Ulama dan dai internasional asal Arab Saudi, Syaikh Muhammad Al-Arifi, menyatakan dukungan setianya kepada Salman bin Abdulaziz menjadi raja Arab Saudi menyusul wafatnya Raja Abdullah, Jumat (23/1/2015) kemarin.
Sebenarnya Syaikh Al-Arifi baru saja dilepaskan keamanan kerajaan Saudi beberapa pekan lalu. Beliau mendekam di tahanan selama dua bulan karena mengkritik pemerintah melalui akun twitternya.
Kali ini pun Syaikh Al-Arifi memberikan dukungannya dengan membuat sebuah hastag di twitter #rakyat_membaiat_raja_salman_dan_dua_wakilnya. Beliau juga menuliskan, “Ya Allah, lindungilah keamanan negeri kami, para pemimpin kami, dan satukanlah barisan kami.”
Tweet ini mendapatkan like dari ribuan followernya. Mereka mengatakan bahwa Syaikh Al-Arifi adalah orang yang benar-benar mencintai tanah airnya.
Namun tak kalah banyak juga followernya yang memprotes sikap beliau ini. Apalagi salah satu wakil raja ini, Pangeran Muhammad bin Nayef, adalah orang yang bertanggung jawab atas penangkapan terhadap lawan politik, dan Syaikh Al-Arifi sendiri menjadi salah satu korbannya.
Para follower menuduh Syaikh Al-Arifi menggunakan standar ganda; beliau mendukung revolusi di beberapa negara Musim Semi Arab, dan di saat yang sama, berbela sungkawa dan mendoakan orang yang telah membantu menghancurkan revolusi-revolusi tersebut. Raja Abdullah juga yang telah mendukung Abdul Fattah As-Sisi mengudeta pemerintahan Presiden Mursi di Mursi.
Sementara itu, seorang dai yang lain, Abdulaziz Tarifi, diam dan tidak berkomentar apa-apa tentang meninggalnya Raja Abdullah dan diangkatkan Pangeran Salman Abdulaziz. Dengan demikian, beliau menjadi satu-satunya tokoh Saudi yang tidak turut berbelasungkawa dengan meninggalnya Raja Abdullah.
Ini memang hal yang unik, karena mayoritas ulama Saudi menyatakan bela sungkawa. Kecaman-kecaman terhadap Raja Abdullah saat kematiannya memang ramai tapi terbatas di luar kerajaan Arab Saudi.
Sumber : dakwatuna
Sebenarnya Syaikh Al-Arifi baru saja dilepaskan keamanan kerajaan Saudi beberapa pekan lalu. Beliau mendekam di tahanan selama dua bulan karena mengkritik pemerintah melalui akun twitternya.
Kali ini pun Syaikh Al-Arifi memberikan dukungannya dengan membuat sebuah hastag di twitter #rakyat_membaiat_raja_salman_dan_dua_wakilnya. Beliau juga menuliskan, “Ya Allah, lindungilah keamanan negeri kami, para pemimpin kami, dan satukanlah barisan kami.”
Tweet ini mendapatkan like dari ribuan followernya. Mereka mengatakan bahwa Syaikh Al-Arifi adalah orang yang benar-benar mencintai tanah airnya.
Namun tak kalah banyak juga followernya yang memprotes sikap beliau ini. Apalagi salah satu wakil raja ini, Pangeran Muhammad bin Nayef, adalah orang yang bertanggung jawab atas penangkapan terhadap lawan politik, dan Syaikh Al-Arifi sendiri menjadi salah satu korbannya.
Para follower menuduh Syaikh Al-Arifi menggunakan standar ganda; beliau mendukung revolusi di beberapa negara Musim Semi Arab, dan di saat yang sama, berbela sungkawa dan mendoakan orang yang telah membantu menghancurkan revolusi-revolusi tersebut. Raja Abdullah juga yang telah mendukung Abdul Fattah As-Sisi mengudeta pemerintahan Presiden Mursi di Mursi.
Sementara itu, seorang dai yang lain, Abdulaziz Tarifi, diam dan tidak berkomentar apa-apa tentang meninggalnya Raja Abdullah dan diangkatkan Pangeran Salman Abdulaziz. Dengan demikian, beliau menjadi satu-satunya tokoh Saudi yang tidak turut berbelasungkawa dengan meninggalnya Raja Abdullah.
Ini memang hal yang unik, karena mayoritas ulama Saudi menyatakan bela sungkawa. Kecaman-kecaman terhadap Raja Abdullah saat kematiannya memang ramai tapi terbatas di luar kerajaan Arab Saudi.
Sumber : dakwatuna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar