Simpati Mama Sara Indey atas Kepedulian PKS Papua - Bulan Sabit Kembar

Breaking

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

9 Desember 2013

Simpati Mama Sara Indey atas Kepedulian PKS Papua


Aksi pelayanan kesehatan serba Rp 3 ribu ala PKS Kota Jayapura terus menjangkau pelosok kota. Seperti sore tadi, Ahad (08/12/2013) aksi pekanan itu bisa sampai ke kawasan yang lebih dikenal dengan kawasan Perikanan Hamadi. Dinamakan demikian karena kawasan ini berada tidak jauh dari Pasar Ikan Hamadi, yang merupakan tempat pelelangan ikan yang baru saja diangkat dari perahu-perahu nelayan. Sehingga, bukanlah hal yang mengherankan jika mayoritas penduduk kawasan ini bermata pencaharian sebagai pelaut.

Sesuai dengan tajuk kegiatannya, warga dapat menikmati setiap item pelayanan kesehatan dengan hanya membayar Rp 3 ribu saja. Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi pemeriksaan gula darah, pemeriksaan asam urat, dan konsultasi dokter. Sementara itu, obat dapat diperoleh secara gratis sesuai dengan yang diresepkan oleh dokter.

Di kawasan ini memang belum pernah digelar aksi serupa, sehingga warga yang mendaftar pun membludak. Aksi yang berlangsung dari pukul 14.30 dan direncanakan akan berarkhir menjelang maghrib itu pun baru bisa ditutup ketika azan Isya telah berkumandang. Wal hasil, shalat berjamaah maghrib pun dilakukan secara bergelombang.

Kegiatan ini juga dimeriahkan dengan pembagian doorprize berupa pakaian dan paket sembako. Selain itu, puluhan kader juga melakukan directselling mengenalkan PKS dari rumah ke rumah.

Ikut dalam Aksi, Cucu Pahlawan Nasional dari Papua

Dalam setiap momentum aksi pelayanan ada saja hal menarik yang dijumpai. Seperti dalam aksi kali ini, para kader keadilan menjumpai seorang perempuan yang oleh warga setempat sangat dihormati. Dialah Sara Indey, salah satu cucu dari Marthen Indey yang merupakan pahlawan nasional dari Papua.

Mama Sara Indey ikut bersama warga lainnya untuk memeriksakan kesehatannya. Dari pemeriksaan ini, diketahui bahwa asam uratnya sudah sangat tinggi.

“Pantas saja saya sering merasakan nyeri yang sangat di tungkai bagian belakang,” ujarnya tersenyum menanggapi hasil pemeriksaan.

Sakit ini sebenarnya sudah lama dirasakannya. Tapi ia enggan memeriksakannya. Mama Sara Indey biasa meredakan sakitnya dengan memperbanyak jalan dengan bertelanjang kaki. Bahkan ketika sakitnya bertambah-tambah, ia akan berjalan dengan tanpa beralas kaki menapaki jalan aspal yang panas di siang hari. Mama Sara pun berterima kasih setelah ia diberikan obat atas penyakitnya itu secara cuma-cuma.

Di usianya yang telah memasuki tahun ke-61, Mama Sara Indey masih nampak sehat dan energik meski sebenarnya asam uratnya sudah sangat tinggi. Ia pun dengan semangat menceritakan masa kanak-kanaknya yang penuh kenangan.

Ia dilahirkan di sebuah kampung bernama Dormena yang berada di Distrik (Kecamatan) Depapre, Kabupaten Jayapura pada 1 Maret 1952. Ayahnya bernama Simon Indey, dan ibunya bernama Marthina Indey. Ia adalah anak ke-4 dari 11 bersaudara. Hingga kini empat saudara kandungnya telah terlebih dahulu menghadap Ilahi.

Ia masih ingat benar, bahwa keluarga besarnya yang berjuang untuk mengembalikan Papua (saat itu bernama Irian Jaya) ke pangkuan ibu pertiwi Indonesia, sangat dibenci oleh Belanda dan juga warga pribumi yang telah menjadi aparat dari pemerintahan kolonial Belanda.

Masih jelas dalam ingatannya bagaimana ia ditempeleng oleh kepala sekolahnya, saat ia masih duduk di kelas 5 Sekolah Rakyat, karena pilihan politik kepala sekolah berbeda dengan keluarga besarnya. Peristiwa itu terjadi beberapa saat setelah pengumuman hasil Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) yang menyatakan Irian Jaya bergabung dengan NKRI. Sang kepala sekolah yang meskipun penduduk pribumi, tetapi karena menjadi pegawai yang diangkat oleh pemerintahan kolonial Belanda, menyalahkan sikap keluarga besar Marthen Indey yang berjuang untuk NKRI. Hal ini merupakan salah satu suka duka menjadi cucu dari pahlawan bangsa.

Di usia tuanya ini, ia menitip pesan kepada setiap anak bangsa terutama masyarakat Papua agar menghargai jasa-jasa para pahlawan bangsa.





Sumber : Facebook Artati Sansumardi





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Responsive Ads Here