Kekisruhan KPK dan Polri yang terus berlarut membuat banyak pihak menantang keberanian Jokowi dan JK untuk mewujudkan Nawa Cita yang dahulu digaung-gaungkan dan menjadi janji manis di masa kampanye Pilpres.
Nawa Cita Jokowi-JK antara lain Pertama, Menghadirkan kembali negara untuk melindungi bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara. Melalui pelaksanaan politik luar negeri bebas-aktif. Kedua, pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. Ketiga, membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Keempat, menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya. Kelima, meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui program Indonesia Pintar dengan wajib belajar 12 tahun bebas pungutan. Dan program Indonesia Sehat untuk peningkatan layanan kesehatan masyarakat. Serta Indonesia Kerja dan Indonesia Sejahtera dengan mendorong program kepemilikan tanah seluas sembilan juta hektar. Keenam, meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional. Ketiga, mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi dan domestik. Kedelapan, melakukan revolusi karakter bangsa melalu penataan kembali kurikulum pendidikan nasional. Dan, kesembilan memperteguh Ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia melalui penguatan kebhinekaan dan menciptakan ruang dialog antar warga.
Setelah lebih dari 3 bulan, pemerintah Jokowi-JK berjalan, banyak pihak yang meragukan keduanya mampu mewujudkan program Nawa Cita yang didengungkan keduanya saat masa kampanye dulu.
"Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla telah berjanji dalam visi misi yang tertuang dalam Nawa Cita (sembilan program prioritas). Nawa Cita ke 4 adalah Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya," jelas mahasiswa dari University of Sydney, Yuna Farhan.
Hal yang tak jauh berbeda diungkapkan Emerson Yuntho, penggiat anti korupsi bahwa Presiden Jokowi berjanji akan mendukung, bahkan memperkuat KPK. Namun, pada kenyataan Jokowi malah tidak tegas dalam melakukan upaya pemberantasan korupsi. Ini dilihat sikap Jokowi yang masih mempertahankan Budi Gunawan. "Di dalam program nawacita Jokowi jelas menyebutkan memilih jaksa agung (JA) dan kapolri yang bersih, berintegritas dan anti korupsi," ujar Emerson.
Mengenai nawa cita yang didengungkan pasangan Jokowi-JK direspon oleh Sudaryono, Wasekjen Gerindra dan Sespri Ketua Umum Gerindra, Prabowo. “Pak Prabowo memang mendukung pemerintahan Jokowi. Namun masyarakat harus tau bahwa program nawacita itu nyontek program aksi Gerindra yang dibuat Pak Prabowo,” terang Sudaryono.
Adapun pemikiran Prabowo yang dicontek Jokowi itu tercantum dalam enam butir program aksi Gerindra yakni pertama, membangun ekonomi yang kuat, berdaulat, adil, dan makmur. Kedua, melaksanakan ekonomi kerakyatan. Ketiga, membangun kedaulatan pangan dan energi serta pengamanan sumberdaya air. Keempat, meningkatkan kualitas pembangunan manusia indonesia melalui program pendidikan, kesehatan, sosial, dan budaya serta olahraga. Kelima, membangun infrastruktur dan menjaga kelestarian alam serta lingkungan hidup. Keenam, membangun pemerintahan yang bebas korupsi, kuat, tegas, dan efektif.(fastnews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar