Gubernur DKI Jokowi mengaku belum punya jurus jitu untuk mengatasi pengemis di Jakarta. Tapi di Surabaya, Wali Kota Tri Rismaharini sudah punya solusinya. Apa solusinya?
"Di Surabaya tidak ada pengemis, bisa dicek. Kalau ada yang ngemis saya tangkap, saya tega," kata Risma saat berkunjung ke Gedung Trans TV di Jl. Kapten Piere Tendean, Jakarta Selatan, Selasa (11/2/2014).
Risma punya alasan tak ingin Surabaya jadi kota dengan banyak pengemis. Menurutnya, Indonesia adalah negara besar dan harus menjaga kehormatan.
"Kita harus jadi negara terhormat, tidak boleh ada yang ngemis," katanya.
Karena itu para pengemis dipensiunkan. Risma memberikan pelatihan agar para pengemis bisa berkarya di bidang lain.
"Ada yang minta pelatihan saya beri pelatihan, jadi tidak ada lagi yang ngemis," katanya.
Selain pengemis, Risma juga sudah membebaskan Surabaya dari pengamen. Pengamen jalanan disulap jadi musisi jalanan
."Pengamen kita gaji Rp 2,5 juta sebulan. Tapi tidak boleh ada yang muter, jadi dia boleh ngamen tapi berhenti saja di situ," kata Risma yang mengenakan batik cokelat ini.
Jokowi pernah mengakui secara terbuka dirinya belum punya jurus mengatasi pengemis dan anak jalanan. "Saya ngomong apa adanya, memang belum terselesaikan," kata Jokowi saat ditanya soal solusi mengatasi pengemis dan anak jalanan di Jakarta.
Hal ini disampaikan Jokowi saat berkunjung ke redaksi TransTV di Jl Kapten Tendean No 12-14 A, Jakarta Selatan, Kamis (9/1/2014) petang.
Jokowi mengaku sudah melakukan banyak hal untuk mengatasi dua masalah tersebut. Namun belum juga terselesaikan.
"Anak jalanan sudah ada tempat penampungan, pengemis juga sudah dibawa dari perempatan-perempatan. Tapi penampungan tidak cukup, ya memang belum terselesaikan," kata pria 52 tahun yang mengenakan kemeja putih ini.
Sumber : Facebook Artati Sansumardi
"Di Surabaya tidak ada pengemis, bisa dicek. Kalau ada yang ngemis saya tangkap, saya tega," kata Risma saat berkunjung ke Gedung Trans TV di Jl. Kapten Piere Tendean, Jakarta Selatan, Selasa (11/2/2014).
Risma punya alasan tak ingin Surabaya jadi kota dengan banyak pengemis. Menurutnya, Indonesia adalah negara besar dan harus menjaga kehormatan.
"Kita harus jadi negara terhormat, tidak boleh ada yang ngemis," katanya.
Karena itu para pengemis dipensiunkan. Risma memberikan pelatihan agar para pengemis bisa berkarya di bidang lain.
"Ada yang minta pelatihan saya beri pelatihan, jadi tidak ada lagi yang ngemis," katanya.
Selain pengemis, Risma juga sudah membebaskan Surabaya dari pengamen. Pengamen jalanan disulap jadi musisi jalanan
."Pengamen kita gaji Rp 2,5 juta sebulan. Tapi tidak boleh ada yang muter, jadi dia boleh ngamen tapi berhenti saja di situ," kata Risma yang mengenakan batik cokelat ini.
Jokowi pernah mengakui secara terbuka dirinya belum punya jurus mengatasi pengemis dan anak jalanan. "Saya ngomong apa adanya, memang belum terselesaikan," kata Jokowi saat ditanya soal solusi mengatasi pengemis dan anak jalanan di Jakarta.
Hal ini disampaikan Jokowi saat berkunjung ke redaksi TransTV di Jl Kapten Tendean No 12-14 A, Jakarta Selatan, Kamis (9/1/2014) petang.
Jokowi mengaku sudah melakukan banyak hal untuk mengatasi dua masalah tersebut. Namun belum juga terselesaikan.
"Anak jalanan sudah ada tempat penampungan, pengemis juga sudah dibawa dari perempatan-perempatan. Tapi penampungan tidak cukup, ya memang belum terselesaikan," kata pria 52 tahun yang mengenakan kemeja putih ini.
Sumber : Facebook Artati Sansumardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar