Pesawat Susi di Bandara Lasikin, Sinabang, Simeulue, NAD.
Pernyataan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang mengaku tak memiliki bisnis usaha lobster di Simeulue, adalah bohong. "Itu bohong, kalau bu Susi mengatakan tidak ada usaha lobster di Simeulue, jadi usaha yang di Ujung Sarang, masih dalam wilayah desa yang saya pimpin, patut kami sesalkan bila dia tidak mengakuinya", kata Kades Sambai, Kecamatan Teluk Dalam, Risnaldy, seperti dikutip dari Rakyat Aceh hari ini (16/11).
Risnaldi mengungkapkan, beberapa warganya, bekerja di tempat usaha lobster Susi, bahkan selama usahanya beroperasi di wilayah Desa Sambai, tidak pernah memberikan sumbangan maupun bantuan. "Sampai saat ini tidak ada bantuan apapun yang dia berikan. Dulu pernah kita minta bantuan untuk pembangunan masjid dan dia berjanji akan memberikan material, tapi janji dia itu tidak pernah terlaksana sampai hari ini."
Pernyataan Susi ini tak hanya mengundang tanya bagi Risnaldi, tak ayal, juga mengundang kaget sejumlah warga dan tokoh masyarakat. Rasa kaget dan reaksi atas pernyataan Kabinet Jokowi itu, muncul dari Panglima Laot Kabupaten Simeulue, Riswan Panter. "Jujur saya sangat kaget," kata Riswan.
Dia juga bisa membuktikan dengan lokasi usaha Menteri Susi Pudji Astuti tersebut, seperti di Kawasan Teluk Ujung Sarang, Desa Sambai, Kecamatan Teluk dalam, 42 kilometer dari Sinabang, ibukota Kabupatenn Simeulue. "Seperti tempat usaha dia yang berada di Ujung Sarang itu, itukan tempat usaha dia, dan seperti pak Najir, Panglima Laot Kecamatan Teluk Dalam, juga termasuk karyawannya", imbuh Riswan.
Dia menambahkan, nama Susi sebagai pembeli lobster di Simeulue, sudah tidak asing lagi di telinga nelayan dan warga Simeulue. Pernyataan Susi mengaku tidak memiliki usaha bisnis lobster di pulau yang masuk wilayah Simeulue, berbeda dengan faktanya.
"Bu Susi memang memiliki usaha Lobster di ujuang Sarag, selain di Pulau Sevelak, dan sampai saat ini tempat usaha Bu Susi di Ujung Sarang tetap berjalan", timpal Panglima Laot Kecamatan Teluk Dalam, Najir, yang masih tercatat sebagai karyawannya.
Najir memaparkan, untuk menunjang usaha lobster di Ujung Sarang, sebanyak 3 pintu rumah panggung ukuran besar terbuat dari kayu, dihuni 6 Kepala Keluarga karyawan Susi, yang menjaga sebanyak 24 lubang keramba tempat penampunga dan karantina lobster.
Lokasi usaha penampungan lobster, di Teluk Ujung Sarang itu sangat strategis, tak ada riak gelombang laut, dan dikeliling bakau. Jaringan listrik dan akses jalan telah tersedia, dapat dilalui kendaraan roda empat untuk mengangkut lobster yang akan dikirim ke luar daerah secara rutin, dua atau tiga hari satu kali penggiriman, antara lain ke Pangandaran.
Najir merinci, usaha lobster Susi di ujung Sarang, bila musim tenang dan musim lobster, pernah dalam satu hari dapat mengumpulkan 1 ton lobster yang dijual nelayan dari 10 kecamatan di kabupaten Simeulue.
Panglima Laot Kecamatan Teluk Dalam yang merangkap karyawan Susi itu mengisahkan, Susi pernah menginap di lokasi usaha lobsternya, hingga tiga hari. Bahkan Susi perna membawa dua isteri jenderal untuk menyaksikan dan menikmati lobster di ujung Sarang.
Sebelumnya, Susi Pudjiastuti menegaskan Pulau Sevelak yang terletak di Kabupaten Simeuleu, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), bukan miliknya. Karena itu, Sevelak dapat dikunjungi masyarakat pesisir pulau-pulau di Provinsi Aceh. Masyarakat bisa menikmati keindahan laut di pulau dan sekitar pulau tersebut.
Susi juga menegaskan, dia paham bahwa tidak bisa memiliki sebuah pulau. "Yang tidak boleh tangkap lobster dan ikan hias di pulau itu. It is not my property because can not own island,” katanya di Jakarta, Jumat (14/11).
Selain tidak memiliki pulau tersebut, Susi juga menegaskan, peternakan lobster yang dilakukan perusahaannya juga bukan di pulau tersebut. Namun di teluk, sekitar Pulau Ujung Sarang, yang letaknya di sebelah barat dari Pulau Simeulue. “Ujung sarang hanya bagian kecil. (Lokasi tepatnya) di sebelahnya (Simeulue), it is a bay. Jadi tidak dimanfaatkan apa-apa selain untuk buang anak lobster dari Pangandaran,” ujarnya.
Meski mengaku tidak memiliki Pulau Sevelak, Susi membenarkan saat ini ada seorang stafnya yang bekerja di Sevelak. Karyawan tersebut sehari-harinya bekerja untuk menjaga ruang fungsional seperti untuk acara makan bersama. “Misalkan ada acara piknik, (acara) makan bersama di ruang tersebut. Pulau Sevelak sama sekali tidak pernah direncanakan untuk peternakan lobster,” katanya.(fastnews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar