Kepala Biro Politik Hamas, Khalid Misya’al, mengungkapkan (9/7/2014) bahwa berbagai komunikasi dilakukan dari seluruh penjuru dunia meminta Hamas dan Israel melakukan gencatan sejata.
“Barat ingin cuci tangan, seolah-olah Hamas pihak yang salah. AS mengecam kita, padahal situasi sebelumnya kondusif dan Israel yang memulai menyerang,” tegas Misya’al dalam keterangan pers sebagaimana diberitakan Paltimes (9/7/2014).
“Apa yang dilakukan Hamas adalah respons yang wajar dari pihak yang diserang. Bangsa Palestina adalah kumpulan orang-orang hidup dan berakal, akan membalas jika terus disakiti,” terangnya.
Lebih lanjut, Misya’al menyatakan bahwa Netanyahu dan jajarannya yang menghancurkan perdamaian sejak awal dengan menekan PLO dan Mahmud Abbas di Tepi Barat, yang hingga Ramadhan tahun ini tidak membayarkan gaji pemerintahan di Jalur Gaza.
Terkait terbunuhnya tiga tentara Israel di Tepi Barat, Misya’al menyatakan Hamas belum mengetahui siapa yang menculik dan membunuh mereka, serta menduga hal itu akibat kemarahan rakyat Palestina terhadap Israel di Tepi Barat.
Menurutnya, seharusnya Barat dan pihak manapun menekan Netanyahu dan Israel agar mengubah kebijakannya dan menghentikan berbagai pelanggaran hak-hak rakyat Palestina.
Sumber : dakwatuna
“Barat ingin cuci tangan, seolah-olah Hamas pihak yang salah. AS mengecam kita, padahal situasi sebelumnya kondusif dan Israel yang memulai menyerang,” tegas Misya’al dalam keterangan pers sebagaimana diberitakan Paltimes (9/7/2014).
“Apa yang dilakukan Hamas adalah respons yang wajar dari pihak yang diserang. Bangsa Palestina adalah kumpulan orang-orang hidup dan berakal, akan membalas jika terus disakiti,” terangnya.
Lebih lanjut, Misya’al menyatakan bahwa Netanyahu dan jajarannya yang menghancurkan perdamaian sejak awal dengan menekan PLO dan Mahmud Abbas di Tepi Barat, yang hingga Ramadhan tahun ini tidak membayarkan gaji pemerintahan di Jalur Gaza.
Terkait terbunuhnya tiga tentara Israel di Tepi Barat, Misya’al menyatakan Hamas belum mengetahui siapa yang menculik dan membunuh mereka, serta menduga hal itu akibat kemarahan rakyat Palestina terhadap Israel di Tepi Barat.
Menurutnya, seharusnya Barat dan pihak manapun menekan Netanyahu dan Israel agar mengubah kebijakannya dan menghentikan berbagai pelanggaran hak-hak rakyat Palestina.
Sumber : dakwatuna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar