Percaya tidak percaya, kabar dipecatnya Al-Baghdadi dari ISIS menimbulkan banyak pertanyaan. Setelah beberapa saat sempat “timbul dan tenggelam” dari pemberitaan, akhirnya informasi penggulingan Khalifah jadi-jadian Al-Baghdadi terkuak juga, sebagaimana dilaporkan Syria Truths pada Ahad (2/11/2014).
Dewansyura ISIS menggulingkan Abu Bakar Al-Baghdadi dan menugaskan seorang berwajah Saudi lain sebagai gantinya.
Hal ini dikuatkan laporan Taqrib News Agency (TNA) bahwa, “Dewan ISIS menggulingkan Abu Bakar Al-Baghdadi, dan sebaliknya, mengangkat Khalifah baru seorang Saudi.”
Menurut pembicara dari ISIS, nama pemimpin baru kelompok ini akan diumumkan dalam beberapa hari mendatang. Selain itu, beberapa sumber Turki pun baru-baru ini mengumumkan bahwa saudara Baghdadi itu juga menghilang kira-kira sebulan yang lalu.
Sumber-sumber ini menambahkan, Baghdadi kedapatan menyelundupkan lebih dari 300 dolar dalam kolaborasi
dengan pedagang di Teluk Persia.
Sumber-sumber ini menggarisbawahi bahwa DAESH kehilangan lebih dari 2 ribu anggota di perang Irak dan Suriah.
Setelah kelompok ISIS menyatakan Al-Baghdadi sebagai “khalifah” Islam dan penguasa yang sah dari dunia atas hampir dua miliar umat Islam, tanpa restu para Ulama Rabbani, bagaimana kira-kira nasib para pengikutnya?
Tak salah pula jika deklarasi Al-Baghdadi sempat disambut dengan rentetan keraguan. Tak mengherankan pula jika para “pengamat” di media sosial mengatakan bahwa Al-Baghdadi terlalu heboh untuk menyatakan dirinya sebagai Khalifah dengan mengenakan jam tangan Rolex. Bukankah itu simbol perbudakan budaya konsumen materialis Barat?
Tak khilaf juga para tokoh terkenal dan Ulama Rabbani- yang mendukung “Mujahidin Suriah” – telah bersuara bulat menolak kekhalifahan palsu Baghdadi ini. Yusuf al-Qaradawi, ulama yang paling terkenal pro-TV pejuang Suriah, acuh menolak klaim Baghdadi ini. Rachid Ghannouchi, pemimpin Al-Nahda Partai Tunisia, menyebut Baghdadi melakukan promosi “sembrono”, “menipu”, dan “konyol’.
Pun dilihat dari segi kejanggalan status ahlul bayt-nya, Ir. Ibrahim Amir membuktikan kepalsuan nasab Al-Baghdadi sang “Khalifah mentah dan terbantah”. Maka benar pernyataan harokah yang paling menyuarakan upaya mengembalikan kekhalifahan, Hizbut-Tahrir bahwa, proklamasi Baghdadi telah mendistorsi wujud khilafah yang seharusnya. Wallahua’lam bishawab.
(adibahasan/arrahmah.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar