Menanggapi hal ini, pihak DPP Gerindra menyatakan dalam dunia usaha hal seperti ini biasa terjadi, adakalanya perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan kertas ini jatuh bangun. Pihak Gerindra juga mengklaim bahwa perusahaan saat ini tengah berupaya membayar gaji karyawan secara bertahap.
Namun persoalannya bukanlah tentang jatuh bangunnya perusahaan Prabowo tersebut, namun ini mengenai hidup mati ratusan karyawannya yang terpaksa menjual semua harta benda untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari – hari. Tertundanya pembayaran gaji membuat kehidupan mereka sangat sulit.
Melihat kejadian ini membuat kita miris. Sementara Prabowo mampu membayar biaya iklan pencitraan di media massa hingga miliaran rupiah, namun ia melupakan nasib ratusan karyawan beserta anak istrinya yang hidup terlunta – lunta karena tidak memperoleh gaji.
Ironisnya, Prabowo yang mengusung gerakan perubahan dengan slogan “Kalau Bukan Kita Siapa Lagi, Kalau Bukan Sekarang Kapan Lagi” ternyata tak mampu membuktikan kata – katanya bahkan sebelum pertarungan menuju RI 1 dimulai. Jika 600 – an karyawa saja tak mampu disejahterakannya, lalu bagaimana Prabowo mampu mensejahterakan 250 juta penduduk Indonesia lainnya?
Sumber : Facebook Artati Sansumardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar