September 2013 ini, Indonesia menjadi tuan rumah kontes kecantikan
internasional yang bertitel Miss World. Meski sudah banyak penolakan
dari berbagai elemen masyarakat di Tanah Air, Pemerintah tampaknya tetap
mengijinkan kontes ‘pamer aurat’ tingkat dunia tersebut. Jika
benar-benar terselenggara, tentu saja ini amat ironis.
Pasalnya,
berarti untuk pertama kalinya Miss World diselenggarakan di negeri
berpenduduk Muslim terbesar di dunia ini. Padahal Miss World yang
dirintis oleh Eric Morley di Inggris pada tahun 1952, awalnya adalah
kontes perempuan berbikini. Seiring perkembangan, Miss World kemudian
mengalami sedikit modifikasi meski ‘ruh’-nya tetap sama: pamer aurat.
Pamer aurat jelas diharamkan dalam Islam sebagai agama yang dipeluk oleh
mayoritas rakyat negeri ini.
Namun demikian, Miss World dan
berbagai kontes kecantikan sejenis sebetulnya tidak semata-mata sekadar
pamer aurat. Lebih dari itu, ia sudah menjadi ‘ikon’ budaya Barat yang
serba bebas. Miss World telah dijadikan alat oleh para kapitalis dunia
setidaknya untuk dua tujuan.
Pertama: memperomosikan budaya Barat
yang liberal ke seluruh dunia, termasuk ke negeri-negeri Muslim seperti
Indonesia. Kedua: ajang para kapitalis lokal maupun internasional untuk
mereguk keuntungan finansial yang berlimpah. Pasalnya, Miss World
benar-benar telah menjadi ajang bisnis yang dikelola secara profesional
dengan sistem waralaba di lebih 130 negara dengan keuntungan jutaan
dَlar bagi pihak penyelenggara. Itu belum termasuk sejumlah perusahaan
yang menjadi sponsor acara berskala internasional tersebut.
Hal
ini terbukti saat salah seorang Miss World asal Indonesia yakni Kamidia
Radisti yang mengikuti acara penyelanggaraan Miss World 2007 di China,
saat acara Gesture di salah satu TV Swasta di tanah air ia mengatakan
bahwa ia merasa tidak menjadi objek komoditi acara miss world tersebut.
Namun ketika ditanya oleh host alasan kenapa ia ikut ajang miss world
tersebut adalah untuk dirinya sendiri, keluarga dan sebagainya yang ia
katakan telah ia dapatkan, tentu yang dimaksud di sini adalah dari segi
materi.
Wajib Ditolak
Setiap segala aktivitas
kemaksiatan itu adalah pelanggaran terhadap hukum syara’ dan berdiam
diri dari kemaksiatan merupakan sebuah dosa. Oleh karenanya, secara
keimanan, wajib hukumnya seorang muslim untuk menolak kontes ajang
maksiat pamer aurat tersebut.
Bahkan Allah SWT melalui lisan nabi
yang mulia yakni Rasulullah SAW mengancam akan menimpakan adzab kepada
mereka yang melihat kemungkaran tersebut namun tidak mau menolaknya.
Rasulullah
SAW bersabda : “Sesungguhnya Allah tidak akan mengadzab orang-orang
secara keseluruhan akibat perbuatan mungkar yang dilakukan oleh
seseorang, kecuali mereka melihat kemungkaran itu di depannya, dan
mereka sanggup menolaknya, akan tetapi mereka tidak menolaknya. Apabila
mereka melakukannya, niscaya Allah akan mengadzab orang yang melakukan
kemungkaran tadi dan semua orang secara menyeluruh.” [HR. Imam Ahmad]
Dan
kemudian ketika adzab tersebut telah ditimpakan kepada mereka secara
keseluruhan, kemudian mereka yang tidak mau melakukan amar makruf nahiy
mungkar itu berdo’a maka do’a mereka tidak dikabulkan. Ini sebagaimana
penegasan dari Rasulullah SAW dalam hadits lain yang berbunyi : “Demi
Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, hendaknya kalian betul-betul
melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar atau (jika kalian tidak
melaksanakan hal itu) maka sungguh Allah akan mengirim kepada kalian
siksa dari-Nya kemudian kalian berdoa kepada-Nya (agar supaya
dihindarkan dari siksa tersebut) akan tetapi Allah Ta’ala tidak
mengabulkan do’a kalian.” (HR Ahmad dan at-Tirmidzi dan dihasankan oleh
al-Albâni dalam Shahîhul Jâmi’)
Adanya ancaman terhadap
orang-orang yang melihat kemaksiatan/kemungkaran namun tidak mau
mengubahnya dengan sebuah siksaan/adzab memberikan pemahaman bahwa
aktivitas amar makruf nahiy mungkar adalah sebuah kewajiban yang harus
ditegakkan. Bukan persoalan percuma atau tidak percuma melakukan aksi
penolakan terhadap kontes tersebut yakni dimana dipastikan akan tetap
berjalan, namun penolakan tersebut adalah bukti keimanan kita kepada
Allah dan rasulNya.
Berdiam Diri Dari Kemaksiatan Adalah Setan Bisu
Disamping
itu, jika tetap berdiam diri terhadap kemungkaran tersebut, maka
bisa-bisa kita disebut sebagai sosok setan. Dalam kitab Ar-Risalah
al-Qusyairiyyah disebutkan, “Yang tidak menyuarakan kebenaran adalah
syaitan bisu.” (Lihat hlm 62 bab as-shumti). Ungkapan ini bukan hadis,
tapi dikutip oleh banyak ulama dalam fatwa dan kitab-kitab mereka.
Ibnu
Taimiyah menyebutkannya dalam Majmu ‘fatawa. Ibnu al-Qayyim juga
menukilnya. Imam an-Nawawi dalam Syarah Muslim juga mengutipnya dari Abi
al-Qasim al-Qusyairy yang meriwayatkan dari Abu ‘Ali Ad-Daqqaq
an-Naisaburi as-Syafie.
Atau malah menjadi syaithan yang bisa
berbicara yakni ketika apa yang disampaikan adalah perkara yang bathil.
Assakitu ‘anil haqqi syaitahonun akhros, wal mutakallimu bil bathili
syaithonun nathiqu (Orang yang diam dari menyampaikan kebenaran adalah
syaitan yang bisu, dan orang yang berbicara kebathilan adahlah syaitan
yang bisa bicara) [Abu 'Ali Ad-Daqqaq an-Naisaburi as-Syafie]
Sebagaimana
para pendukung acara miss world mengatakan bahwa acara ini tidak ada
busana bikini dan sudah disesuaikan dengan adat kebiasaan di Indonesia,
serta akan mendongkrak pariwisata di Indonesia. Disamping itu mereka
juga mengatakan bahwa ajang ini bukan hanya masalah beauty (kecantikan)
namun brain (kecerdasan) dan behavior (sikap), namun menurut jubir HTI,
Kriteria kecerdasan, kebaikan tingkah laku hanya lips service.
“Bagaimana
mengukur semua hanya dalam beberapa hari? Dengan Miss World, Indonesia
ingin dijadikan pusat liberalisasi budaya di dunia Islam,” ungkapnya
dalam konferensi Pers tersebut. Menurut beliau menambahkan bahwa
Indonesia menjadi target liberalisasi mulai dari Irsyad Manji, Lady
Gaga, sekarang Miss World. Artinya, ini liberalisasi Indonesia sebagai
negeri Muslim terbesar di dunia terencana dan sistematis.
Setan,
menurut sebagian ulama, berasal dari kata syathana; maknanya adalah
ba’uda, yakni jauh. Maksudnya, setan adalah sosok yang jauh dari segala
kebajikan (Ibn Katsir, I/115, Az-Zamakhsyari, I/39). Setan juga berarti
sosok yang jauh dan berpaling dari kebenaran. Karena itu, siapa saja
yang berpaling dan menentang (kebenaran), baik dari golongan jin ataupun
manusia, adalah setan (Al-Qurthubi, I/90, al-Alusi, I/166).
Sebagaimana
gambaran yang bisa kita lihat pada Surat al-An’am ayat 112 yang
berbunyi : “Kami mengadakan bagi tiap-tiap Nabi suatu musuh,
syaitan-syaitan daripada manusia dan jin, yang mewahyukan ucapan palsu
yang indah-indah kepada satu sama lain, untuk menipu; dan sekiranya
Pemelihara kamu menghendaki, tentu mereka tidak membuatnya. Maka
tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka mengada-adakan.” (TQS Al-An’am:
112)
Korelasi Dakwah Fikriyah
Kita tentu memahami bahwa sikap
mereka yang mendukung kontes miss world tersebut berasal dari pola
fikir sekuler liberalis. Dikatakan sekuler karena mereka mengatakan
Indonesia adalah negara demokrasi, bukan negara Islam maka tidak bisa
hukum agama dibawa ke hukum positif yang diadopsi negara ini. Dikatakan
mereka liberal karena mereka memahami bahwa apa yang mereka lakukan
adalah sebuah kebebasan yang diatur oleh undang-undang selama tidak
merugikan orang lain kebebasan tersebut. Maka mereka merasa bebas untuk
menampilkan lekuk tubuhnya di hadapan semua orang. Mereka menilai bahwa
hal tersebut adalah baik selama tidak merugikan orang lain.
Maka
disinilah pentingnya secara massif untuk terjun ke masyarakat, hadir
ditengah-tengah umat untuk berdakwah. Dakwah merupakan aktivitas untuk
memberikan penyadaran di tengah-tengah umat, sadar akan “penyakit” yang
mendera umat ini, sehingga kemudian mereka juga tahu apa “obatnya”.
kesadaran
tersebutlah yang nantinya akan memberikan pemahaman ditengah-tengah
masyarakat akan bagaimana pola fikir yang benar, meletakan bagaimana
harus mensikapi sesuatu berdasarkan baik buruk dengan standar Islam
bukan perasaan saja, serta memahami peraturan yang baik itu apa.
Tanpa
dakwah, bisa jadi umat ini tidak tahu kalau mereka sedang “sakit”. maka
jika tidak ada dakwah maka mereka tidak tahu kalau sedang “sakit” dan
merasa baik-baik saja. ini sangat berbahaya.
Sama berbahanya
sebagaimana salah satu karakter/type manusia yang di buat oleh Imam al
Ghazali bahwa ada manusia yang TIDAK TAHU kalau ia TIDAK TAHU. ini
sangat berbahaya. masih mending manusia itu TAHU kalau ia TIDAK TAHU.
Berdakwah
untuk merubah pola fikir masyarakat. mengubah pola fikir masyarakat
yang tidak berfikir secara Islam menjadi pola fikir secara Islami.
Karena pemikiran hanya bisa diubah dengan memberikan pemikiran yang
baru karena faktanya pemikiran hanya bisa diubah dengan pemikiran pula,
bukan dengan aktivitas fisik.
Merubah perasaan masyarakat yakni
mengubah perasaan masyarakat dalam hal baik dan buruk berdasarkan
perasaan manusia menjadi perasaan baik dan buruk berdasarkan baik dan
buruk menurut ketentuan syara’. Merubah peraturan yang ada
ditengah-tengah masyarakat, dimana sekarang aturan yang diterapkan
sekarang ditengah-tengah masyarakat adalah aturan dari akal
manusia,menjadi aturan dari yang membuat akal manusia yakni Allah swt.
Dakwah
tersebutlah nanti lah yang akan mejadikan individu-individu di
masyarakat nanti menjadi pemikiran yang sama, perasaan yang sama dan
peraturan yang sama, maka insya Allah kehidupan Islam akan tegak. Insya
Allah.
Semoga kita tetap berani menyuarakan kebenaran, agar tidak
terkategori syaithan yang bisu ataupun syaithan yang bisa bicara. Qul
al-haqqa walau kāna murra” (katakanlah kebanaran itu walaupun pahit).
Wallahu a’lam bisshowab
Post Top Ad
Responsive Ads Here
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Post Top Ad
Responsive Ads Here
Author Details
Kebenaran adalah sesuatu yang pasti dan tidak akan pernah mati dan akan selalu bersama sepanjang kehidupan dunia ini. Jadilah bagian dari penyampai kebenaran meskipun kadang hal tersebut sulit dilakukan ditengah derasnya informasi yang kadang menyesatkan.Jika Anda memilih menjadi salah satu dari penyampai kebenaran, maka yakinlah bahwa Anda berada diantara ribuan orang lain yang bersama dengan Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar