Dalam setiap kampanye terbuka elite PDI Perjuangan selalu berpesan kepada kader dan simpatisannya soal adanya kemungkinan kecurangan terhadap PDIP oleh lawannya dalam Pemilu 2014.
Pakar Komunikasi politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio mengatakan, seharusnya tim PDIP segera memperbaiki komunikasi politik mereka.
"Karena bila tidak diubah, maka dukungan yang selama ini sudah ada bisa berbalik menjadi negatif," kata Hendri saat dihubungi, Sabtu (29/3/2014).
Hendri juga mengingatkan bahwa PDIP pernah mengalami kekalahan dua kali di pemilu sebelumnya, oleh karena itu Komunikasi Politik yang positif mutlak dilakukan oleh PDIP.
"Mereka harus mengubah gaya dan Pesan kuncinya untuk menjaga suara yang mereka miliki saat ini, ingat suara yang saat ini didapat belum nyata karena sebatas survei. Belajarlah dari 2004 dan 2009. Saat ini semua partai memiliki peluang yang sama," jelasnya.
Diketahui, saat berkampanye di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Ketua Harian Badan Pemenangan Pemilu DPP PDIP Puan Maharani menegaskan bahwa PDIP tidak mau dikalahkan dengan dicurangi.
"Jika PDIP meraih suara tidak mencapai 20 persen pada 9 April mendatang, maka sudah pasti ada kecurangan dari lawan poltik dalam demokrasi," kata Puan dalam orasinya di Lapangan Siitarda Lasiana, Kupang (NTT), Jumat (28/3/2014) kemarin.
Menurut Dosen Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FIISIP) Universitas Indonesia Ade Armando, pernyataan Puan Maharani tersebut terlalu emosional.
"Kalau Puan mengindikasi akan ada kecurangan, sebaiknya dianalisa dulu perolehan suara PDIP dari poling dan jajak pendapat yang selama ini dilakukan oleh berbagai lembaga survei," kata Ade Armando.
Dirinya menegaskan, dari hasil poling dan jajak pendapat beberapa lembaga survei, suara yang diperoleh PDIP sebenarnya juga biasa saja tidak pernah lebih dari 20 persen.
"Itu sebelum PDIP menjadikan Joko Widodo (Jokowi) sebagai Capres. Bahkan setelah Jokowi dideklarasikan sebagai Capres pun, suara yang diperoleh PDIP hanya sampai 21 persen. Itu artinya, nama Jokowi juga tidak terlalu ‘nendang’ untuk perolehan suara PDIP. Ini artinya, pada saat Pemilu Legislatif nanti bisa saja suara PDIP kurang dari 20 persen," tambahnya
Ditegaskan Ade, pernyataan Puan Maharani di hadapan massa PDIP saat berkampanye tersebut bukan melalui pemikiran yang matang.
"Sebaiknya dalam situasi politik seperti sekarang, jangan mengeluarkan statemen-statemen yang mengundang perdebatan. Atau, jangan juga menjadi seperti Prabowo kedua yang ketika berkampanye kebanyakan mengumbar emosi," kafa Ade.
Sumber : Facebook Artati Sansumardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar