Para pendukung demokrasi dan penentang kudeta militer terhadap Presiden Mursi kembali melakukan aksi unjuk rasa di Cairo dan berbagai daerah lainnya di Mesir dengan mengusung tema “Pernikahan Mesir dengan AS Bathil” (Zawaj Misr min Amriika Baathil).
Tema tersebut merujuk pada pernyataan Menlu Kudeta, Nabil Fahmi, sebelumnya bahwa hubungan Mesir dan AS sangat erat lebih dari sekedar hubungan ‘pernikahan’ atau ‘cinta monyet.’
Pernyataan tersebut menimbulkan gelombang protes dari penentang kudeta militer mengingat ketidakpedulian AS sebagai negara yang mengaku sangat demokratis terhadap peristiwa kudeta militer menggulingkan presiden terpilih, Muhammad Mursi, pada 3 Juli silam.
Para penentang kudeta di Provinsi Dimyath (wilayah utara Mesir) melakukan aksi demonstrasi di desa Kafr Saad dengan mengibarkan bendera-bendera dengan simbol R4B14 dan foto-foto syuhada korban kekerasan aparat pendukung kudeta dalam membubarkan demonstrasi damai di medan Rabiah Al-Adawiyah.
Penentang kudeta di Provinsi Buhairah melakukan aksi unjuk rasa di sepanjang jalan Abu Al-Mathathir dengan mengangkat gambar Presiden Mursi dan bendera Mesir. Sementara penentang kudeta di Propinsi Al-Syarqiyah menuntut pembebasan para aktivis yang ditangkap dan dipenjarakan oleh pendukung kudeta.
Hingga kini, aparat kudeta telah menangkap lebih dari 20 ribu orang pendukung demokrasi dan memberlakukan mereka secara tidak manusia di dalam penjara.
Gelombang aksi demonstrasi terus berlangsung di Mesir yang dihadapi aparat pendukung kudeta dengan menggunakan gas air mata, tembakan senapan angin, dan tak jarang juga dengan peluru tajam.(dakwatuna)
Sumber ; Facebook Artati Sansumardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar