salah satunya adalah kisah kader PKS di wilayah Kedah. Pak Hamdi adalah salah seorang kader PKS yang telah menetap selama kurang lebih 5 tahun di Malaysia. Beliau merasa terpanggil untuk menyambangi kembali TKI di ladang ketika diundang untuk mengisi acara maulidan. Rata-rata yang tinggal di ladang tersebut adalah pekerja kasar beserta keluarganya dan hidup pas-pas-pasan. Perjalanan memakan waktu 2 jam dengan jalan tanah karena berada di tengah-tengah perkebunan sawit. Pak Hamdi rutin datang ke ladang tersebut seminggu sekali dengan uang pribadinya.
Lain lagi pengalaman Ibu Ningrum, salah seorang kader PKS yang juga ibu dari 4 orang anak. Saat Ramadhan beliau bersama rekan-rekan sesama kader PKS Selangor mengadakan buka puasa bersama di tengah ladang wilayah tersebut. Sambil membawa 150 nasi kotak dan kue-kue untuk berbuka puasa, mereka lalui liku perjalanan yang tidak mudah. Lokasi sangat terpencil dengan jarak puluhan kilometer serta jalan yang tidak stabil menjadi memori tersendiri bagi Ibu Ningrum. Sesampainya di sana, bukan lelah yang didapat tapi rasa haru luar biasa. Sebab WNI para pekerja di sana memberikan sambutan yang ramah dan sukacita. Mereka belum pernah sama sekali disambangi sesama WNI dan lembaga, apalagi partai.
Ternyata di tengah ladang yang sudah menjadi perkampungan tersebut ada sekitar seribu orang WNI yang tinggal dalam kondisi menyedihkan. Hanya beratap rumah panggung dengan perabot seadanya. Belum lagi sarana sanitasi yang tidak memenuhi syarat.
Sambil mengelap air mata dan memeluk hangat kader perempuan PKS, seorang ibu penghuni ladang mengatakan rasa bahagianya terhadap kader-kader PKS sebab mereka merasa kembali ke kampung halamannya. Kader-kader PKS ini secara sukarela rutin melakukan kegiatan tersebut sambil diisi dengan pengajian Quran atau iqro.
Sisi berikutnya ada cerita dari Pak Rauf, salah satu kader PKS yang tidak muda lagi. Beliau rutin mendatangi TKI di wilayah Port Klang hanya untuk memimpin pengajian yasinan dan sekedar mendengarkan keluh kesah mereka. Apa motivasi Pak Rauf hingga rela menempuh perjalanan lebih dari 1 jam dari tempat tinggalnya di Kuala Lumpur? Tidak lain adalah karena ukhuwah dan kepedulian. Kakek 2 cucu ini ingin hidupnya lebih bermakna dunia akhirat dengan bergabung bersama PKS.
“Jika saja Indonesia itu adil dan makmur, tentu kita tidak perlu jauh-jauh datang ke Malaysia. Karena itulah mari sama-sama peduli satu sama lain” kata bapak yang juga mewakafkan kendaraannya untuk digunakan berdakwah.
Itulah sekelumit kisah kader PKS dari sekian banyak kader-kader PKS yang dengan sukarela dan tulus peduli terhadap WNI yang membutuhkan bantuan di negeri jiran. Maka tak heran jika dukungan terhadap partai berlambang bulan sabit kembar tersebut melonjak naik di Malaysia. Itu karena kerja-kerja ikhlas para kadernya jauh sebelum pemilu diadakan.(Ellina Supendy)
Sumber : Facebook Artati Sansumardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar