Pembodohan Publik Yang Bilang Harga BBM Indonesia Lebih Murah - Bulan Sabit Kembar

Breaking

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

18 November 2014

Pembodohan Publik Yang Bilang Harga BBM Indonesia Lebih Murah


Presiden Jokowi sudah resmi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) sekitar 30%. Dari harga Premium (oktan 88) Rp 6.500 menjadi Rp 8.500.

Berbagai argumen bermunculan untuk mendukung kebijakan ini. Dari mulai argumen yang ilmiah sampai argumen yang sok ilmiah tapi 'ngasal' dan ujungnya pembodohan publik.

Diantara argumen yang sekilas benar tapi ternyata ngawur adalah argumen bahwa selama ini harga BBM di Indonesia paling murah dibanding negara tetangga.

Adalah Teten Masduki, salah satu pendukung Jokowi, yang mencoba mendukung kebijakan kenaikan harga BBM dengan alasan harga BBM di negara Indonesia lebih murah dibanding negara tetangga.

"BBM kita masih murah dibandingkan tetangga," tulis Teten di akun twitternya @tmasduki sambil memposting gambar tabel perbandingan harga BBM, Selasa (18/11/2014).


Sekilas alasan ini benar. Tapi hanya sekilas dan hanya bagi orang bodoh dan yang mau dibodohi.

- Tabel harga BBM itu mengaburkan jenis oktan (kualitas) BBM. Pada tabel itu harga Rp 6.500 di Indonesia adalah BBM jenis Premium Oktan86/88. Sedang Malaysia harga Rp 8.500 adalah BBM oktan 95 (RON95) setara PERTAMAX/PERTAMAX PLUS. (Baca: LINK INI)

Jadi membandingkan Premium Indonesia (Oktan 86/88) dengan Malaysia Oktan 95 adalah Pembodohan Publik. Itu ibarat membandingkan harga Nangka dengan Duren. Kalau mau jujur membandingkan maka bandingkan dengan oktan yang sama. Maka akan ketemu harga Malaysia Rp 8.500 (oktan 95) sedang Indonesia Rp 10.500-12.000 (oktan 95/PERTAMAX). Murah mana?

Sebagai tambahan, di Amerika harga BBM kualitas tertinggi diatas PERTAMAX cuma Rp 10.750. (Baca: Tahukah Anda Harga BBM Kualitas Tertinggi di Amerika Lebih Murah dibanding Indonesia?)

- Kalau pun perbandingannya sudah setara dalam hal kualitas BBM (Oktannya sama) maka kita juga perlu lebih komprehensif dalam membandingkan, yaitu bandingkan pula dengan GDP atau pendapatan rakyatnya.

Jadi, silahkan mendukung kebijakan pemerintah, tapi jangan bodohi rakyat.






sumber : pks piyungan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Responsive Ads Here