Tanpa kehebohan politik dan polemik berkepanjangan, Raja Salman bin Abdul Aziz, tadi malam Jumat 30 Januari 2015, mengeluarkan Awamir Malakiyah (Keputusan Raja) untuk melakukan reshuffle yang oleh para pengamat dikatakan sebagai reshuffle terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah Kerajaan Arab Saudi. Bahkan ruang lingkupnya bukan hanya menteri, tapi beberapa jabatan di lembaga-lembaga strategis.
Beberapa pergeseran yang cukup menarik perhatian digeserkan anak-anak mendiang Raja Abdullah adalah diangkatnya Pangeran Faishal bin Bandar bin Abdul Aziz sebagai gubernur Riyadh menggantikan Pangeran Turki bin Abdullah bin Abdulaziz. Adapun gubernur Mekah Pangeran Misy’al bin Abdullah bin Abdul Aziz dicopot dan digantikan oleh Pangeran Khalid bin Faishal bin Abdul Aziz Alu Saud, sekaligus dia sebagai penasehat raja.
Sedangkan jabatan menteri, reshuffle terjadi nyaris di semua kementerian. Yang cukup menarik adalah menteri agama Saudi, Syaikh Sulaiman Abal Khail yang belum lama dilantik, diganti oleh Syaikh Shalih bin Abdul Aziz Alu Syaikh, yang tak lain adalah menteri agama sebelumnya, ditarik kembali menjadi menteri.
Kemudian, berbeda dengan negara Indonesia yang memisahkan departemen pendidikan dengan pendidikan tinggi, keputusan raja Salman justeru menggabungkan kembali departemen pendidikan dengan pendidikan tinggi.
Yang cukup menarik juga adalah Syaikh Sa’ad bin Nashir Asy Sytsri, ulama muda kharismatik yang sempat dipecat dari Hai’ah Kibar Ulama Saudi (semacam MUI) pada masa Raja Abdullah karena pandangan kritisnya terhadap ikhtilath (campur baur laki perempuan) di King Abdullah University of Science and Technology, dia diangkat sebagai anggota dewan penasehat kerajaan.
Ia juga mengangkat Manajer Umum media Al Arabiya menjadi Menteri Penerangan.
Berikutnya, yang tak kalah hebohnya adalah keputusan memberikan dua bulan gaji kepada seluruh PNS Arab Saudi, anggota militer dan mahasiswa serta para pensiun. Hal ini juga berlaku bagi para penyandang kebutuhan khusus dan yang memiliki masalah sosial.
Kebijakan baru Saudi dalam merombak besar-besaran susunan pejabat dan institusi ini diperkirakan menghabiskan dana 30 milyar USD.
Warga Indonesia di Arab Saudi, Abdullah Haidir menginformasikan, “Hingga sementara ini, tanggapan dan komentar para pengamat muslim, termasuk di luar Saudi, cukup memberikan apresiasi. Mereka menangkap adanya isyarat perubahan yang positif dari keputusan raja tersebut. Meskipun demikian, perkembangan selanjutnya masih perlu diamati.”
“Semoga Allah kuatkan Raja Salman dalam menunaikan kewajibannya sebaik-baiknya sehingga bermanfaat bagi rakyatnya dan kaum muslimin di seluruh dunia. Aamiin..” pungkasnya.(Muslimina)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar