RDP dengan pihak Imigrasi Balikpapan
Syukri Wahid, anggota dewan dari F-PKS yang juga Ketua Komisi I DPRD Balikpapan mengadakan sidak ke penampungan imigran gelap di Balikpapan. Beliau dan anggota dewan yang lain juga telah melakukan RDP (Rapat Dengar Pendapat) dengan pihak Imigrasi Balikpapan (11/12/2014).
Berikut Poin-poin Hasil Sidak dan RDP yang disampaikan Syukri Wahid ke redaksi PIYUNGAN ONLINE:
1. Sejak Oktober sd 7 Des 2014 gelombang kedatangan mereka ke Balikpapan masuk via maskapai Lion Air ke Sepinggan airport.
DPRD akan memanggil Angkasa pura dan perwakilan maskapai di Balikpapan via Badan otorita Bandara. Ini solusi jangka pendek pertama, karena mereka masuk lewat pintu domestik dianggap sebagai penumpang dalam negri tanpa dokumen resmi, kita saja harus pakai KTP. Mengapa pihak maspakai memberikan mereka seat? Siapa yang advise mereka gunakan maskapai tersebut? DPRD meminta agar maskapai tidak boleh lagi memfasilitasi kedatangan imigran ke Balikpapan, padahal jelas dalam dokumen satu-satunya yang mereka miliki adalah surat dari UNHCR yang mereka dapat di Jakarta jelas tertulis "Dilarang mendekati area Bandara", tapi kok bisa dapat fasilitas penerbangan LION AIR?
2. Kantor Imigrasi tidak punya wewenang untuk memulangkan mereka, karena aturan keimigrasian tidak bisa diberlakukan atas mereka karena status tersebut. Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) adalah unit satker lain dari mereka. Karena keterbatasan SDM di Rudenim Balikpapan dan sudah tidak bisa menampung lagi akhirnya atas pertimbangan kemanusiaan Kepala kantor mempersilahkan sebanyak 86 orang menginap di halaman rumah dinasnya sesuai foto.
3. IOM (International Organization for Migration) adalah lembaga internasional pengungsi yang sudah bekerjasama dengan imigrasi, bahkan Rudenim di Balikpapan mereka yang renovasi bangunannya. Para pencari suaka itulah yang selama di Balikpapan kebutuhan dasarnnya di handle oleh IOM cabang Balikpapan. DPRD sudah meminta agar mereka tidak "dimanjakan" agar mereka rasakan bahwa fasilitas dalam penampungan dibuat sengaja tidak nyaman agar ada keinginan pulang. Beberapa dari mereka kebetulan bisa bahasa Inggris sehingga dari mereka saya sudah dengar ada yg minta pulang kembali ke negaranya.
4. Tujuan utama mereka diantaranya memang ada yang ke Australia, seperti TKI kita banyak yang terobsesi kerja di luar negeri maka seperti itulah juga mereka, dari diskusi saya dengan mereka tujuan utama kerja di sana seperti keluarga dan teman mereka yang sudah dahulu ke Australia. Mereka banyak masuk lewat agen-agen penyalur, rute dari Afganistan ke Pakistan dan masuk ke Malasiya atau dari Thailand tapi ada juga yang tujuannya yang penting keluar dari Afghanistan.
5. Karena pemerintah Australia sekarang membuat kebijakan ketat terkait dengan pendatang gelap, maka mereka sebagian besar tidak bisa masuk kesana dan transit di beberapa kota di Indonesia sampai mereka mencari target dapat status pengungsi dari UNHCR karena Rudenim Balikpapan baru diresmikan bulan oktober lalu, maka itu sama saja mengundang "pendatang" lewat info sesama agen atau kawan mereka yang sudah pasti ada yang fasilitasi mereka semua.
6. Yang di Rudenim mereka memang beragama Syiah dan menurut pengakuan salah satu staf Rudenim pada saat hari Asyura mereka merayakan dalam Rudenim tsb dan sempat demo karena dilarang melakukan ritual dalam gedung tersebut, tapi bayangkan penjaga hanya 5 orang dan dibagi 3 shift mengawasi mereka, intinya SDM di Rudenim sudah tidak memadai mengawasi sebanyak itu. Padahal baru diresmikan Oktober 2014 langsung penuh.
7. Kalau yang rudenim relatif lebih aman karena mereka terlokalisir di dalam seperti penjara tapi bagaimana dengan yang ditampung di halaman kepala kantor dekat dari pusat keramaian dan merekea leluasa berkeliaran dalam kota karena tidak ada pengawasanan? DPRD telah meminta agar kepala imigrasi menyampaikan ke muspida agar seluruh stakeholder sama dalam bersikap menangani massalah ini. DPRD Balikpapan telah mewanti-wanti jangan sampai menimbulkan dampak sosial akibat bebasnya mereka ditampung ditempat terbuka seperti itu.
8. Saat di Rudenim tadi banyak yang bisa berbahasa inggris karena memang obsesi mereka kerja layak diluar Afghanistan.
9. Saya bertanya kenapa anda harus keluar dari negara sendiri? Mereka bilang mereka ditindas oleh mayoritas penguasa disana. Saya bilang kan kemarin baru pilpres di sana dan negara anda relatif lebih aman dari situasi berapa tahun sebelumnya. Motif ekonomi memang dominan tapi saya tetap melihat kewaspadaan itu harus ada untuk kita sikapi.
10. Dari hasil diskusi kami baik dengan jajaran Imigrasi kota Balikpapan memperlihatkan memang lemahnya posisi negara kita dan kedepan seharusnya pemerintah bisa mencontoh Malaysia yang sangat ketat dengan para pencari suaka. Kita seperti pasar oleh negara besar. IOM memiliki pendanaan yang besar, siapa dibelakang mereka? Saya sempat berpikir apakah IOM ini seperti agen ber-cover lembaga pengungsi? Yang datang kemarin meresmikan Rudenim Balikpapan adalah orang Australia. Seluruh makanan dan kesehatan pengungsi di Balikpapan didanai oleh IOM, mereka punya standar yang tinggi untuk memperlakukan pengungsi.
11. Saat saya tanya bisa tidak pendatang ini (atas biaya pemda) kita keluarkan mereka? Kepala imigrasi bilang bisa saja pak, tapi mau di "buang kemana"? Ini sebenarnya tugas negara, pemerintah harus tegas. Beliau minta dukungan juga sama-sama berjuang. Kita lihat saja presiden kita kebijakannya seperti apa? Karena sejak Oktober justru makin banyak imigran masuk ke Indonesia sedangkan Tony Abbot PM Australia justru berani menutup. Atau memang wajah bangsa kita memang terlalu menggoda untuk di jajah?
Wallahu A'lam
__
Imigran yang ditampung di rumah Kepala Imigrasi Balikpapan:
Sumber : PIYUNGAN ONLINE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar