Krisis Suriah: Bersiaplah, Bisa Jadi Awal Kedatangan Perang Dunia ke-III Sudah Dimulai
Situasi yang berkembang ini membuat
kondisi semakin tak karuan. Kekuatan dua kubu: pro presiden Suriah dan
pro Rakyat Yang Tertindas beserta masing-masing sekutunya menjadi
semakin besar. Disinyalir pemakaian senjata kimia berasal dari intelijen
Israel.
Mereka mulai merangkul negara-negara
yang seharusnya tidak berkepentingan. Mungkin benar ramalan pelbagai
media luar negeri, inilah tanda-tanda kedatangan Perang Dunia ke III.
Suriah, sebuah negara di Timur Tengah ini
awalnya adem-ayem hingga dimulainya revolusi menghantam sebagian besar
wilayah Arab sebab protes pada kekuatan rezimnya.
Mantan Presiden Mesir Husni Mubarak
tumbang, Mursi yang naik secara demokratis juga ditumbangkan oleh
militer negaranya, mantan Presiden Libya Muammar Qaddafi malah berakhir
dengan kematian.
Berikutnya, salah satu yang hendak digulingkan dari tampuk kekuasaannya yakni Presiden Suriah Basyar al-Assad.
Banyak orang percaya bahwa rakyat Suriah
angkat senjata dan berontak sebab mereka tak lagi bisa mengeluarkan
pendapatnya dengan aman.
Bukannya didengar sebagai masukan, namun
pemerintah Suriah justru membombardir rakyat mereka dengan peluru tajam
dan mortir, hingga menyebabkan banyak pengunjuk rasa yang tewas sejak
bulan Maret 2009 lalu hingga kini dan mungkin hingga kedepannya.
“Tadinya hanya berdemonstrasi, akhirnya mereka menanggapi genderang perang dari Assad”, seperti dilansir surat kabar the New York Times (8/4/2009).
Perang yang seharusnya
hanya terjadi antara rakyat Suriah dengan pemerintahnya, tiba-tiba
meluas. Dugaan Assad ada pihak asing yang sengaja mendanai pemberontak
hingga mereka kuat, banyak dan besar.
Pada konflik dalam negeri tersebut, yang paling mungkin didanai adalah persenjataan, ini terlihat dari kemampuan mereka.
Pemimpin sekaligus pendiri Tentara Pembebasan Suriah (FSA), Riad al-Assaad |
Amerika Serikat dan Inggris dituding dua negara yang bisa melakukan jual-beli senjata itu.
Bukti sejarah peperangan saudara di dalam
negeri sepanjang sejarah didunia selama ini memang didalangi oleh
mereka dan itu adalah bukti kongkrit dan track record sebenar-benarnya.
Apalagi dalam beberapa tahun terakhir,
bukti AS dan Inggris selalu merontokkan sebuah pemerintahan beberapa
negara dan menggantikan penguasanya yang pro dengan mereka yaitu AS,
Inggris dan barat, agar dapat didikte lalu dikuras kekayaan alamnya.
Jika perlu negara tersebut tak perlu lagi
dibuat menjadi aman kembali apalagi sejahtera. Beberapa diantaranya
masih selalu berperang antar saudara setanah airnya sendiri dan
kemiskinan akan ikut meningkat dan mengikuti karena tidak adanya
keamanan, maka pola pikir rakyatnya juga akan berubah, brainwashed.
Sedangkan negara lain yang berseberangan
dengan barat seperti Iran, Rusia dan China tetap setia mendukung Assad.
Kedua kubu sibuk ber-retorika agar masing-masing pihak tidak mencampuri
urusan dalam negeri Suriah.
Amerika Serikat
diketahui melatih perang pemberontak dan dinas intelijennya mengirimkan
pasokan senjata, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya
(25/3/2013).
Iran juga demikian, diam-diam negara itu
ikut campur dengan mengirimkan seorang pelatih penembak jitu. Kelompok
Islam Libanon Hizbullah dari aliran Syiah malah terang-terangan
mengirimkan tentara jihad demi membantu Assad.
Namun tak seluruh jazirah Arab membantu
Suriah. Liga Arab malah memberikan tempat untuk oposisi Suriah dan
menuntut Assad mundur. Akibat campur tangan banyak negara dan
persekutuan itu, konflik Suriah bisa jadi berkembang ke arah perang
dunia. Karena kubu Assad mulai diperkuat oleh banyak pihak, begitu pula
kubu oposisi.
“Ketambahan situasi ini diperparah dengan hantaman roket Israel di wilayah Suriah namun dengan dalih menyerang Hizbullah.”
Setelah
melihat situasi demikian Assad mulai membuka Bukit Golan, daerah
perbatasannya dengan Israel agar bisa dimasuki tentara Palestina,
seperti dilansir surat kabar the Jerusalem Post (7/5/13).
Situasi yang berkembang ini membuat kondisi semakin tak karuan. Kekuatan dua kubu dan sekutunya menjadi semakin besar.
Mereka mulai merangkul negara-negara yang
seharusnya tidak berkepentingan. Mungkin benar ramalan pelbagai media
luar negeri, ini kedatangan perang dunia ke III.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar