Banyak orang menolak PKS karena terlanjur benci saja.
Dulu ada yang kritik fatwa DSP PKS yg memerintahkan beridul fitri dgn pemerintah. Katanya, PKS tidak punya prinsip.
Saya saksikan sendiri diskusi panjang di INSISTS. Kesimpulan akhir? Sama persis dengan fatwa DSP PKS.
Ada juga yang kritik PKS karena kadang beri dukungan di pilkada pada calon yang kemungkinan menangnya besar. "Cuma ingin menang!", katanya.
Faktanya, sejumlah cendekiawan sekarang pertimbangkan dekati Jokowi karena dia berpotensi menang. Lho kok dulu PKS dibilang salah?
Maaf, PKS tidak selalu benar. Tapi cukup sering apa yang awalnya tidak dipahami di PKS kemudian diikuti orang lain di masa depan.
Jangan lupa sama yang dulu bilang demo itu haram, tapi nyatanya sekarang cuma bisa demo. Besok2 paling bikin parpol. Tapi PKS terlanjur dicaci.
Yang dulu bilang anti demokrasi sekarang pad agalau. Terbukti banyak missing link dalam teorinya. Tapi caci maki terhadap PKS gak ditarik lagi.
Mau lawan RUU KKG atau RUU Ormas di parlemen, larinya ke mana? Ya ke partai Islam. Tapi terlanjur maki PKS.
Sudah terlanjur benci sama PKS, repot. Padahal temannya yang berprestasi diam2 PKS. Marbot masjidnya diam2 PKS. Kakak/adiknya jangan2 PKS juga.
Kalau suddh benci sama PKS, realita pun bisa ditolak. Dimana2 ketemu kader PKS yang baik, tapi PKS dimaki aja terus.
Kritis itu wajib. Asal jangan 'terlanjur'; terlanjur memaki, terlanjur benci, terlanjur muak. Kalo sudah begitu, ego yang main.
Dulu ada yang bilang "saya dukung mas akmal melawan JIL. Tapi saya kecewa mas akmal ternyata orang PKS." Yaa elah saya duluan PKS ketimbang tahu JIL.
Tapi sekarang sudah bukan waktunya lagi merespon hal2 negatif. Lawan sudah siap pasang nama capres dan kabinet segala.
Jadi yah yang mau debat silakan saja. Kami di PKS punya setumpuk agenda. Waktu selalu terbatas.
Kampanye di GBK kemarin sudah cukup sebagai bukti. PKS tidak selalu benar, tapi di lapangan kami selalu eksis bersama umat.
Yang masih pengen larut dalam khayalannya sendiri tentang PKS, silakan. Biar kami yang urus realita umat. Teruskanlah imajinasimu.
Yang masih sibuk dengan gagasan2 di menara gading, silakan. Biar kami yang berkubang dan sesekali terperosok. Kami menikmati proses belajar ini.
Yuk ah, Pemilu sudah dekat. PKS harus perjuangkan umat, termasuk mereka yang terlanjur-terlanjur itu. Apa agenda kerja dakwah kita hari ini?
By the way, tadi saya bicara soal mereka yang terlanjur. Saya tidak bilang SEMUA yang kritik PKS kayak gitu. Cek tweet pertamanya (gak dikasi nomer sih).(malaakmal)
Sumber : Facebook Artati Sansumardi
Dulu ada yang kritik fatwa DSP PKS yg memerintahkan beridul fitri dgn pemerintah. Katanya, PKS tidak punya prinsip.
Saya saksikan sendiri diskusi panjang di INSISTS. Kesimpulan akhir? Sama persis dengan fatwa DSP PKS.
Ada juga yang kritik PKS karena kadang beri dukungan di pilkada pada calon yang kemungkinan menangnya besar. "Cuma ingin menang!", katanya.
Faktanya, sejumlah cendekiawan sekarang pertimbangkan dekati Jokowi karena dia berpotensi menang. Lho kok dulu PKS dibilang salah?
Maaf, PKS tidak selalu benar. Tapi cukup sering apa yang awalnya tidak dipahami di PKS kemudian diikuti orang lain di masa depan.
Jangan lupa sama yang dulu bilang demo itu haram, tapi nyatanya sekarang cuma bisa demo. Besok2 paling bikin parpol. Tapi PKS terlanjur dicaci.
Yang dulu bilang anti demokrasi sekarang pad agalau. Terbukti banyak missing link dalam teorinya. Tapi caci maki terhadap PKS gak ditarik lagi.
Mau lawan RUU KKG atau RUU Ormas di parlemen, larinya ke mana? Ya ke partai Islam. Tapi terlanjur maki PKS.
Sudah terlanjur benci sama PKS, repot. Padahal temannya yang berprestasi diam2 PKS. Marbot masjidnya diam2 PKS. Kakak/adiknya jangan2 PKS juga.
Kalau suddh benci sama PKS, realita pun bisa ditolak. Dimana2 ketemu kader PKS yang baik, tapi PKS dimaki aja terus.
Kritis itu wajib. Asal jangan 'terlanjur'; terlanjur memaki, terlanjur benci, terlanjur muak. Kalo sudah begitu, ego yang main.
Dulu ada yang bilang "saya dukung mas akmal melawan JIL. Tapi saya kecewa mas akmal ternyata orang PKS." Yaa elah saya duluan PKS ketimbang tahu JIL.
Tapi sekarang sudah bukan waktunya lagi merespon hal2 negatif. Lawan sudah siap pasang nama capres dan kabinet segala.
Jadi yah yang mau debat silakan saja. Kami di PKS punya setumpuk agenda. Waktu selalu terbatas.
Kampanye di GBK kemarin sudah cukup sebagai bukti. PKS tidak selalu benar, tapi di lapangan kami selalu eksis bersama umat.
Yang masih pengen larut dalam khayalannya sendiri tentang PKS, silakan. Biar kami yang urus realita umat. Teruskanlah imajinasimu.
Yang masih sibuk dengan gagasan2 di menara gading, silakan. Biar kami yang berkubang dan sesekali terperosok. Kami menikmati proses belajar ini.
Yuk ah, Pemilu sudah dekat. PKS harus perjuangkan umat, termasuk mereka yang terlanjur-terlanjur itu. Apa agenda kerja dakwah kita hari ini?
By the way, tadi saya bicara soal mereka yang terlanjur. Saya tidak bilang SEMUA yang kritik PKS kayak gitu. Cek tweet pertamanya (gak dikasi nomer sih).(malaakmal)
Sumber : Facebook Artati Sansumardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar