Ada banyak amalan-amalan sunnah dengan janji imbalan melimpah dari Allah Ta’ala. Sebelum diperintahkan untuk diteladani, amalan-amalan ini sudah lebih dahulu dilakukan oleh Rasulullah Saw. Karenanya, ketika amalan-amalan tersebut dikerjakan, ia sudah memenuhi kriteria untuk disebut sebagai amalan yang ikhlas sebab dikerjakan karena Allah Ta’ala dan mencontoh Rasulullah Saw.
Di antara banyak amalan sunnah itu, ada banyak amalan-amalan yang hampir tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah Saw. Bahkan, tatkala beliau terlewatkan melakukan amalan itu karena banyak sebab, Rasulullah Saw menggantinya dalam kesempatan yang lain.
‘Aisyah binti Abu Bakar ash-Shiddiq meriwayatkan, “Ketika Rasulullah Saw belum shalat empat raka’at sebelum Zhuhur,” lanjutnya sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan Baihaqi, “beliau melakukan setelahnya.”
Mengomentari hadits ini, Abu Isa at-Tirmidzi menerangkan, “Hadits tersebut menunjukkan perintah untuk menjaga amalan-amalan sunnah sebelum shalat wajib.”
Jika Nabi Saw amat menjaga sebuah amalan, maka di dalamnya terdapat rahasia yang amat besar. Lantas, ada rahasia dan keutamaan seagung apakah yang terkandung di dalam shalat sunnah empat raka’at sebelum Zhuhur ini sehingga Nabi Saw amat menjaganya?
Secara marfu’ mursalan, Abu Shalih sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah menyampaikan sabda Rasulullah Saw, “Empat raka’at sebelum Zhuhur setara dengan shalat menjelang Subuh.”
Sedangkan dari jalur lain dari Abu Ayyub al-Anshari, Imam Abu Dawud dan Tirmidzi meriwayatkan, “Empat rakaat sebelum Zhuhur dapat membuka pintu langit.”
Lantaran keutamaan shalat sunnah empat raka’at sebelum Zhuhur ini, Dr. Muhammad bin Ibrahim an-Nu’aim dalam bukunya “Mizan, Jurus Jitu Memperberat Timbangan Amal” memasukkan amalan ini ke dalam jajaran amal yang setara dengan shalat Sunnah Tahajjud (Qiyamullail) selain shalat Isya’ dan Subuh berjama’ah awal waktu di masjid, mendirikan shalat Tarawih sampai tuntas di belakang imam, membaca seratus ayat al-Qur’an di malam hari, membaca dua ayat terakhir surah al-Baqarah di malam hari, memiliki akhlak yang mulia, menyantuni janda dan orang miskin, menjaga sunnah di hari Jum’at, Ribath di jalan Allah Ta’ala, niat shalat malam sebelum tidur dan mengajari orang lain tentang amalan-amalan tersebut.
Semoga Allah Ta’ala memudahkan kita untuk melakukan amalan-amalan tersebut. Sebab melalui amalan sunnah ini, seorang hamba bisa semakin dicintai Allah Ta’ala. Aamiin. (KisahHikmah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar