Produsen mobil lokal PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK), Esemka sempat mendapat 'angin segar' ketika dominasi mobil buatan Jepang sangat kuat di pasar nasional.
Pamor mobil Esemka mendadak naik dan jadi sorotan masyarakat Indonesia. Semua itu bermula ketika Joko Widodo gencar melakukan promosi saat masih menjadi sebagai Wali Kota Solo.
Bahkan saat itu, Jokowi sempat menggunakan Esemka menjadi kendaraan dinasnya. Meski tidak berlangsung lama. Sebab, mobil hasil kreasi siswa SMK itu harus dikandangkan lantaran tidak lolos uji emisi.
Jokowi pun harus rela tidak memakai mobil itu lagi. Dia mengaku tak ingin mencemari lingkungan di kota Solo, gara-gara mobil AD 1 A polusinya menjadi naik. Selain itu, kata dia, mobil yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang berlaku.
Setelah dilakukan perbaikan, Esemka pun kembali ikut uji emisi, hasil cukup memuaskan karena dinyatakan lulus dan layak.
Saat semua tahap sudah dilewati untuk segera diproduksi massal, Esemka harus ditinggal Jokowi yang maju dan terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Meski begitu, Jokowi mengaku tetap memberikan dukungan dan siap menghantarkan mobil Esemka sampai ke gerbang pasar. Esemka pun akhirnya masuk pasar dengan harga jual sekitar Rp100-140 juta per unit
Tapi kali ini, Jokowi tidak menggunakan Esemka sebagai kendaraan dinas ketika sudah menjadi orang nomor satu di DKI Jakarta.
Padahal, PT Solo Techno Park (STP) berniat mempersiapkan mobil Esemka Rajawali edisi spesial. Esemka ini dirancang pihak STP untuk Jokowi. Varian bergenre Sport Utility Vehicle (SUV) akan memiliki desain berbeda dengan Esemka yang selama ini sudah dilihat publik.
Jokowi justru memilih mobil MPV buatan Jepang, Toyota Innova. Memiliki kapasitas penumpang lebih banyak, menjadi salah satu alasannya dan itu juga yang membuatnya menolak menggunakan mobil dinas Toyota Land Cruiser yang disediakan Pemprov DKI Jakarta, sebagai fasilitas penunjang kerjanya.
Lambat laun pamor Esemka terus meredup, namanya mulai tenggelam. Terlebih ketika booming mobil murah buatan Jepang membanjir pasar pada tahun lalu. Apalagi produsen Esemka mulai kehabisan modal untuk biaya produksi.
Baca juga: Riwayat Tempat Perakitan Mobil Esemka, Dulu Ramai Sekarang Sepi
Tak mau cuma berpasrah lantaran modal cekak, produsen menyiasati dengan lebih fokus membangun jaringan bengkel resmi untuk perawatan dan penjualan suku cadang mobil tersebut.
Tapi daerah yang dipilih hanya beberapa saja, paling potensial terhadap penjualan Esemka. Selain Solo, Madiun, Kediri, Tasikmalaya, Cirebon, Jakarta, Ciamis, Pati, Salatiga, Jogja, Malang, Lampung, Riau, Dumai, NTB, dan Bali.
Di tengah perjuangan tetap eksis di pasaran. Esemka kini mulai berharap lagi ketika PDI Perjuangan memberikan mandat kepada Jokowi untuk menjadi calon presiden Indonesia.
Direktur Pelayanan dan Pengembangan, Solo Techno Park, Gampang Sarwono mengatakan, Jokowi diharapkan bisa terus mendukung dan menjadikan Esemka sebagai mobil nasional Indonesia.
Kata dia, Esemka memiliki potensi cukup besar untuk menjadi mobil nasional Indonesia. Dengan begitu, bakal 'merangsang' merek lokal lainnya memproduksi mobil.
Tapi menurut Gampang, jika Jokowi nantinya sudah menjadi presiden, ia tidak hanya mengurus urusan otomotif saja tapi banyak hal yang harus dilakukan.
Lantas apakah Jokowi bisa mengangkat kembali pamor Esemka yang kini mulai terlupakan? kita lihat saja.
Sumber : Facebook Artati Sansumardi
Pamor mobil Esemka mendadak naik dan jadi sorotan masyarakat Indonesia. Semua itu bermula ketika Joko Widodo gencar melakukan promosi saat masih menjadi sebagai Wali Kota Solo.
Bahkan saat itu, Jokowi sempat menggunakan Esemka menjadi kendaraan dinasnya. Meski tidak berlangsung lama. Sebab, mobil hasil kreasi siswa SMK itu harus dikandangkan lantaran tidak lolos uji emisi.
Jokowi pun harus rela tidak memakai mobil itu lagi. Dia mengaku tak ingin mencemari lingkungan di kota Solo, gara-gara mobil AD 1 A polusinya menjadi naik. Selain itu, kata dia, mobil yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang berlaku.
Setelah dilakukan perbaikan, Esemka pun kembali ikut uji emisi, hasil cukup memuaskan karena dinyatakan lulus dan layak.
Saat semua tahap sudah dilewati untuk segera diproduksi massal, Esemka harus ditinggal Jokowi yang maju dan terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Meski begitu, Jokowi mengaku tetap memberikan dukungan dan siap menghantarkan mobil Esemka sampai ke gerbang pasar. Esemka pun akhirnya masuk pasar dengan harga jual sekitar Rp100-140 juta per unit
Tapi kali ini, Jokowi tidak menggunakan Esemka sebagai kendaraan dinas ketika sudah menjadi orang nomor satu di DKI Jakarta.
Padahal, PT Solo Techno Park (STP) berniat mempersiapkan mobil Esemka Rajawali edisi spesial. Esemka ini dirancang pihak STP untuk Jokowi. Varian bergenre Sport Utility Vehicle (SUV) akan memiliki desain berbeda dengan Esemka yang selama ini sudah dilihat publik.
Jokowi justru memilih mobil MPV buatan Jepang, Toyota Innova. Memiliki kapasitas penumpang lebih banyak, menjadi salah satu alasannya dan itu juga yang membuatnya menolak menggunakan mobil dinas Toyota Land Cruiser yang disediakan Pemprov DKI Jakarta, sebagai fasilitas penunjang kerjanya.
Lambat laun pamor Esemka terus meredup, namanya mulai tenggelam. Terlebih ketika booming mobil murah buatan Jepang membanjir pasar pada tahun lalu. Apalagi produsen Esemka mulai kehabisan modal untuk biaya produksi.
Baca juga: Riwayat Tempat Perakitan Mobil Esemka, Dulu Ramai Sekarang Sepi
Tak mau cuma berpasrah lantaran modal cekak, produsen menyiasati dengan lebih fokus membangun jaringan bengkel resmi untuk perawatan dan penjualan suku cadang mobil tersebut.
Tapi daerah yang dipilih hanya beberapa saja, paling potensial terhadap penjualan Esemka. Selain Solo, Madiun, Kediri, Tasikmalaya, Cirebon, Jakarta, Ciamis, Pati, Salatiga, Jogja, Malang, Lampung, Riau, Dumai, NTB, dan Bali.
Di tengah perjuangan tetap eksis di pasaran. Esemka kini mulai berharap lagi ketika PDI Perjuangan memberikan mandat kepada Jokowi untuk menjadi calon presiden Indonesia.
Direktur Pelayanan dan Pengembangan, Solo Techno Park, Gampang Sarwono mengatakan, Jokowi diharapkan bisa terus mendukung dan menjadikan Esemka sebagai mobil nasional Indonesia.
Kata dia, Esemka memiliki potensi cukup besar untuk menjadi mobil nasional Indonesia. Dengan begitu, bakal 'merangsang' merek lokal lainnya memproduksi mobil.
Tapi menurut Gampang, jika Jokowi nantinya sudah menjadi presiden, ia tidak hanya mengurus urusan otomotif saja tapi banyak hal yang harus dilakukan.
Lantas apakah Jokowi bisa mengangkat kembali pamor Esemka yang kini mulai terlupakan? kita lihat saja.
Sumber : Facebook Artati Sansumardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar