Sudah 9 bulan kudeta, para perwira militer Mesir dijamu mesra militer Israel. Sebuah sinyal nyata, Mesir tanpa Mursi dan Ikhwanul Muslimin adalah: penjaga keamanan bagi Israel.
Pantas saja jika sekaliber Syaikh 'Aid Al-Qarni mengatakan, "Jika tujuh hari saja pemimpin Arab (raja-raja, presiden, emir, sultan) tidak memegang kendali negara-negara Arab, insyaAllah, di hari ke delapan (hari Senin), Al-Aqsha akan mampu dibebaskan dan Israel dikalahkan."
Senada dengan ungkapan di atas, adalah taujih Syaikh Sayyid Quthb, "Umat Islam di negeri Arab itu sehat walafiat. Justru yang sakit kronis adalah para penguasa Arab."
Melihat fenomena di atas, muslim Indonesia jangan lagi mau dikibuli dan dicekoki paham-paham fatalis. Apalagi paham yang serba menyerahkan segala urusan kepada Allah, tanpa pernah mau menyingsingkan lengan baju melawan keangkuhan absolut kaum sekuler-liberal-aliran sesat. Seruan GOLPUT dengan tidak menyalurkan aspirasi, hanyalah "grand design" dari sebuah rencana besar: umat Islam selalu berada di pinggiran kehidupan. Menjadi penonton. Paling banter, menjadi komentator. Caci maki, demonstrasi, hingga orasi-orasi tak akan pernah mau didengar. Mereka lebih takut ketar-ketir dengan kekuatan politik muslim yang nyata walau sedikit.
Oleh karena itu, karena saya cinta Islam, cinta Indonesia, dan cinta Presiden Mursi, maka memilih PKS adalah bagian dari cinta. Semoga kader-kader PKS yang akan manggung nanti di Senayan, bisa memberi tekanan politik kepada PBB (AS-Barat-Israel) untuk menjadikan Mesir kembali merdeka.
Wahai Mesir, kau adalah ibu yang mendidik puluhan ribu anak Indonesia. Semoga ada generasi Indonesia, yang berbakti padamu.
Sumber : Facebook Artati Sansumardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar