Berric Dondarrion
Baru seminggu atau dua minggu silam seorang cendikiawan yang sangat saya hormati, Anies Baswedan, yang sekarang menjadi Juru Bicara Jokowi-Ahok menggalakan kampanye putih untuk semua pasangan capres yang sedang berlomba, termasuk pasangan yang dia bela tentunya. Saya yakin bahwa niat Anies Baswedan ini tulus, bahwa dia sungguh ingin melihat pasangan yang sedang bertarung untuk saling bersaing secara bermartabat dan menghindari saling menghujat dan memfitnah. Terhadap keinginan dari Anies Baswedan ini kubu Prabowo melalui Prabowo langsung telah menyatakan kesiapannya untuk berkampanye secara bersih dan sampai sejauh ini saya tidak melihat indikasi bahwa Prabowo telah melanggar janjinya.
Sayang seribu sayang tapi keinginan Anies Baswedan untuk kampanye putih tersebut tampaknya bertepuk sebelah tangan atau tidak mendapat tanggapan memadai dari pasangan yang dia dukung. Tampaknya Anies Baswedan salah memilih pasangan karena Jokowi-JK justru telah melakukan kampanye kotor dan tidak bermartabat yang melanggar etika demi kepentingan politik praktis. Sanggupkah hati nurani-mu menanggung beban kampanye kotor yang dilakukan Jokowi-JK?
Supaya tidak dikatakan fitnah, mari kita lihat daftarnya:
1. Jokowi curi start kampanye saat pengambilan nomor urut di KPU dengan mengatakan: “Pilih nomor 2″. Sudah jelas Jokowi bersalah malah berdalih: “lumrah mengatakan pilih nomor. 2″; JK malah mengatakan “Bukan kampanye melainkan sosialisasi,” Memang apa bedanya kampanye dan sosialisasi? Justru tujuan kampanye adalah sosialisasi. Apakah ini gambaran kampanye bersih yang anda bangga-banggakan Pak Anies Baswedan?
http://polhukam.kompasiana.com/politik/2014/06/01/pidato-3-menit-capres-di-kpu-ungkap-segalanya-659070.html?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kanawp
2. Sebagai mantan wapres dan politisi senior seharusnya JK sudah tahu bahwa TNI dalam hal apapun dilarang berpolitik praktis; dan karena itu JK wajib menghormati kenetralan TNI. Sayangnya di Facebooknya JK malah mengakui bahwa Panglima TNI Jenderal Moeldoko mendukung Jokowi, yang berarti sama saja JK meludahi kenetralan TNI di mukanya. Apakah perbuatan demikian sesuai dengan pemikiran anda tentang kampanye bersih?
http://www.gatra.com/politik-1/54017-tudingan-sby-mengarah-ke-jenderal-moeldoko%E2%80%8F.html
3. Selama ini Jokowi selalu mengaku berasal dari keluarga miskin; digusur tiga kali ketika tinggal di bantaran kali dan lain sebagainya; namun faktanya dia berasal dari keluarga gedongan; juragan tanah; pengusaha kayu; dua kali ganti motor ketika SMA padahal teman sebaya hanya bisa naik sepeda; apakah mengubah riwayat hidup demi meraup simpati rakyat kecil tidak termasuk kampanye kotor Pak Anies?
http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/05/25/269580144/Saat-SMA-Jokowi-Dua-Kali-Ganti-Motor
http://pemilu.sindonews.com/read/2014/05/28/113/867760/ssst-ini-rahasia-keluarga-jokowi
4. Jokowi telah membohongi rakyat karena mengatakan bahwa koalisi yang diusungnya tidak ada politik transaksional; tapi mengapa Sabam Sirait, salah satu pendiri PDIP dari faksi Parkindo justru mengungkap bahwa mahar JK untuk menjadi cawapres Jokowi adalah sebesar Rp. 10trilyun? Belum apa-apa sudah membuat cerita fiktif demi membohongi rakyat; apakah yang seperti ini kampanye putih Pak Anies?
http://www.aktual.co/politik/145901usung-jk-cawapres-jokowi-sabam-sirait-ancam-mundur-dari-pdip
5. Panglima TNI Jenderal Moeldoko bukan satu-satunya perwira aktif yang dimanfaatkan kubu Jokowi-JK untuk kepentingan mereka; tapi juga Komisaris Jenderal Budi Gunawan, mantan ajudan Megawati yang diminta JK untuk melobi Megawati supaya bisa menjadi cawapres Jokowi. Apakah perbuatan JK memanfaatkan perwira aktif seperti ini beretika menurut anda Pak Anies?
http://www.tempo.co/read/news/2014/05/26/078580347/Kalla-Gunakan-Jenderal-Rekening-Gendut-Dekati-Mega
6. Panglima TNI Jenderal Moeldoko; Komjend Budi Gunawan bukan satu-satunya pejabat negara yang diimingi-imingi berpolitik oleh Jokowi, tapi juga Ketua KPK Abraham Samad yang mana selama beberapa minggu Jokowi terus bergenit-genit ria dengan nama Samad padahal sudah sangat jelas bahwa JK yang akan menjadi cawapres Jokowi. Apakah menurut anda hal ini beretika Pak Anies?
http://news.detik.com/read/2014/05/19/201736/2586493/10/kpk-abraham-samad-akan-diklarifikasi-soal-wacana-cawapres-jokowi?nd772204btr
7. Timses PDIP berniat menginteli dan merekam khotbah di masjid satu Indonesia, apakah menurut anda hal ini beretika dan sesuai dengan agama Pak Anies?
http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/05/31/269581442/PDIP-Bantah-Instruksikan-Awasi-Khutbah-di-Masjid
8. Sudah terbukti dengan terang benderang bahwa instruksi mengawasi masjid dan khotib saat jumatan adalah perintah langsung dari PDIP namun setelah menimbulkan malapetaka kepada kubu PDIP kalian masih berani mengatakan diplintir dan difitnah? Apakah menurut anda ketidakjujuran merupakan bagian dari kampanye bersih Pak Anies?
http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/05/31/269581442/PDIP-Bantah-Instruksikan-Awasi-Khutbah-di-Masjid
9. Selain mengatakan difitnah dan diplintir namun juru bicara tim pemenangan kalian juga berani menyindir kubu Prabowo-Hatta seolah mereka yang menempatkan kalian pada posisi terpojok karena niat menginteli masjid padahal niat tersebut datang dari kalian sendiri. Kebohongan seperti ini apakah termasuk kampanye bersih dan beretika seperti yang anda inginkan Pak Anies?
http://www.antaranews.com/berita/436826/jokowi-jk-tak-ada-niat-awasi-tempat-ibadah
10. Membuat singkatan nama Prabowo Soebianto dan Hatta Rajasa menjadi PraHaRa apakah merupakan bentuk kampanye bersih itu Pak Anies? Maaf saja tapi bila kubu Prabowo-Hatta menginginkan saya rasa tidak sulit memplesetkan nama Joko Widodo dan Jusuf Kalla, misalnya Bodowi dan Jancuk Kualat atau Jongoswi Kallap atau Joko Wibodo dan Jancuk Kallap dan lain sebagainya. Namun mereka tidak melakukannya. Mengapa demikian? Karena hal tersebut adalah bentuk kampanye hitam.
http://www.merdeka.com/politik/prabowo-hatta-jadi-prahara-kubu-jokowi-dilaporkan-ke-bawaslu.html
Jadi Pak Anies Baswedan yang terhormat, pesan anda untuk berkampanye putih sangat baik; tapi alangkah baiknya bila anda bisa memulainya dari diri sendiri, yaitu kubu yang anda bela, kubu Jokowi-Jusuf Kalla.
Sumber : Muslimina
Tidak ada komentar:
Posting Komentar