Dua capres mengadu visi misi, program, dan argumen dalam debat putaran dua di Hotel Gran Melia, Jakarta Selatan, Ahad (15/6). Dalam salah satu sesi debat, capres nomor urut 1 Prabowo Subianto sempat memberikan apresiasi atas pandangan capres nomor urut 2 Joko Widodo (Jokowi).
Semula Jokowi memberikan pertanyaan mengenai pandangan Prabowo akan ekonomi kreatif. Setelah Prabowo menjawab, Jokowi mengungkapkan pandangannya. Ia menyebut ekonomi kreatif itu harus didukung pemerintah karena mempunyai potensi dan harus bisa dibawa ke manca negara.
Prabowo memberikan apresiasnya. "Saudara Joko Widodo dan saudara-saudara sekalian. Ini tim penasihat saya mengatakan, apa pun nanti jangan pernah setuju dengan yang disampaikan saudara Joko Widodo. Jangan pernah setuju. Itu nasihat tapi saya bukan politisi profesional. Saya kalau ide bagus saya harus bilang bagus. Saya sejalan dengan saudara Joko Widodo," kata dia.
Setelah itu, Prabowo kemudian mendekati Jokowi dan memeluknya sambil tertawa. "Masa harus gak setuju kalau ide bagus. Masa gak setuju. Maap kali ini saya gak ikuti nasihat (tim pemenangan)," kata mantan Danjen Kopassus itu.
Ketua tim pemenangan nasional Prabowo-Hatta Rajasa Mahfud MD mengatakan, tim memberikan masukan agar Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu ofensif dalam berdebat. Namun, nyatanya Prabowo dalam debat itu ada tidak sependapat.
"Pak Prabowo karena dia punya sikap ksatria sebagai tentara, kalau teman atau lawan baik, kenapa tidak diakui, ya diakui saja," kata dia, selepas debat.
Mahfud mengatakan, sikap yang ditunjukkan Prabowo merupakan langkah bagus. Itu menjadi bagian dari cara berdebat yang sehat. "Orang di luar sana membayangkan harus diserang dengan pertanyaan agar tidak bisa jawab. Tapi ini tidak (Prabowo)," kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu.
Sekretaris tim pemenangan nasional Prabowo-Hatta Fadli Zon mengatakan, memberikan masukan, jika setuju dengan tanggapan Jokowi-JK maka tak perlu mengungkapnya secara gamblang. Namun, Prabowo telah jujur dengan dirinya sendiri karena sependapat dengan pandangan rival.
"Kalau sependapat, ya kita bilang sependapat, ini saya kira masalah attitude, masalah sikap," ujar dia.
Fadli mengatakan, masalah sikap ini sangat penting. Tidak selalu harus bersikap kontra akan semua pandangan orang lain. Menurut dia, itu cara yang tidak benar.
"Masa yang bagus juga kita kontra. Nah itu yang mau ditunjukkan, satu karakter attittude Pak Prabowo kepada pihak lawan, bahwa kita juga bisa sependapat kalau pendapat itu benar, tepat," ujar dia.
Menurut Fadli, Prabowo telah jujur. Ia mengatakan, sikap Prabowo dalam sesi debat bukan pencitraan. "Pak Prabowo orangnya begitu. Apa adanya, tidak gimik, tidak pencitraan, tidak dibuat-buat. Jadi apa adanya," ujar Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra itu.
Sumber : republika.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar