Desakan mundur kepada Harry Tanoesoedibjo (HT) sebagai ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Hanura muncul ke permukaan. Pemicunya adalah peroleh suara Hanura jauh dari harapan pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 9 April 2014 lalu. Sebagai Ketua Bappilu, HT tentu dianggap paling bertanggungjawab.
Namun desakan mundur ini ditentang Salah seorang Caleg DPR Hanura Daerah Pemilihan Sulawesi Utara, Hendrik Kawilarang Luntungan. Menurutnya, desakan itu tidak pada tempatnya dan tidak melambangkan seorang politisi muda yang mengerti etika.
Hendrik mengatakan semestinya yang harus dilakukan adalah saling menyatu memikirkan untuk kebaikan dan kemenangan Hanura pada pemilu yang akan datang. "Semua caleg telah bekerja dengan maksimal, tapi inilah politik dan akan selalu ada hal-hal yang diluar perkiraan," katanya.
Masuknya HT ke partai Hanura sebagai niat yg tulus dalam membangun bangsa dgn segala idealismenya. Kata dia, jika hanya mementingkan usaha pribadi tentu HT memilih bergabung dengan partai yang memiliki survei tertinggi dan bukan terendah.
"Jika bukan karena HT mungkin Hanura tak lolos parliamentary threshold, sebaiknya mereka yang meminta mundur belajar etika politik dulu, memalukan jika tokoh politik kita tidak paham etika apalagi tidak tahu berterima kasih. Bappilu yg dipimpin HT adalah perwakilan partai dan tentu seluruh keputusan baik strategi ataupun keputusan lainnya telah disetujui oleh Ketua Umum Wiranto," pungkas Hendrik. (jpnn)
Sumber : Facebook Artati Sansumardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar