"Perjalanan Cintaku Bersama PKS... Dari Jakarta Merantau ke Jerman" - Bulan Sabit Kembar

Breaking

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

18 Desember 2013

"Perjalanan Cintaku Bersama PKS... Dari Jakarta Merantau ke Jerman"

Saya mengetahui PKS sudah sejak lama kira kira lima tahunan yang lalu, saat saya belum memiliki hak politik. Waktu itu saya masih duduk dibangku SMA dan ketertarikan saya sama politik bisa dikatakan tidak ada, apalagi dengan PKS. Ketika SMA dulu, jangankan membicarakan PKS, bertemu dengan mbak mbak mentoring yang berjilbab panjang aja saya udah kabur duluan. Astaghfirullah x_x

Dan tak disangka-sangka ternyata kakak saya sendiri pun bagian dari mbak-mbak jilbab panjang itu. Begitu banyak perubahan yang ditampilkan kakak saya semenjak merantau dari keluarga. Perubahan sikap dan penampilan begitu jelas. Usut punya usut ternyata selama merantau kakak saya rutin ikut ngaji. Dan teman-teman pengajiannya pun kader kader PKS, termasuk kakak saya. Disanalah kakak saya bertemu dengan orang-orang yang berorientasi akhirat dalam hidupnya. Perubahan signifikan pun tak terbendung lagi.

Setelah menyelesaikan studinya dan kembali ke Jakarta. Banyak hal luar biasa yang kakak saya lakukan. Salah satunya adalah mengaktifkan remaja masjid di komplek tempat keluarga kami tinggal. Berbagai kegiatan masjid mulai aktif dilakukan. Padahal sudah hampir 6 tahun saya tinggal di daerah itu. Tapi baru saat itulah saya dan abang saya mau bergabung ke masjid. Sungguh langkah yang luar biasa.

Sekitar bulan april 2010 lalu saya juga begitu ingat kakak saya mengajak ke sebuah konser kemanusiaan Palestina. Disanalah saya berkenalan dengan banyak orang solehah. Lapangan tennis indoor senayan menjadi saksi padatnya massa yang membawa bendera Palestina. Mashaa Allah betapa merinding saya melihat umat Islam dalam gedung itu. Mereka bersatu seakan akan kejayaan Islam akan datang detik itu juga. Waktu itu para akhwat berada di atas. Sebagian diantaranya membawa anak-anak. Bahkan yang masih bayi pun juga ada dalam konser amal itu. Yang ikhwan ada di bagian bawah. Hampir semua para ikhwan membawa atribut konser, bendera, spanduk, ikat kepala, syal, dan lain sebagainya. Semua orang hanyut dalam acara konser kemanusiaan Palestina. Dan semua siap dengan infaq terbaik mereka hari itu. Berkali kali bibir ini mengucapkan takbir. Dan usut punya usut ternyata hampir semua yang mengikuti acara itu adalah kader PKS. Bahkan penyelenggara dan pengisi acaranya pun kader-kader PKS. Mashaa Allah.

Sejak saat itulah saya sering bertemu teman teman kakak saya yang kader PKS. Dan saya pun senang bila diajak ke acara mereka. Karena saya tau semua acara yang dibuat berorientasi amal kepada Allah SWT. Pernah waktu itu kakak saya mengajak saya dan abang untuk ikutan acara pagi PKS di lapangan komplek Palapa. Ternyata PKS telah siap membuka stand medical check up berbiaya sangat murah disana. Abang saya diminta menjadi dokternya dan saya hanya menjadi tim penyemangat waktu itu (hehe..). Di stand itu pulalah saya bertemu dengan kakak pengisi mentoring agama Islam yang setiap minggu sukarela datang ke SMA saya. Ternyata dia juga teman kakak saya. Dan usut punya usut kakak itu juga kader PKS. Mashaa Allah sempitnya dunia. Kenapa orang orang baik disekitar saya serba PKS yaaa? Huft

Jerman

Nah saat saya memutuskan studi ke Jerman pun tidak kalah menarik. Begitu banyak lika liku yang saya hadapi mulai dari awal kedatangan 6 januari 2011 di Tegel airport Berlin sampai detik ini. Begitu banyak permasalahan yang dihadapi. Tapi alhamdulillahnya semua masalah yang Allah berikan tak sebanding dengan nikmat yang didatangkan.

Pertama kali menginjakkan kaki di Jerman saya dan teman teman dikenalkan dengan lingkungan yang baik, kami dicarikan toko makanan halal, diajarkan berprinsip sebagai seorang muslim dan dari awal pun saya sudah dikenalkan mentoring alias liqo dengan kakak kakak pendamping disini. Saya rasa liqo inilah yang sangat membantu kehidupan saya disini. Pertama kali liqo saya begitu ingat kakak pendamping saya membahas tentang cinta kepada orangtua. Betapa terenyuh saya ketika itu. Rasa rindu kepada orangtua pun memuncak seketika. Banyak sekali manfaat yang saya dapatkan dari liqo ini. Tidak hanya ilmu tapi juga mental dan karakter.

Saat hati ini ingin bolos liqo, saya langsung terbayang kata kakak pendamping saya waktu pertama kali ngisi mentoring "dari senin sampe minggu kita disini udah capek mikirin dunia, masa sehari aja kita gak bisa sisihkan waktu untuk memikirkan akhirat”. Sejak saat itulah saya menargetkan dalam diri saya pribadi untuk mencari ilmu dunia dan juga ilmu akhirat disini. Dan mungkin inilah yang ditargetkan kakak saya ketika merantau dulu.

Perjalanan panjang saya di Jerman hampir tiga tahun. Dan saya bertemu dengan banyak sekali orang hebat dan luar biasa, baik dari Indonesia maupun warga Indonesia yang berdomisili di Jerman ataupun Eropa. Usut punya usut ternyata sebagian besar mereka juga bagian dari PKS walaupun ada diantara mereka yang tidak secara terang-terangan menyebutkan ke-PKS-annya.

Selama ini yang saya lihat mereka sering sekali menolong, aktif di berbagai acara keislaman, memberi tausiyah, mengisi materi dan banyak hal baik lainnya yang mereka lakukan. In shaa Allah semua itu karena cinta mereka kepada Allah swt. Tentu tanpa cinta itu, mana mau mereka tiap minggu keluar kota ngisi pengajian, tiap tahun bantuin student Indonesia yang baru tiba di Jerman, atau setiap saat siap menolong student student yang memerlukan bantuan. Ma shaa Allah. Cinta inilah yang menghasilkan kerja nyata mereka yang berharmonisasi dengan kehendak Allah swt.

Allah swt berfirman, “Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.“ (Q.S Al-Baqarah: 148).


Saya bukan kader, saya juga bukan siapa siapa di PKS, tapi kehadiran orang-orang PKS sudah banyak sekali membantu hidup saya. Dan saya pun ingin menjadi bagian dari orang-orang yang terus berlomba dalam kebaikan seperti mereka. Merekalah yang membantu saya berislam. Sampai akhirnya saya terus belajar mencari makna hidup ini. Siapakah saya ini? Untuk apa saya di dunia ini? Dan mau kemana saya?.. saya sangat bersyukur sama Allah swt telah dikenalkan proyek dakwah ini. Saya bersyukur bisa berada diantara mereka. PKS ibarat sebuah kapal yang membantu saya dan jamaah ini menuju sebuah pulau impian yaitu surganya Allah swt. Usut punya usut ternyata PKS-lah salah satu dalang perubahan diri saya selama ini.

Pergi ke ladang menanam padi
Padi di tanam dengan bapak petani
Tahun ini akan segera berganti
Jangan apatis dan siapkan diri tuk pemilu nanti

Salam Cinta, Kerja, Harmoni #AYTKTM





Sumber : Facebook Artati Sansumardi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Responsive Ads Here