Luthfi Hasan Ishaq Dan Ma'iyatullah Terhadap PKS - Bulan Sabit Kembar

Breaking

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

24 Juni 2013

Luthfi Hasan Ishaq Dan Ma'iyatullah Terhadap PKS



Oleh: Abu Nida
Ma'iyatullah secara luas dapat diartikan sebagai bentuk kebersamaan Allah terhadap seluruh makhluknya, secara khusus ma'iyatullah diberikan kepada Muslim agar terlindung dari segala sesuatu yang akan merugikannya baik secara pribadi maupun kolektif. Bentuk Ma'iyatullah sendiri ada bermacam-macam di antaranya perasaan malu yang dimiliki oleh manusia agar tidak mengulangi kesalahannya, perasaan takut agar manusia dapat menghindar dari segala sesuatu yang akan menyakitinya dan masih banyak lagi bentuk-bentuk ma'yatullah yang diberikan oleh Allah kepada manusia.

Kadang sebuah situasi yang terjadi dalam masyarakat luas juga merupakan bentuk lain dari ma'iyatullah itu sendiri, seperti halnya sebuah berita tentang kesalahan seorang Ustadz yang akan cepat tersebar luas ditengah-tengah masyarakat walaupun kesalahan tersebut belum tentu dilakukan olehnya. Situasi tersebut mengisyaratkan agar siapapun yang sudah disebut sebagai orang baik ditengah-tengah masyarakat agar tidak mendekat kepada kesalahan apalagi bersentuhan dengannya, jika tidak ingin beritanya tersebar luas, apalagi di era modern seperti saat ini dimana dengan adanya internet jarum yang jatuh dikutup utarapun akan terdengar di Indonesia dalam hitungan waktu beberapa menit saja.

Tokoh-tokoh PKS yang selalu dikuntit oleh wartawan juga merupakan bentuk lain dari ma'yatullah tersebut, seolah-olah Allah ingin mengatakan agar tokoh-tokoh PKS tidak mendekatkan diri pada pada kesalahan apalagi bersentuhan dengannya, jika tidak ingin beritanya diliput secara masif oleh media seperti kasus LHI yang hingga kini masih menjadi berita dengan harga mahal untuk para kuli tinta tersebut.

Di Negeri ini bagi masyarakat, negarawan adalah seseorang yang tidak boleh melakukan kesalahan apalagi negarawan yang memproklamirkan diri sebagai pengusung asas Islam seperti halnya PKS, maka pepatah "gajah dipelupuk mata tidak kelihatan dan semut diseberang lautan akan terlihat sebesar gajah" akan berlaku bagi PKS. Masyarakat akan mengorek habis setiap kesalahan yang dilakukan oleh tokoh PKS walaupun  kesalahan yang dilakukan oleh partai lain jauh lebih besar.

Tokoh dan kader PKS harus dapat mengambil pelajaran dari peristiwa yang menimpa Luthfi Hasan Ishaq, dengan kacamata husnudzon mungkin kita akan mengatakan ada sebuah konspirasi atas kasus ini namun dari sini sebuah pelajaran cukup terpampang nyata tentang betapa sebenarnya masyarakat tidak ingin melihat tokoh PKS berdekatan dengan kesalahan, menyentuhnya apalagi melakukannya.

Kedekatan LHI dengan Ahmad Fathanah (baca: kesalahan) juga merupakan pelajaran cukup berharga buat tokoh PKS, Imam Ghazali dalam kitab tafhimul muta'alim mengatakan bersahabat dengan ular berbisa adalah lebih baik daripada bersahabat dengan orang yang memiliki akhlak yang buruk. Terbukti lewat Ahmad Fathanah PKS benar-benar mendapat citra buruk dari masyarakat walaupun uang 1 M yang dibawanya sama sekali tidak menguntungkan buat PKS karena disamping uang tersebut tidak diterima oleh PKS,  Partai berlambang bulan sabit kembar ini pasti tidak akan mau menerima uang haram tersebut dan terbukti lewat pintu inilah kemudian lahir berbagai macam fitnah bagi PKS.

Luthfi Hasan Ishaq dan istri ketiganya
Kasus Luthfi Hasan Ishaq bisa jadi merupakan salah satu bentuk ma'iyatullah buat PKS dan buat para tokoh khususnya agar pucuk pimpinan partai ini lebih berhati-hati sampai pada masalah yang bersentuhan dengan syari'at. Dalam Islam diperbolehkan menikahi wanita hingga empat perempuan, namun hal ini bukanlah sebuah kewajiban bahkan jika tidak dapat berlaku adil maka hanya diijinkan hanya satu wanita saja. Jika bukan merupakan kewajiban sebaiknya untuk menikah lebih dari satu orang bagi tokoh PKS yang sedang menjabat sebagai tokoh publik baik sebagai pemimpin Partai maupun Pejabat pemerintah sebaiknya ditunda dulu hingga masa jabatannya berakhir. Yang harus disadari oleh para tokoh PKS dalam hal ini adalah bahwa masyarakat Indonesia secara umum belum bisa menerimanya. Tokoh PKS apalagi yang menjadi pejabat publik dan mempunyai istri lebih dari satu pasti akan menjadi sorotan masyarakat apalagi pernikahannya tidak melalui prosedur hukum yang berlaku seperti nikah siri misalnya, masyarakat Indonesia belum siap dengan poligami. Akan lebih baik meninggalkan yang tidak dianjurkan walaupun diperbolehkan untuk kepentingan Dakwah

Pernikahan Luthfi Hasan Ishaq dengan Darin Mumtaza juga merupakan alasan tersendiri bagi masyarakat untuk menyebut PKS adalah partainya para tukang kawin, apalagi pada mulanya pernikahan ini terkesan ditutup-tutupi, namun seiring dengan mencuatnya kasus suap daging sapi masalah yang sebenarnya tidak diketahui oleh masyarakat ini akhirnya menjadi konsumsi publik juga. Republika yang selama ini dikenal cukup membela PKS bahkan menurunkan beberapa kali pemberitaan tentang hal ini, berikut ini pemberitaan Republika tentang hubungan LHI dengan darin Mumtazah:

Awal Mula LHI dan Darin Mumtazah Saling Jatuh Cinta 
Ayah Darin: Anak Saya dan LHI Suka Sama Suka
 Ayah Akui Temani LHI dan Darin ke Malaysia
Ayah Darin Tahu Luthfi Sudah Punya Istri
Jaksa: Darin Mumtazah, Istri Ketiga LHI

Punya istri lebih dari satu bukanlah larangan namun sebaiknya keinginan tersebut  ditunda dulu jika hal tersebut akan berpengaruh terhadap kredibilitas partai dan kepentingan dakwah, walaupun sebenarnya bisa saja mempunyai istri lebih dari satu pada saat masih menjabat sebagai pimpinan partai, asal pernikahannya seperti yang dilakukan oleh Rasulullah dengan menikahi janda tua yang tidak lagi ada yang mengurusnya. 

Pernikahan LHI dengan Darin yang masih belia akan memunculkan su'udzon dalam fikiran masyarakat tentang tujuan pernikahan tersebut. Masyarakat pasti akan berfikir kenapa yang dinikahi oleh Luthfi Hasan Ishaq adalah gadis muda bukan janda tua yang ada dipanti jompo?, walaupun bisa saja ditutupi dengan berbagai macam alasan termasuk alasan Syar'i, masyarakat tetap akan belum bisa menerimanya. 

PKS adalah partai Dakwah dan obyek dakwahnya adalah masyarakat yang belum banyak memahami tentang Islam, berlaku bijak adalah langkah terbaik untuk ditempuh "Serulah kejalan Rabbmu dengan bijaksana dan nasehat yang baik"

Tulisan ini saya buat bukan dengan niat sebagaimana media pada umumnya untuk menyudutkan PKS dan untuk membeberkan kesalahan tokoh PKS. Semua yang saya tulis sesuai dengan fakta yang ada dan dengan bukti yang dapat dipertanggung jawabkan. Tulisan ini saya buat karena kecintaan saya terhadap PKS sebagai Partai yang memang benar-benar dapat diharapkan oleh masyarakat Indonesia, agar negeri ini dapat menjadi sebuah negara yang nyaman baik buat Muslim maupun Non-Muslim sebagaimana Rasulullah memimpin Mekah ketika itu.

Mungkin yang saya tulis ini berbeda dengan tulisan para kader PKS lainnya, dimana karena rasa ta'dzim pada Qiyadah (pucuk pimpinan) mereka merasa tabu untuk melakukan kritik terhadap para tokohnya yang kadang merupakan Murobbinya (pengasuh/guru). Bagi saya kesalahan adalah kesalahan siapapun pelakunya dan tidak ada manusia yang Ma'shum selain Rasulullah SAW, jadi kewajiban kita untuk mengingatkannya.

Kesimpulan dari tulisan ini adalah, tokoh PKS jangan pernah mendekati kesalahan atau menyentuhnya apalagi melakukannya jika tidak ingin berita tentangnya akan menjadi Headline bagi media masa baik media cetak maupun elektronik. Sebuah pernyataan yang kadang membuat saya miris adalah para kader sering mengatakan bahwa kasus LHI adalah merupakan promosi gratis bagi PKS untuk semakin membuat PKS terkenal di masyarakat, namun apa untungnya jika terkenal karena kejelekannya. Jangan pernah yakini pepatah yang mengatakan " Jika ingin terkenal maka kencinglah diatas Ka'bah", jika pepatah di itu diyakini maka bersiap-siaplah untuk menerima hujan batu di atas kepala Antum.


 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Responsive Ads Here