Ada yang mengatakan “Jika ingin merebut dunia kuasailah media”, sehingga semua orang berlomba-lomba ingin memiliki media. Media yang saya maksudkan adalah semua media, baik media cetak, online, radio, televisi dan social media.
“Dan sehebat-hebatnya Partai dan Politisi yang menggunakan media, bahkan menghabiskan dana besar untuk media, menurut saya pada akhirnya nanti akan kecewa dan akan ditinggalkan para pemilihnya, karena ternyata media masih kalah dengan sepotong kolak.”
Sepotong kolak…ya kolak. Kolak terbuat dari pisang, yang dipotong-potong dan dimasak dengan campuran santan dan gula merah.
Ini terjadi ketika pemilihan Gubernur Sumatera Utara 7 maret lalu. Bu ani (bukan nama sebenarnya) pada hari pemilihan, datang menjumpai kader PKS didekat rumahnya menanyakan. PKS nomor berapa (maksudnya calon gubernur yang didukung PKS). Kemudian langsung mendatangi TPS dan memilih pilihannya, tentunya pilihannya pilihanPKS.
Karena dia sering mendengarkan berita miring tentang PKS di Tv dan dikoran-koran yang dibacanya, bahkan anaknya sempat mengatakan kalau kita jangan pilih PKS.
Tapi dengan tenang dia mengatakan :
" Nak, kamu kenal pak pohan (bapak Abdul Rahman Pohan ini kader PKS)
yakin gak kamu dia itu korupsi? yakin gak kamu kalau dia berbohong
sementara solatnya di mesjid, akhlaknya bagus."
Anaknya menjawab "Tidak bu…"
" Ingat gak kamu bulan puasa kemarin, siapa yang memberi kolak pada kita??"
" Tv?koran? ngak kan …"
" Iya bu" jawab anaknya…" ya udah yok kita pilih PKS" (maksudnya calon PKS).
Begitulah masyarakat, mereka tidak begitu peduli dengan media. Mereka lebih melihat kerja…! mereka melihat dengan mata hati. Walaupun para politisi menghabiskan iklan di tv, menghabiskan dana untuk menghujat partai lain di tv, koran, majalah, dll. Tetapi mereka tidak begitu peduli.
Jadi buat para politikus nakal, jangan terlalu berharap banyak dengan media karena“MEDIA TELAH DIKALAHKAN DENGAN SEPOTONG KOLAK”.
Sumber : Facebook Artati Sansumardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar