Pelajaran Berharga dari Perang Gaza - Bulan Sabit Kembar

Breaking

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

31 Agustus 2014

Pelajaran Berharga dari Perang Gaza


Gencatan senjata sudah diberlakukan, rakyat Palestina menyambutnya dengan perayaan dimana-mana menandakan “kemenangan” mereka. Sebaliknya, Netanyahu dikecam dan panglima zionis Gantz tertunduk lesu.

Perang Gaza 2014 melahirkan beberapa ibrah bagi seluruh umat Islam dan negara-negara berpenduduk mayoritas Islam:

1. Penguasaan teknologi dirgantara vital bagi negara 

Hamas vs Israel bagai david melawan goliath, yang menggunakan ketapel untuk menembak bagian vital raksasa goliath.

Seperti yang Rasulullah sampaikan dalam hadisnya agar setiap pemuda muslim menguasai keahlian memanah, mengapa ? Karena di dalam kegiatan memanah terdapat sebuah konsep ilmu dasar yang disarikan dari ilmu fisika, yaitu ilmu balistik yang mengkaji pelemparan benda dengan gerakan berubah lurus beraturan atau GLBB. Karena wahana yang dilemparkan menggunakan udara sebagai medium, maka ilmu balistik ini tidak terlepas dari ilmu aerodinamika (dan ilmu astronotika jika wahana keluar dari atmosfer).

Sebetulnya dari segi korban perang bagi warga Gaza, perang kali ini tidak berbeda dengan sebelumnya, namun yang membedakan kali ini adalah kemampuan Hamas untuk mengatur tempo gencatan senjata dan mengatur ritme peperangan, bahkan bisa menaikkan syarat gencatan senjata dengan klausul pembuatan pelabuhan dan bandara internasional.

Mengapa ini bisa terjadi ? Karena kemampuan Hamas dalam hal ini Brigade al-Qassam untuk memproduksi sendiri roket M-75 yang terbukti mampu melumpuhkan bandara internasional Israel di Tel Aviv, menunjukkan adanya kemandirian teknologi di bidang dirgantara. Di sinilah 'game changer' itu terjadi.

PBB pun mengakui kehebatan rakyat Gaza di bidang dirgantara ini sehingga mendirikan UNESCO Chair in Astronomy, Astrophysics and Space Sciences, tahun 2012 di Islamic University of Gaza. Teknologi dirgantara ini jika dikuasai dengan baik bisa digunakan untuk menekan korban di pihak manapun. Sayang, dengan kemampuan dirgantaranya yang mumpuni, tentara Israel justru menggunakannya untuk meningkatkan jumlah korban di pihak sipil. Sedangkan di pihak Hamas mayoritas roketnya malah sama sekali tidak diberi bahan peledak, agar mengurangi jumlah korban, dan memang roket Hamas ditujukan untuk memenangkan psy war bukan membunuh.

2. Asymetric War

Tidak bisa dipungkiri bahwa jika kekuatan pihak yang berseteru memiliki kekuatan yang tidak imbang, maka yang terjadi adalah perang asymetris, yang akan melahirkan pembantaian.

Namun dengan kematangan Hamas sebagai pengayom masyarakat, pembantaian rakyat Gaza akhirnya bisa dipadamkan dengan psy war yang terstruktur dan terencana yang bertujuan menciptakan attrition (erosi sumber daya) di pihak lawan yang dikombinasikan dengan kegigihan dan kejelian perjuangan politik dan penguasaan headline media massa tanpa rekayasa.

Meraih simpati dunia itu penting... bahkan menjadi sangat strategis ketika bisa diubah menjadi keberpihakan dalam bidang ekonomi yang melahirkan boikot, diversifikasi dan sanksi ekonomi (BDS). BDS ini berkaitan erat dengan kesadaran dan psikologi seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Dalam perang Gaza terakhir kemenangan BDS paling telak adalah ketika masyarakat Palestina di West Bank (Tepi Barat) yang merupakan konsumen 70% dari produk ekspor Israel bisa bangkit kepercayaan dirinya dan berani melepas ketergantungan pada produk Israel, bahkan yang fantastis adalah ketika perusahaan Palestina kebanjiran order, sehingga harus menambah jumlah pabrik dan merekrut karyawan lebih banyak lagi. Kemerdekaan bangsa Palestina di bidang pangan, mulai terasa khususnya susu dan zaitun.

3. Ekstrimisme atau Gradualisme/ Kebertahapan / Marhalahisme

Pada bulan Ramadhan 2014 ini kaum muslimin dipertontonkan pada dua peristiwa besar di kawasan Timur Tengah, selain Gaza, di Irak dan Syria, ISIS melakukan pembersihan etnis terhadap kaum kristen, etnis majusi dan yang ironis terhadap sesama mujahidin itu sendiri.

Dan, sebaliknya tindakan ISIS yang sering over-provokatif ini malah memancing dua kekuatan digdaya (AS dan Rusia) untuk bersatu padu dengan mengirimkan pasukan dan peralatan senjata mutakhirnya untuk bahu membahu bersama kaum syiah (Irak, Iran, Syria, Lebanon) untuk merebut kembali kawasan yang dikuasai ISIS yang notabene adalah kawasan kilang minyak. Sungguh sangat disayangkan jika niat yang tinggi, malah membukakan kesempatan bagi bangsa lain untuk menjarah kekayaan negara sendiri, akibat ekstrimisme yang di luar peri kemanusiaan.

Apakah ISIS mampu bertahan? Jika melihat arsenal persenjataannya yang mayoritas impor dari negara-negara besar tadi, sepertinya ISIS memiliki jaring ketergantungan terhadap lawan yang tidak mudah diurai seperti yang telah dilakukan HAMAS.

HAMAS rupanya mendahulukan kemandirian teknologi pertahanan sebelum berkonfrontasi. Perang demi perang, selalu HAMAS berhasil menampilkan kejutan terbaru atas inovasinya. Apa yang dicapai HAMAS saat ini bukanlah capaian tiba-tiba, namun hasil dari perbaikan demi perbaikan yang menggunakan tahapan yang jelas. Berbeda dengan ISIS yang lebih menitikberatkan pada hasil instan, yang harus ditempuh dengan segala cara dan cenderung memaksa. Coba kita bandingkan dengan strategi HAMAS yang membangun struktur masyarakat Gaza secara gradual, dan melaksanakan syariat Islam menyesuaikan dengan kesiapan mental masyarakat.

Dari perang kali ini ada dua sifat mulia yang muncul khas milik rakyat Gaza yang membuat rakyat seluruh dunia trenyuh dan kagum, yaitu kesabaran dan pengorbanan. Target utama Israel untuk membuat men-delegitimasi HAMAS di mata masyarakat Gaza, gagal total. Seluruh rakyat tidak ada yang mengeluh terhadap perang ini, bahkan tampaknya semakin bulat mendukung kebijakan HAMAS. Dan jika kesadaran ini mengkristal pada rakyat West Bank, perang Gaza ini hanya akan menjadi pembukaan bagi mimpi buruk-mimpi buruk berikutnya yang tidak akan mungkin bisa dihandle oleh Israel sendirian.






Sumber : pkspiyungan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Responsive Ads Here