Internal PDIP mulai pecah terkait dukungan terhadap pasangan Jokowi-Jusuf Kalla (JK) di Pilpres 2014. Sebab, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dikabarkan setengah hati mengusung Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) di Pilpres 2014.
Selain Megawati, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDIP Puan Maharani juga disebut-sebut setengah hati untuk memenangkan pasangan capres-cawapres nomor urut dua itu. Puan dikabarkan memberikan dukungan kepada Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Disinyalir alasan Puan setengah hati mendukung Jokowi-JK adalah perebutan kursi Ketua Umum PDIP dengan putra Megawati Soekarnoputri, Prananda Prabowo yang menjadi salah satu pemicu.
Sebab, Puan ketakutan bila Jokowi menang, maka yang berpeluang menjadi Ketua Umum PDIP adalah Prananda Prabowo, putra Megawati dari suami pertamanya. Prananda memang dikenal memiliki hubungan baik dengan Jokowi.
Selain itu, isu soal Puan ditawari Prabowo untuk duduk di kabinet pun mulai merebak. Puan dijanjikan akan diberikan kursi bila koalisi Merah Putih menjadi pemenang di pilpres nanti. Bila benar isu bahwa Puan telah melakukan 'deal' dengan Prabowo, tentu itu akan merusak proses pemenangan Jokowi.
Perpecahan dukungan elite maupun kader PDIP itu mulai terungkap dari kader militan PDIP yang disebut-sebut sebagai orang dekat Megawati, Rustriningsih yang mantan Wakil Gubernur Jawa Tengah, itu membelot mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Selain Rustriningsih, Bupati Banjarnegara Tejo Slamet Utomo, yang diusung PDIP bersama wakilnya, Hadi Supeno, juga membelot mendukung pasangan Prabowo-Hatta.
Peneliti dari Pol-Tracking Institute, Agung Baskoro mengatakan, jika isu tersebut benar adanya, maka suara Jokowi-JK akan digembosi oleh kader PDIP. Hal itu tentu akan mengganggu kerja besar PDIP memenangi Pilpres 2014.
"Bila kondisi ini terus dibiarkan, maka bisa berefek sistemis terhadap kemenangan Jokowi-JK dalam pilpres nanti," kata Agung.
Sebelumnya, peneliti Utama Lembaga Survei Jakarta (LSJ) Ikhsan Rosidi mengatakan, salah satu penyebab merosotnya elektabilitas Jokowi-JK adalah tak maksimalnya kinerja mesin partai.
"Secara agregat, mesin partai pengusung Jokowi-JK baru bergerak 55,5%, jauh di bawah kinerja mesin partai pendukung Prabowo-Hatta yang sudah bergerak 70,4%," ujar Ikhsan, di Jakarta, Selasa (1/7/2014).
Menurutnya, dari hasil survei LSJ memperlihatkan mesin PDIP tidak berhasil menggerakkan konstituennya mendukung Jokowi-JK. Empat partai pengusung lainnya juga tidak maksimal dalam menggaet konstituen di pilpres.
"Konstituen Partai NasDem, misalnya, baru 48,3% yang mengaku akan memilih Jokowi-JK, sedangkan konstituen PKB baru sebesar 46,3%," terangnya.
Dalam survei ini juga menemukan sebuah fenomena menarik yang ditemukan. Hal itu adalah konstituen Partai Hanura justru lebih banyak yang akan memilih pasangan Prabowo-Hatta daripada Jokowi-JK.
Sebab sebanyak 52,4% pemilih Partai Hanura pada pileg 9 April 2014 mengaku akan memilih Prabowo-Hatta. Sedangkan 47,6% lainnya akan memilih Jokowi-JK pada Pilpres 9 Juli 2014. [mes]
Sumber : inilah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar