Melihat begitu menggebu-gebunya beberapa orang berkomentar tentang kasus LHI. Saya jadi tergelitik untuk berbagi sejauh mana ‘LHI sudah mencuri’ uang orang-orang ini. Sehingga membuat mereka kebakaran jenggot dan luar biasa aktif mencerca. Berikut saya numpang share jumlah kerugian negara akibat dugaan kasus korupsi:
Kasus Century: Rp. 6.700.000.000.000
http://www.metrotvnews.com/read/newsvideo/2012/09/12/159322/BPK-Sampaikan-Hasil-Audit-ke-Timwas-Century/1
Kasus Hambalang: Rp. 243.000.000.000
http://us.nasional.news.viva.co.id/news/read/363807-kpk–audit-bpk-untuk-mengembangkan-kasus-hambalang
Kasus simulator: Rp. 121.000.000.000
http://www.suarapembaruan.com/home/kerugian-negara-akibat-simulator-rp-121-miliar/33144
Kasus dugaan suap impor sapi LHI: Rp. 0
Jangan lupa kalau inti yang dituduhkan adalah ‘dugaan’ suap untuk menaikkan kuota impor daging, yang uangnya sepenuhnya masih di Ahmad Fathanah. Tidak sepeserpun ada di LHI.
Saya paham betul bahwa tidak semua kader PKS dianggap baik. Bahkan mungkin rekan-rekan ada yang punya pengalaman personal yang membuat rekan-rekan jadi kehilangan simpati. Tapi banyak dari mereka yang kesehariannya saya teladani.
Seperti juga semua manusia di dunia ini, tidak semua yang sikapnya berkenan ke hati kita. Tapi moga tidak menjadi alasan untuk tidak memandang kasus ini dengan objektif.
Seseorang dengan pikiran yang objektif bisa dengan mudah menilai ada yang tidak wajar dalam perjalanan kasus ini.
http://www.merdeka.com/peristiwa/la-ode-ida-sebut-kpk-diskriminatif-dalam-kasus-luthfi-dan-anas.html
Ingat kawan, tidak satu rupiah pun uang dari pajakmu yang hilang di kasus ini. Lalu mengapa harus sedemikian berkoar, mengapa harus sedemikian benci? Mengapa harus menghabiskan energi mengalamatkan amarah pada seseorang yang tidak mengambil hakmu SEPESER pun, seseorang yang bahkan belum terbukti kesalahannya.
Kenapa tidak mencerca para koruptor yang sudah jelas-jelas mengambil miliaran uang rakyat, yang justru masih bebas berkeliaran, bahkan sampai ikut munas partai? Gunakan logika. Jangan sebatas emosi.
Iya kalau memang yang anda tuduhkan benar, dan dia salah. Kalau anda yang salah? Sungguh, dunia ini ada Tuhannya, dan Dia Maha Tahu, Maha Memperhitungkan. Wallahu’alam.
Sumber : Facebook Artati Sansumardi
Kasus Century: Rp. 6.700.000.000.000
http://www.metrotvnews.com/read/newsvideo/2012/09/12/159322/BPK-Sampaikan-Hasil-Audit-ke-Timwas-Century/1
Kasus Hambalang: Rp. 243.000.000.000
http://us.nasional.news.viva.co.id/news/read/363807-kpk–audit-bpk-untuk-mengembangkan-kasus-hambalang
Kasus simulator: Rp. 121.000.000.000
http://www.suarapembaruan.com/home/kerugian-negara-akibat-simulator-rp-121-miliar/33144
Kasus dugaan suap impor sapi LHI: Rp. 0
Jangan lupa kalau inti yang dituduhkan adalah ‘dugaan’ suap untuk menaikkan kuota impor daging, yang uangnya sepenuhnya masih di Ahmad Fathanah. Tidak sepeserpun ada di LHI.
Saya paham betul bahwa tidak semua kader PKS dianggap baik. Bahkan mungkin rekan-rekan ada yang punya pengalaman personal yang membuat rekan-rekan jadi kehilangan simpati. Tapi banyak dari mereka yang kesehariannya saya teladani.
Seperti juga semua manusia di dunia ini, tidak semua yang sikapnya berkenan ke hati kita. Tapi moga tidak menjadi alasan untuk tidak memandang kasus ini dengan objektif.
Seseorang dengan pikiran yang objektif bisa dengan mudah menilai ada yang tidak wajar dalam perjalanan kasus ini.
http://www.merdeka.com/peristiwa/la-ode-ida-sebut-kpk-diskriminatif-dalam-kasus-luthfi-dan-anas.html
Ingat kawan, tidak satu rupiah pun uang dari pajakmu yang hilang di kasus ini. Lalu mengapa harus sedemikian berkoar, mengapa harus sedemikian benci? Mengapa harus menghabiskan energi mengalamatkan amarah pada seseorang yang tidak mengambil hakmu SEPESER pun, seseorang yang bahkan belum terbukti kesalahannya.
Kenapa tidak mencerca para koruptor yang sudah jelas-jelas mengambil miliaran uang rakyat, yang justru masih bebas berkeliaran, bahkan sampai ikut munas partai? Gunakan logika. Jangan sebatas emosi.
Iya kalau memang yang anda tuduhkan benar, dan dia salah. Kalau anda yang salah? Sungguh, dunia ini ada Tuhannya, dan Dia Maha Tahu, Maha Memperhitungkan. Wallahu’alam.
Sumber : Facebook Artati Sansumardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar