Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tidak mau ambil pusing tidak diajak dalam koalisi partai Islam yang digagas Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
“Kalau menurut kami tidak ada masalah sama sekali. Ada atau tidak ada koalisi itu,’’’ ujar Ketua Fraksi PKS DPR, Hidayat Nur Wahid, di Jakarta, Rabu (14/11).
Seperti diketahui sebelumnya PPP memberi sinyal positif atas hadirnya koalisi partai Islam di Pemilu 2014. Wasekjen PPP Arwani Thomafi menilai PPP, PAN, dan PKB bisa bergabung dalam koalisi.
Meski PKB dan PAN secara aturan dasar rumah tangga bukanlah partai Islam, Arwani mengatakan secara basis massa merupakan warga Islam.
Hidayat Nur Wahid selanjutnya mengaku tidak merasa tersinggung tidak diajak berbicara mengenai rencana koalisi itu. “Kami menghormati kebijakan kawan-kawan dari partai lain. Kami sih fokus saja meningkatkan kinerja,’’ ujarnya.
Berikut kutipan selengkapnya seperti dilansir Rakyat Merdeka:
Hubungan PKS dengan PPP pasca mencuatnya kasus ini bagaimana?
Tidak ada masalah. Komunikasi kami tetap baik seperti biasa.
Apakah PKS sudah menanyakan kepada PPP, apa alasannya sehingga tidak diajak koalisi?
Belum. Tidak akan kami tanyakan. Diajak atau tidak, itu kan hak mereka. Gabung dengan koalisi partai Islam atau tidak, kami akan jalan terus memberikan yang terbaik untuk bangsa.
PKS tidak diajak karena sudah memiliki kandidat capres, apa betul?
Tidak betul. Sampai sekarang PKS belum menentukan soal capres. Kami masih menunggu hasil pemilu legislatif untuk melihat peta kekuatan parpol.
Alasan itu sebenarnya terlalu mengada-ada. Sebab, partai lain sudah punya kandidat capres. Misalnya, PAN yang sudah menetapkan akan mengusung Hatta Rajasa.
Lalu PKB yang kabarnya berniat mencalonkan Mahfud MD, Rhoma Irama, atau Jusuf Kalla. Kemudian PPP kabarnya berniat mau mencalonkan Surya Dharma Ali. Kalau begitu kenapa PKS tidak diajak. PBB juga tidak diajak. Padahal mereka partai Islam yang ikut Pemilu 2014.
Mungkin PKS tidak diajak karena citranya sedang merosot?
Atas dasar apa anggapan itu. Apa berdasarkan survei. Kita tahu banyak survei yang memihak ke pihak tertentu.
Dalam banyak pilkada, kami bisa menang kok. Perolehan suara kami jauh di atas perolehan suara partai Islam lainnya. Menurut saya tidak tepat anggapan itu.
Koalisi partai Islam ini strategis nggak sih?
Sangat strategis. Sebab, umat muslim di Indonesia itu mayoritas. Tapi sangat disayangkan kalau koalisi ini hanya untuk kepentingan capres. Seharusnya koalisi ini dibangun untuk kepentingan yang lebih besar, yakni kepentingan umat, sehingga rakyat percaya bahwa nilai-nilai demokrasi masih bisa diperjuangan melalui jalur politik.
Kalau tidak mementingkan umat, saya khawatir nanti umat tidak akan percaya terhadap parpol dan demokrasi yang akhirnya ke arah radikalisme.
Koalisi kan tujuannya untuk memenangkan pilpres?
Memang. Tapi kalau mau bisa mengusung capres yang diinginkan kita harus bagus di pileg dulu. Kalau masyarakat tidak percaya dengan parpol, bagaimana kami bisa memiliki suara untuk mengusung capres.
Koalisi yang diusung PPP tidak tepat?
Niatnya sudah bagus. Hanya saja konsepnya jangan sebatas untuk capres.
Kalau diajak koalisi, apa PKS bersedia?
Kami terbuka untuk berkomunikasi dengan partai manapun. Tentunya kalau mereka mengajak kami dalam koalisi. Harus dibicarakan dulu mengenai konsep koalisinya. Yang pasti kami siap kalau memang mau dibahas.
Sumber : Facebook Artati Sansumardi
“Kalau menurut kami tidak ada masalah sama sekali. Ada atau tidak ada koalisi itu,’’’ ujar Ketua Fraksi PKS DPR, Hidayat Nur Wahid, di Jakarta, Rabu (14/11).
Seperti diketahui sebelumnya PPP memberi sinyal positif atas hadirnya koalisi partai Islam di Pemilu 2014. Wasekjen PPP Arwani Thomafi menilai PPP, PAN, dan PKB bisa bergabung dalam koalisi.
Meski PKB dan PAN secara aturan dasar rumah tangga bukanlah partai Islam, Arwani mengatakan secara basis massa merupakan warga Islam.
Hidayat Nur Wahid selanjutnya mengaku tidak merasa tersinggung tidak diajak berbicara mengenai rencana koalisi itu. “Kami menghormati kebijakan kawan-kawan dari partai lain. Kami sih fokus saja meningkatkan kinerja,’’ ujarnya.
Berikut kutipan selengkapnya seperti dilansir Rakyat Merdeka:
Hubungan PKS dengan PPP pasca mencuatnya kasus ini bagaimana?
Tidak ada masalah. Komunikasi kami tetap baik seperti biasa.
Apakah PKS sudah menanyakan kepada PPP, apa alasannya sehingga tidak diajak koalisi?
Belum. Tidak akan kami tanyakan. Diajak atau tidak, itu kan hak mereka. Gabung dengan koalisi partai Islam atau tidak, kami akan jalan terus memberikan yang terbaik untuk bangsa.
PKS tidak diajak karena sudah memiliki kandidat capres, apa betul?
Tidak betul. Sampai sekarang PKS belum menentukan soal capres. Kami masih menunggu hasil pemilu legislatif untuk melihat peta kekuatan parpol.
Alasan itu sebenarnya terlalu mengada-ada. Sebab, partai lain sudah punya kandidat capres. Misalnya, PAN yang sudah menetapkan akan mengusung Hatta Rajasa.
Lalu PKB yang kabarnya berniat mencalonkan Mahfud MD, Rhoma Irama, atau Jusuf Kalla. Kemudian PPP kabarnya berniat mau mencalonkan Surya Dharma Ali. Kalau begitu kenapa PKS tidak diajak. PBB juga tidak diajak. Padahal mereka partai Islam yang ikut Pemilu 2014.
Mungkin PKS tidak diajak karena citranya sedang merosot?
Atas dasar apa anggapan itu. Apa berdasarkan survei. Kita tahu banyak survei yang memihak ke pihak tertentu.
Dalam banyak pilkada, kami bisa menang kok. Perolehan suara kami jauh di atas perolehan suara partai Islam lainnya. Menurut saya tidak tepat anggapan itu.
Koalisi partai Islam ini strategis nggak sih?
Sangat strategis. Sebab, umat muslim di Indonesia itu mayoritas. Tapi sangat disayangkan kalau koalisi ini hanya untuk kepentingan capres. Seharusnya koalisi ini dibangun untuk kepentingan yang lebih besar, yakni kepentingan umat, sehingga rakyat percaya bahwa nilai-nilai demokrasi masih bisa diperjuangan melalui jalur politik.
Kalau tidak mementingkan umat, saya khawatir nanti umat tidak akan percaya terhadap parpol dan demokrasi yang akhirnya ke arah radikalisme.
Koalisi kan tujuannya untuk memenangkan pilpres?
Memang. Tapi kalau mau bisa mengusung capres yang diinginkan kita harus bagus di pileg dulu. Kalau masyarakat tidak percaya dengan parpol, bagaimana kami bisa memiliki suara untuk mengusung capres.
Koalisi yang diusung PPP tidak tepat?
Niatnya sudah bagus. Hanya saja konsepnya jangan sebatas untuk capres.
Kalau diajak koalisi, apa PKS bersedia?
Kami terbuka untuk berkomunikasi dengan partai manapun. Tentunya kalau mereka mengajak kami dalam koalisi. Harus dibicarakan dulu mengenai konsep koalisinya. Yang pasti kami siap kalau memang mau dibahas.
Sumber : Facebook Artati Sansumardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar