Keunikan pengurus PKS semoga menjadi inspirasi bagi yang lainnya.
1.Ketua DPC Jakarta Yang Sopir Taksi
Unik juga membaca cerita pemenangan PKS dari balik Taxi. Ternyata yang menceritakan kisah itu bukan kader biasa, tetapi ketua DPC (setingkat kotamadya) yang berprofesi sebagai supir Taxi. Coba bayangkan seorang supir Taxi menjadi ketua DPC.
Untuk sekelas Jakarta, pasti kader PKS yang lebih hebat dari sekelas supir Taxi, baik dari pendidikan maupun kemampuan lainnya. Uniknya, walau dipimpin oleh supir Taxi, gerakan PKS di wilayah tersebut tidak pernah diam. Performa-performa pengorganisasian dan operasionalnya berjalan hidup dan berjalan dengan baik.
Ini menunjukan kader dan pengurus PKS sangat disiplin pada organisasi. Yang lebih hebat dari dia tetap tunduk, patuh dan militan terhadap semua keputusan DPC. Tidak ada yang membelo apalagi membangkang. Semua ikhlas demi sebuah perjuangan.
2. Ketua DPRa yang Senior Manager
Kisah kebalikan dari cerita diatas. Disebuah desa, ada seorang lulusan Universitas Indonesia, dari fakultas ekonomi, dengan rela hati dan bersemangat menjadi ketua tingkat Desa.
Amanah yang diemban dikerjakan dengan baik, tanpa peduli posisi jabatannya yang ada dikantor. Dia tetap memposisikan sebagai seorang kader yang patuh dan memback up semua program partai. Tak ada keinginan untuk meraih posisi yang lebih tinggi. Tak pernah ada keinginan untuk menjadi caleg. Prinsipnya adalah bersiap siaga dengan segala keputusan partai.
3. Anggota Dewan Yang Memasang Bendera Di Jalan
Posisi anggota dewan bukanlah posisi prestise di PKS. Bila kader sedang memasang atribut partai dijalan-jalan, ditemukan ada Aleg yang bersama-sama dengan kader memasang atribut di jalan-jalan. Tidak hanya itu, dia ikut tidur dan nongkrong dipinggir jalan.
4. Anak Deklarator PKS yang jadi kader Biasa
Di Jogyakarta, dia adalah ketua DPC sebuah kecamatan, tidak itu saja dia caleg dan anak dari deklarator PKS. Dia lulusan Universitas Gajah Mada, profesinya sebagai peneliti.
Namun saat dia pindah wilayah, posisinya hanya seorang kader biasa. Bersama-sama dengan kader yang lainnya, memasang atribut di jalan-jalan, direct selling dari rumah kerumah tanpa pernah membanggakan dirinya sebagai mantan ketua DPC dan anak dari deklarator PKS.
5. Pengurus DPW yang jadi kader biasa
Pertemuan dengan seorang teman sungguh luar biasa. Dia adalah pengurus DPW salah satu sayap politik PKS disalah satu propinsi di Sumatera. Saat pindah wilayah karena urusan pekerjaan, dia hanya menjadi kader biasa saja.
Ditempat yang baru, dia membuka lembaga pendidikan untuk anak-anak kader PKS dan remaja masjid di daerahnya. Bila ada aksi, dia aktif memasang atribut dan direct selling diwilayahnya. Dia tidak pernah memperdulikan dan merasa sombong dengan segala jabatan yang sebelumnya.
Masih banyak yang belum terangkum disini, namun inilah sekelumit keunikan-keunikan di PKS. Mereka tidak pernah memperdulikan posisi, yang ada hanya ikhlas berjuang bersama PKS bagi negri ini.
Sumber : Facebook Artati Sansumardi
1.Ketua DPC Jakarta Yang Sopir Taksi
Unik juga membaca cerita pemenangan PKS dari balik Taxi. Ternyata yang menceritakan kisah itu bukan kader biasa, tetapi ketua DPC (setingkat kotamadya) yang berprofesi sebagai supir Taxi. Coba bayangkan seorang supir Taxi menjadi ketua DPC.
Untuk sekelas Jakarta, pasti kader PKS yang lebih hebat dari sekelas supir Taxi, baik dari pendidikan maupun kemampuan lainnya. Uniknya, walau dipimpin oleh supir Taxi, gerakan PKS di wilayah tersebut tidak pernah diam. Performa-performa pengorganisasian dan operasionalnya berjalan hidup dan berjalan dengan baik.
Ini menunjukan kader dan pengurus PKS sangat disiplin pada organisasi. Yang lebih hebat dari dia tetap tunduk, patuh dan militan terhadap semua keputusan DPC. Tidak ada yang membelo apalagi membangkang. Semua ikhlas demi sebuah perjuangan.
2. Ketua DPRa yang Senior Manager
Kisah kebalikan dari cerita diatas. Disebuah desa, ada seorang lulusan Universitas Indonesia, dari fakultas ekonomi, dengan rela hati dan bersemangat menjadi ketua tingkat Desa.
Amanah yang diemban dikerjakan dengan baik, tanpa peduli posisi jabatannya yang ada dikantor. Dia tetap memposisikan sebagai seorang kader yang patuh dan memback up semua program partai. Tak ada keinginan untuk meraih posisi yang lebih tinggi. Tak pernah ada keinginan untuk menjadi caleg. Prinsipnya adalah bersiap siaga dengan segala keputusan partai.
3. Anggota Dewan Yang Memasang Bendera Di Jalan
Posisi anggota dewan bukanlah posisi prestise di PKS. Bila kader sedang memasang atribut partai dijalan-jalan, ditemukan ada Aleg yang bersama-sama dengan kader memasang atribut di jalan-jalan. Tidak hanya itu, dia ikut tidur dan nongkrong dipinggir jalan.
4. Anak Deklarator PKS yang jadi kader Biasa
Di Jogyakarta, dia adalah ketua DPC sebuah kecamatan, tidak itu saja dia caleg dan anak dari deklarator PKS. Dia lulusan Universitas Gajah Mada, profesinya sebagai peneliti.
Namun saat dia pindah wilayah, posisinya hanya seorang kader biasa. Bersama-sama dengan kader yang lainnya, memasang atribut di jalan-jalan, direct selling dari rumah kerumah tanpa pernah membanggakan dirinya sebagai mantan ketua DPC dan anak dari deklarator PKS.
5. Pengurus DPW yang jadi kader biasa
Pertemuan dengan seorang teman sungguh luar biasa. Dia adalah pengurus DPW salah satu sayap politik PKS disalah satu propinsi di Sumatera. Saat pindah wilayah karena urusan pekerjaan, dia hanya menjadi kader biasa saja.
Ditempat yang baru, dia membuka lembaga pendidikan untuk anak-anak kader PKS dan remaja masjid di daerahnya. Bila ada aksi, dia aktif memasang atribut dan direct selling diwilayahnya. Dia tidak pernah memperdulikan dan merasa sombong dengan segala jabatan yang sebelumnya.
Masih banyak yang belum terangkum disini, namun inilah sekelumit keunikan-keunikan di PKS. Mereka tidak pernah memperdulikan posisi, yang ada hanya ikhlas berjuang bersama PKS bagi negri ini.
Sumber : Facebook Artati Sansumardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar