PKS Yakin Ada Nazaruddin-Nazaruddin Baru Bila Masyarakat Pilih Caleg Karena Lihat Capres

Perdebatan Pemilu saat ini didominasi oleh persoalan survei. Sementara persoalan yang terkait dengan program-program kerakyatan nyaris terabaikan.

"Yang dibahas itu seharusnya rakyat dapat apa. Sekarang ini untuk hasil survei yang maksimal orang pun kemudian melakukan pengelembungan citra," kata Wakil Sekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Fahri Hamzah, beberapa saat lalu (Senin, 31/3).

Fahri mengingatkan, dalam lima tahun terakhir, PKS memang gencar melancarkan kritik terhadap pencitraan dan tebar pesona. Hal itu berdampak pada efek citra yang dipersonalisasi oleh individu. Dan pencitraan pada seorang sosok yang akan dijadikan presiden secara berlebihan akan berdampak juga pada pemilu legislatif.

Padahal, kata Fahri, pemilu legislatif dan pemilu presiden sangat berbeda. Pada pemilu legislatif masyarakat seharusnya memilih setiap caleg dengan melihat rekam jejaknya dan bukan melihat pada calon presiden yang dicitrakan berlebihan tersebut.

"Dulu SBY itu sangat populer dan dampaknya juga pada Partai Demokrat yang menang besar. Setelah itu ternyata banyak kader-kader SBY yang korup," katanya.

Peristiwa tersebut tambahnya angan terulang, dan harus periksa track rekord masing-masing caleg dan bukan hanya berdasarkan citra sang capres.

"Jika masyarakat memilih caleg berdasarkan capres yang sudah dipoles sana sini, maka akan muncul Nazaruddin-Nazaruddin lainnya. Sebelumnya masyarakat juga menokohkan Megawati pada pemilu 1999 dan hasilnya juga mengecewakan," demikian Fahri.





Sumber : Facebook Artati Sansumardi