Mengapa Kalian Tidak Suka PKS? - Bulan Sabit Kembar

Breaking

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

15 Januari 2014

Mengapa Kalian Tidak Suka PKS?

Perkenalkan, saya Saidi Alhady. Saya bukan wakil rakyat apalagi caleg yang ikut dalam ajang pemilu 2014 mendatang. Saya hanya seorang abdi negara a.k.a PNS yang sebenarnya masih menunggu SK PNS terbit.
Tentunya sebagai seorang abdi negara saya tidak dibolehkan untuk masuk menjadi anggota struktural sebuah partai politik manapun termasuk PKS. Tapi adakah yang melarang saya untuk berafiliasi ke partai tertentu? Jika ada, saya mohon untuk menunjukkan dasar hukum yang jelas.

Latar belakang saya menuliskan artikel ini adalah karena keresahan saya melihat oknum-oknum yang dari dulu tidak puas puas menjelek-jelekkan partai ini, Partai Keadilan Sejahtera. Sebagian mereka adalah orang-orang liberalis yang menuntut kebebasan yang sebebas-bebasnya. Ada lagi orang-orang yang menamai dirinya anti-PKS yang kerjaannya selalu melawan postingan-postingan tentang PKS baik itu di facebook, twitter, dan blog-blog PKS. Ada juga yang tidak menamai dirinya, tetapi hanya mencibir di warung-warung santai sambil menyeruput kopi pahit. Tak ketinggalan orang-orang awam yang mengatakan dirinya sangat anti dengan politik. Yah, inilah salah satu keberhasilan media yang sudah membuat opini terbalik bagi masyarakat Indonesia. Pantas apabila saya mengatakan bahwa sekarang, kita sedang dijajah oleh kita sendiri.

Sejujurnya modal saya menulis artikel ini hanyalah sebuah buku rangkuman karya Imam Hasan Al-Banna, Majmu'atul Rosail. Ya, hanya buku ini ditambah sedikit pengamatan saya pada informasi yang berkembang saat ini.

Miris rasanya melihat para pemuda yang masih saja tidak melek dengan politik. Yang mengatakan bahwa politik itu kotor, sumber dosa dan fitnah sehingga lebih baik kita menghindar dan membuang jauh-jauh politik dari kehidupan kita. Sayang sekali, pernyataan ini salah besar. Jika kita kilas balik, apa tujuan hidup ini, tentu dalam surat Al-Hajj ayat 77-78 Allah telah menjelaskan tentang tujuan kita. Singkatnya adalah membawa manusia ke jalan kebenaran, membimbing ke jalan kebaikan, menerangi seluruh penjuru dunia degan matahari Islam. Inilah tujuan kita sebenarnya. Lingkupnya sangat luas bahkan sampai seluruh dunia. Jadi, apakah kita bisa mengurus diri kita sendiri dengan mengklaim bahwa diri kita anti politik lantaran tujuan hidup kita adalah demikian? Apakah ada jalan lain dalam mencapai tujuan tersebut selain berkecimpung dalam politik untuk era sekarang ini? Apakah kalian tidak mengerti bahwa anak-anak kelaparan, anggaran negara untuk membiayai kesehatan, jaminan sosial dan lain-lain diatur oleh undang-undang yang di susun oleh orang-orang yang berkecimpung di dunia politik? Dengan kata lain, sungguh egois kita apabila kita menjauh dari politik padahal politik sangat diperlukan untuk kesejahteraan umat.

Lalu apa hubungannya dengan PKS? Tentu PKS bukan satu-satunya partai yang ada di Indonesia ini. Bukan satu-satunya partai yang sering diolok-olok bahkan dihakimi secara sepihak. Tapi PKS adalah satu-satunya partai yang dengan tujuan tersebut di atas tetapi mendapat perlakuan semena-mena. Begitu banyak hinaan di sosial media tentang partai ini. Tentang seluruh kebaikan-kebaikan yang dilakukan partai ini selalu mendapat sorotan negatif. Wahai saudara-saudaraku, apakah hati kalian telah tertutup dalam kebaikan?

PKS dulunya bukanlah sebuah partai. PKS adalah sebuah gerakan tarbiyah yang belum berada pada tahap membentuk sebuah partai. Namun semangatnya masih sama, yaitu memimpin dunia dan menebarkan ajaran islam yang syamil. Namun berdasarkan keputusan para amirul mukminin, dibentuklah sebuah partai yang bernama Partai Keadilan Sejahtera. Partai yang melatih kadernya bukan diiming-imingi uang yang banyak, tapi pahala yang besar. Yang kadernya bukan ingin mencari simpati rakyat tapi untuk kesejahteraan rakyat. Lantas, mengapa niat baik ini kalian acuhkan? Masihkah hati kalian tertutup?

Informasi yang menjadi makanan empuk bagi para haters PKS adalah kasus Ustadz Luthfi Hasan Ishaq yang terjerat kasus korupsi impor sapi. Hati saya meringis membaca ulasan-ulasan yang menyudutkan beliau. Bahkan sapi sampai saat ini dijadikan bahan olokan untuk menyindir PKS. Di dalam hati yang paling dalam, saya yakin beliau sama sekali tidak bersalah. Saya juga tidak memiliki fakta apapun. Tapi saya hanya yakin akan ketulusan hati seorang Ustadz terbaik yang pernah dimiliki partai ini. Walaupun beliau bersalah, biarkanlah ia yang mempertanggungjawabkan kepada Allah. Tapi kalau beliau diserang dan dijerat dalam lingkup konspirasi, Allah juga akan menunjukkan kuasanya.

Poligami. Ini juga menjadi hal yang sangat ranum untuk diangkat ke permukaan terutama untuk menghasut kaum perempuan terutama ibu-ibu. Pemikiran mereka digiring bahwa poligami adalah celah untuk membiarkan nafsu laki-laki tersalurkan, tanda ketidaksetiaan, dan hal-hal buruk lainnya. Padahal Allah saja tidak melarang poligami, kenapa kita makhluk ciptaannya malah membenci poligami? Ingatlah, ini hanya masalah pilihan. Dan lagipula, poligami ada aturannya. Tidak seenak jidat dan siapapun bisa melakukan poligami. Jika syarat terpenuhi, maka baru diizinkan untuk berpoligami. Mari kita sama-sama belajar kembali. Berusahalah untuk tabayyun dahulu sebelum men-judge sesuatu. Berusahalah untuk senantiasa berhuznudzon, berpikiran baik. Sangat lucu mendengar pernyataan "jika dengan keluarganya saja tidak setia, bagaimana dengan rakyat?" Nah, lagi-lagi infotainment sudah berhasil mereset otak kita. Sudah tertanam bahwa poligami itu selalu negatif. Poligami ajaran siapa? Ajaran Islam. Loh kok? Ujung-ujungnya malah menyalahkan Islam. Astaghfirullahal'adzim.

Baru-baru ini juga ada hashtag #AyoBantuJokowi yang banyak dilontarkan oleh orang-orang PKS. Lagi-lagi ini dianggap sebagai kesempatan politik. Lihatlah, disaat jokowi sendiri menyalahkan rezim sebelumnya atas kebanjiran Jakarta saat ini, malah PKS langsung turun ke lapangan membantu korban banjir. Ada saja celah bagi para haters. "Kalau mau bantu, ya gausah pake embel-embel partai dong!" Pertanyaannya, situ yang komen ikut bantuin gak? Lagipula itu bukan untuk mencari suara di 2014 kok. Itu hanya sekedar rasa peduli antar sesama. Tentunya kegiatan ini perlu identitas kan? Sangat perlu bahkan. Tim SAR saja butuh identitas. Lalu mengapa tidak dikatakan saja hal tersebut ketika Tim SAR turun kelapangan? Lalu menyebarkan foto orang-orang PKS di sosial media dianggap tidak ikhlas dalam membantu. Padahal itu untuk menebarkan semangat membantu antar sesama. Jika PKS sebagai salah satu wakil rakyat bisa, mengapa partai lain tidak? Ayolah berpikir positif. Jangan negatif melulu.

Saya akui, PKS bukanlah partai malaikat. Tetap saja ada kesalahan di sana-sini. Tapi kesalahan tersebut juga akan menjadi pelajaran partai ini untuk terus bekerja dengan Cinta dan Harmoni seperti slogannya. Pernah dulu ada kader yang khilaf dan berbuat salah. PKS tegas memberikan sanksi kepada kader tersebut. Dan saya akui pula, yang kontra dengan PKS sangat bervariasi dengan berbagai kalangan. Baik yang sudah saya sebutkan di atas, maupun bagi haroqah lain. Untuk yang satu ini, mudah-mudahan kita terhindar dari golongan orang yang menganggap diri paling benar, karena kita semua punya alasan dan keputusan masing-masing. Kita adalah saudara seiman yang harus senantiasa menjaga ukhuwah dan tali silaturahim kita tetap terjaga.

Sekali lagi, saya bukanlah anggota struktural partai ini. Tetapi saya hanya seorang yang salut dengan PKS. Sejak SMA, saya menikmati ukhuwah atas nama Tarbiyah. Tidak ada satupun yang memaksa saya untuk masuk dalam lingkaran ini. Tidak ada paksaan sama sekali. Saya hanya ingin mencapai tujuan hidup yang seharusnya. Walaupun nanti suatu saat tidak ada lagi PKS, pasti akan tetap ada dalam lingkup tarbiyah dan saya akan tetap ada di dalamnya.

Semoga Allah selalu mengikat hati kita. Wallahua'lam bi showab.





Sumber : Facebook Artati Sansumardi

1 komentar:

  1. Informasi yang menjadi makanan empuk bagi para haters PKS adalah kasus Ustadz Luthfi Hasan Ishaq yang terjerat kasus korupsi impor sapi. Hati saya meringis membaca ulasan-ulasan yang menyudutkan beliau. Bahkan sapi sampai saat ini dijadikan bahan olokan untuk menyindir PKS. Di dalam hati yang paling dalam, saya yakin beliau sama sekali tidak bersalah. Saya juga tidak memiliki fakta apapun. Tapi saya hanya yakin akan ketulusan hati seorang Ustadz terbaik yang pernah dimiliki partai ini. Walaupun beliau bersalah, biarkanlah ia yang mempertanggungjawabkan kepada Allah. Tapi kalau beliau diserang dan dijerat dalam lingkup konspirasi, Allah juga akan menunjukkan kuasanya.
    --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
    Menaggapi tulisan anda yg ini : Walaupun beliau bersalah, biarkanlah ia yang mempertanggungjawabkan kepada Allah...... apakah anda mau mengatakan bahwa hukum positip di Indonesia tdk boleh di terapkan untuk beliau (ustad LHI)?.... Lalu dibiarkan begitu?....Hmmm...

    BalasHapus

Post Top Ad

Responsive Ads Here