Menangis
adalah sebuah reaksi emosi yang wajar. Umumnya, perempuan lebih mudah
dan lebih sering menangis daripada laki-laki. Masyarakat umumnya
menuntut laki-laki agar kuat dan tegar, salah satu bentuknya adalah
dengan tidak menangis. Jika seorang laki-laki kedapatan sedang menangis,
cibiran dan cemoohan pun akan tertuju padanya. “Kamu itu laki-laki,
jangan nangis seperti perempuan!”
Sumber : Artati Sansumardi
Laki-laki
memang harus kuat, tetapi bukan berarti tak boleh menangis. Menangislah
ketika mengingat Allah. Menangislah ketika menyesali dosa-dosa yang
telah diperbuat. Menangislah….
Pernah
suatu ketika Rasulullah Saw. menangis sepanjang malam. Apa yang membuat
beliau menangis sepanjang malam? Apakah istri? Anak keturunan? Harta
benda dan kebun-kebun? Ternyata bukan karena hal-hal duniawi tersebut.
Beliau
menangisnya karena dalam shalatnya beliaumembaca Al-Quran Surah
Al-Ma’idah ayat 118 yang menceritakan doa untuk umatnya, untuk kita.
Beliau shalat sambil menangis hingga waktu subuh tiba. Beliau terus mengulang-ulang ayat tersebut. “Jika
Engkau siksa mereka, sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu, dan
jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya Engkau Mahaperkasa lagi
Mahabijaksana.”
Kemudian beliau memanjatkan kedua tangan seraya berdoa, “Ya Allah, umatku … umatku ….”
Lalu beliau menangis tersedu-sedu.
Lalu beliau menangis tersedu-sedu.
Allah Ta’ala berkata kepada Jibril, “Wahai Jibril, pergi dan temuilah Muhammad. Tuhanmu Maha Mengetahui. Sekarang tanyakan kepadanya, kenapa dia menangis?”
Jibril
pun menemui Rasulullah Saw. untuk menanyakan sebab musabab beliau
menangis. Rasulullah Saw. berterus terang kepada Jibril mengenai
kekhawatiran beliau pada umat beliau. Jibril pun melaporkan pengaduan
Rasulullah itu kepada Allah.
Allah menjawab, “Sekarang,
pergi dan temui Muhammad. Katakan padanya bahwa Aku meridainya untuk
memberikan syafaat kepada umatnya dan Aku tidak akan berbuat buruk
kepadanya.” (HR Muslim dan Ath-Thabari)
Rasulullah
Saw., manusia mulia itu, laki-laki agung itu, menangis dalam shalatnya.
Menangis memohon ampunan untuk umatnya, kita. Subhanallah. Sungguh
besar cinta Rasulullah Saw. pada kita. Bagaimana dengan kita?
Menangiskah kita ketika mengingat Allah dan Rasul-Nya? Sumber : Artati Sansumardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar