MUSIBAH meletusnya gunung Kelud rupanya dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk menyebarkan informasi keliru. MUI angkat bicara soal menyebarnya pesan broadcast yang mencocokkan musibah gunung Kelud dengan ayat atau surat dalam Al Qur’an.
Fahmi Salim, MA. anggota Komisi Pengkajian dan Penelitian MUI Pusat menyatakan bahwa takwil yang demikian ini salah dan menyesatkan.
“Nomor ayat atau nomor surat dalam Al Qur’an tidak berhubungan sama sekali dengan waktu atau tempat suatu bencana,” jelasnya kepada Islampos melalui teks tertulis (15/02/2014)
Fahmi justru mempertanyakan, metode takwil semacam itu muncul dari mana, sebab tidak ada ulama dan mufassir muktbar yang menggunakan cara takwil seperti ini.
Lebih jauh, Fahmi memberi peringatan bahwa ada ancaman yang keras terhadap mereka yang mentakwil Al Qur’an tanpa dasar yang jelas. Fahmi mengutip dua Hadits.
“Dan barangsiapa mengatakan tentang Al Qur’an dengan pendapatnya, maka bersiap-siaplah menempati tempatnya di neraka,” (HR. Turmudzi dari Ibnu Abbas).
“Barangsiapa mengatakan tentang AL Qur’an dengan pendapatnya, maka ia tetap salah walaupun pendapatnya benar,” (HR. Turmudzi dari Jundub bin Abdillah)
Fahmi juga menghimbau bahwa kewajiban umat Islam ketika ditimpa musibah adalah istirja’
“Tugas dan kewajiban kita saat terjadi musibah adalah istirja’, istighfar dan muhasabah, dosa apa yang sekiranya pernah kita buat. Wallahu a’lam,” tutupnya.
Sumber : Facebook Artati Sansumardi
Fahmi Salim, MA. anggota Komisi Pengkajian dan Penelitian MUI Pusat menyatakan bahwa takwil yang demikian ini salah dan menyesatkan.
“Nomor ayat atau nomor surat dalam Al Qur’an tidak berhubungan sama sekali dengan waktu atau tempat suatu bencana,” jelasnya kepada Islampos melalui teks tertulis (15/02/2014)
Fahmi justru mempertanyakan, metode takwil semacam itu muncul dari mana, sebab tidak ada ulama dan mufassir muktbar yang menggunakan cara takwil seperti ini.
Lebih jauh, Fahmi memberi peringatan bahwa ada ancaman yang keras terhadap mereka yang mentakwil Al Qur’an tanpa dasar yang jelas. Fahmi mengutip dua Hadits.
“Dan barangsiapa mengatakan tentang Al Qur’an dengan pendapatnya, maka bersiap-siaplah menempati tempatnya di neraka,” (HR. Turmudzi dari Ibnu Abbas).
“Barangsiapa mengatakan tentang AL Qur’an dengan pendapatnya, maka ia tetap salah walaupun pendapatnya benar,” (HR. Turmudzi dari Jundub bin Abdillah)
Fahmi juga menghimbau bahwa kewajiban umat Islam ketika ditimpa musibah adalah istirja’
“Tugas dan kewajiban kita saat terjadi musibah adalah istirja’, istighfar dan muhasabah, dosa apa yang sekiranya pernah kita buat. Wallahu a’lam,” tutupnya.
Sumber : Facebook Artati Sansumardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar