Nampaknya tak pernah berhenti rezim militer al-Sissi menghabisi tokoh-tokoh Ikhwan. Sudah ratusan tokoh yang ditangkap dan dipenjara serta dijatuhi hukuman mati. Tapi, al-Sissi akan terus melakukan penghancuran terhadap Ikhwan, dan dia mengatakan, "I will finish al-Ikhwan", tegasnya.
Sebelumnya, sesudah menangkap, memenjarakan, dan membantai anggota dan tokoh-tokoh Ikhwan, pasca jatuhnya Presiden Mohamad Mursi, maka tindakan yang lebih jauh dilakukan oleh al-Sissi, termasuk melalui pengadilan Mesir, menetapkan Jamaah Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi 'teroris'. Sekarang lebel Ikhwan sebagai organisasi teroris itu, berlaku di seluruh dunia Arab.
Mesir, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA), mengucilkan Qatar, dan menarik semua duta besar mereka dari Doha, karena Qatar dituduh mendukung Ikhwan. Sempat pula terjadi ketegangan hubungan diplomatik, diantara anggota Dewan GCC (Gulf Countries Cooperation), akibat sikap Qatar yang tidak mau tunduk kepada Mesir, Arab Saudi, dan UEA.
Bahkan, Mesir meminta tokoh-tokoh Ikhwan yang ada di Qatar di ekstradisi ke Mesir, tapi Qatar menolak. Sampai kemudian Presiden Turki, Tayyib Erdogan meminta kepada pemerintah Qatar, agar mengizinkan para tokoh Ikhwan meninggalkan Qatar pindah ke Turki. Termasuk ulama Ikhwan terkemuka, Wajdi Ghonim.
Turki satu-satunya negara Islam, yang tidak mau mengakui al-Sissi dan tetap mengakui Presiden Mohamad Mursi, sebagai presiden yang sah di Mesir yang merupakan hasil pemilihan rakyat Mesir. Sikap Turki ini menggambarkan dukungan politik kepada Jamaah Ikhwan di Mesir yang mengikuti cara-cara yang sangat moderat, dan bahkan memanfaatkan demokrasi dalam melakukan 'taghyir' (perubahan).
Tapi, rezim militer Mesir dibawah al-Sissi dengan dukungan AS dan Zionis-Israel, terus memburu tokoh-tokoh Ikhwan tanpa henti. Sekarang, interpol memperingatkan Sheikh Yusuf Qardhawi dengan 'red notice', karena ada perintah penangkapan dari aparat keamanan Mesir, dan Qardhawi untuk di ekstradisi ke Mesir.
Para pemimpin Arab menjadi sponsor penghancuran total terhadap Gerakan Islam di Timur Tengah, seperti di Mesir, Libya, Tunisia, Yaman, Jordan, Kuwait, dan sejumlah negara lainnya. Mereka merasa terancam sejak adanya 'Arab Spring', dan mereka takut kehilangan kekuasaan mereka. Mereka berkolaborasi dengan AS dan Zionis, menghancurkan Gerakan Islam, dan membunuhi para aktifisnya.
Akibat tindakan yang sangat keji para penguasa Arab itu, sekarang perlahan-lahan dunia Arab jatuh ke tangan Syiah. Bukan hanya Suriah, Lebanon, Irak, dan Yaman, tapi semua negara-negara Arab Sunni, dihancurkan oleh tangan-tangan penguasa Sunni, yang berkerjasama dengan AS dan Zionis. Karena takut kehilangan kekuasaan mereka. Wallahu'alam.
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/opini/2014/12/06/34334/rezim-alsissi-terus-memburu-tokoh-ikhwan-termasuk-qardhawi/#sthash.55EyBUbX.dpuf
Sebelumnya, sesudah menangkap, memenjarakan, dan membantai anggota dan tokoh-tokoh Ikhwan, pasca jatuhnya Presiden Mohamad Mursi, maka tindakan yang lebih jauh dilakukan oleh al-Sissi, termasuk melalui pengadilan Mesir, menetapkan Jamaah Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi 'teroris'. Sekarang lebel Ikhwan sebagai organisasi teroris itu, berlaku di seluruh dunia Arab.
Mesir, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA), mengucilkan Qatar, dan menarik semua duta besar mereka dari Doha, karena Qatar dituduh mendukung Ikhwan. Sempat pula terjadi ketegangan hubungan diplomatik, diantara anggota Dewan GCC (Gulf Countries Cooperation), akibat sikap Qatar yang tidak mau tunduk kepada Mesir, Arab Saudi, dan UEA.
Bahkan, Mesir meminta tokoh-tokoh Ikhwan yang ada di Qatar di ekstradisi ke Mesir, tapi Qatar menolak. Sampai kemudian Presiden Turki, Tayyib Erdogan meminta kepada pemerintah Qatar, agar mengizinkan para tokoh Ikhwan meninggalkan Qatar pindah ke Turki. Termasuk ulama Ikhwan terkemuka, Wajdi Ghonim.
Turki satu-satunya negara Islam, yang tidak mau mengakui al-Sissi dan tetap mengakui Presiden Mohamad Mursi, sebagai presiden yang sah di Mesir yang merupakan hasil pemilihan rakyat Mesir. Sikap Turki ini menggambarkan dukungan politik kepada Jamaah Ikhwan di Mesir yang mengikuti cara-cara yang sangat moderat, dan bahkan memanfaatkan demokrasi dalam melakukan 'taghyir' (perubahan).
Tapi, rezim militer Mesir dibawah al-Sissi dengan dukungan AS dan Zionis-Israel, terus memburu tokoh-tokoh Ikhwan tanpa henti. Sekarang, interpol memperingatkan Sheikh Yusuf Qardhawi dengan 'red notice', karena ada perintah penangkapan dari aparat keamanan Mesir, dan Qardhawi untuk di ekstradisi ke Mesir.
Para pemimpin Arab menjadi sponsor penghancuran total terhadap Gerakan Islam di Timur Tengah, seperti di Mesir, Libya, Tunisia, Yaman, Jordan, Kuwait, dan sejumlah negara lainnya. Mereka merasa terancam sejak adanya 'Arab Spring', dan mereka takut kehilangan kekuasaan mereka. Mereka berkolaborasi dengan AS dan Zionis, menghancurkan Gerakan Islam, dan membunuhi para aktifisnya.
Akibat tindakan yang sangat keji para penguasa Arab itu, sekarang perlahan-lahan dunia Arab jatuh ke tangan Syiah. Bukan hanya Suriah, Lebanon, Irak, dan Yaman, tapi semua negara-negara Arab Sunni, dihancurkan oleh tangan-tangan penguasa Sunni, yang berkerjasama dengan AS dan Zionis. Karena takut kehilangan kekuasaan mereka. Wallahu'alam.
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/opini/2014/12/06/34334/rezim-alsissi-terus-memburu-tokoh-ikhwan-termasuk-qardhawi/#sthash.55EyBUbX.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar