Pemerintahan Jokowi memberikan penawaran menarik bagi investor asing untuk mengelola sebanyak 17 blok migas antara lain Kampar, West Basri, Oti, East Kendilo, North Adang, Kasuri II. Tak hanya itu, pemerintahan Jokowi juga menawarkan blok gas metane batubara (coal bed methane/CBM) kepada investor. Antara lain Blok Sumbagsel CBM, Blok Raja CBM, Blok Bunga Mas CBM, Blok South Benggara CBM. Penawaran tersebut akan dilakukan melalui lelang terbuka. Total cadangan minyak Indonesia saat ini sebanyak 7.549,81 Million Stock Tank Barrels (MMSTB), dengan rincian cadangan terbukti sebanyak 3.692,5 MMSTB dan cadangan potensial sebanyak 3.857,31 MMSTB. Dan, cadangan gas Indonesia sekitar 150,39 Trillion Standard Cubic Feet (TSCF) dengan rincian cadangan terbukti sebanyak 101,54 TSCF dan cadangan potensial sebesar 48,85 TSCF.
Jika pemerintahan Jokowi memberikan penawaran pengelolaan blok migas kepada asing, maka sumur minyak tua yang masa kontraknya telah habis dengan pihak asing, diserahkan ke PT Pertamina (Persero). Alasan Pemerintah untuk menggenjot sektor hulu migas.
Mantan deputi keuangan SKK Migas, Ahmad Syahroza, menilai sumur tua lebih susah dipelihara oleh negara. Namun sepertinya pemerintah lebih memilih mengelola sumur tua untuk produksi migas ketimbang sumur muda yang ditawarkan untuk dicaplok oleh pihak asing. Pengamat energi dari Indonesian Resources Studies (IRESS), Marwan Batubara menilai untuk blok baru yang potensial sebaiknya diserahkan ke Pertamina, dengan catatan Pertamina siap ambil resiko dalam pengelolaannya.
Sumber : Fastnews
Jika pemerintahan Jokowi memberikan penawaran pengelolaan blok migas kepada asing, maka sumur minyak tua yang masa kontraknya telah habis dengan pihak asing, diserahkan ke PT Pertamina (Persero). Alasan Pemerintah untuk menggenjot sektor hulu migas.
Mantan deputi keuangan SKK Migas, Ahmad Syahroza, menilai sumur tua lebih susah dipelihara oleh negara. Namun sepertinya pemerintah lebih memilih mengelola sumur tua untuk produksi migas ketimbang sumur muda yang ditawarkan untuk dicaplok oleh pihak asing. Pengamat energi dari Indonesian Resources Studies (IRESS), Marwan Batubara menilai untuk blok baru yang potensial sebaiknya diserahkan ke Pertamina, dengan catatan Pertamina siap ambil resiko dalam pengelolaannya.
Sumber : Fastnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar