Vox Populi Survey merilis survei yang menunjukkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, Joko Widodo dan Jusuf Kalla, kalah dari pasangan capres-cawapres, Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa, di hampir berbagai tingkatan kelompok pemilih yang disurvei. Jokowi-JK hanya unggul pada kelompok pemilih yang tidak tamat SD.
"Pada tingkatan pemilih tidak tamat SD, mereka menginginkan pemimpin yang sederhana, pemimpin yang suka blusukan," ujar Direktur Eksekutif Vox Populi Survei, Basynursyah, saat memaparkan hasil survei di Whiz Hotel Cikini, Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Jumat (20/6/2014).
Dalam survei ini, ada beberapa tingkatan kelompok yang diberi pertanyaan. Kelompok-kelompok tersebut dibedakan berdasarkan tingkat pendidikan, jenis kelamin, umur, tempat tinggal, status pekerjaaan, dan berdasarkan kepulauan.
Basynursyah mengatakan, pada kelompok pendidikan, masyarakat yang tidak tamat SD memilih Jokowi-JK sebesar 50 persen, sedangkan Prabowo-Hatta dipilih sebesar 39,2 persen. Sebanyak 10,8 persen sisanya tidak menjawab.
Sementara itu, pada kelompok pendidikan lainnya, pasangan Prabowo-Hatta unggul. Kelompok masyarakat yang hanya lulus SD dan sederajat memilih Prabowo-Hatta sebesar 52,2 persen dan Jokowi-JK 37,8 persen, sedangkan 10,1 persen responden tidak menjawab.
Ditingkat masyarakat yang lulus SMP dan sederajat, pemilih Prabowo-Hatta mencapai 52,6 persen, sedangkan Jokowi-JK 38,2 persen. Sisanya tidak menjawab. Pada masyarakat yang lulus SMA dan sederajat, Prabowo Hatta dipilih sebanyak 59,5 persen dan Jokowi-JK 32,1 persen. Sebanyak 8,4 persen tidak menjawab. Ditingkat D-1 hingga S-3, sebanyak 61,4 persen memilih Prabowo-Hatta, sementara 29,6 persen memilih Jokowi-JK. Sisanya tidak menjawab.
Tingginya angka persentase yang diperoleh Prabowo-Hatta pada tingkat D-1 hingga S-3, kata Basynursyah, disebabkan para pemilih ini menginginkan sosok yang mampu memimpin di bidang ekonomi kerakyatan, disegani bangsa lain, berwibawa, sekaligus berani memberantas korupsi.
Sementara itu, Jokowi, lanjut dia, dianggap mempunyai keterkaitan dan bertanggung jawab dalam kasus korupsi transjakarta. Survei ini dilaksanakan pada tanggal 3-15 Juni 2014 dengan populasi warga Indonesia yang memiliki hak pilih dalam pemilihan umum.
Survei tersebut menggunakan metode multistage random sampling dengan jumlah sampel yang ditetapkan sebanyak 5.226. Toleransi kesalahan survei ini adalah sebesar /- 1,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Survei ini dibuat dan dibiayai oleh Vox Populi dan dibantu oleh Persatuan Wartawan Republik Indonesia.
"Pada tingkatan pemilih tidak tamat SD, mereka menginginkan pemimpin yang sederhana, pemimpin yang suka blusukan," ujar Direktur Eksekutif Vox Populi Survei, Basynursyah, saat memaparkan hasil survei di Whiz Hotel Cikini, Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Jumat (20/6/2014).
Dalam survei ini, ada beberapa tingkatan kelompok yang diberi pertanyaan. Kelompok-kelompok tersebut dibedakan berdasarkan tingkat pendidikan, jenis kelamin, umur, tempat tinggal, status pekerjaaan, dan berdasarkan kepulauan.
Basynursyah mengatakan, pada kelompok pendidikan, masyarakat yang tidak tamat SD memilih Jokowi-JK sebesar 50 persen, sedangkan Prabowo-Hatta dipilih sebesar 39,2 persen. Sebanyak 10,8 persen sisanya tidak menjawab.
Sementara itu, pada kelompok pendidikan lainnya, pasangan Prabowo-Hatta unggul. Kelompok masyarakat yang hanya lulus SD dan sederajat memilih Prabowo-Hatta sebesar 52,2 persen dan Jokowi-JK 37,8 persen, sedangkan 10,1 persen responden tidak menjawab.
Ditingkat masyarakat yang lulus SMP dan sederajat, pemilih Prabowo-Hatta mencapai 52,6 persen, sedangkan Jokowi-JK 38,2 persen. Sisanya tidak menjawab. Pada masyarakat yang lulus SMA dan sederajat, Prabowo Hatta dipilih sebanyak 59,5 persen dan Jokowi-JK 32,1 persen. Sebanyak 8,4 persen tidak menjawab. Ditingkat D-1 hingga S-3, sebanyak 61,4 persen memilih Prabowo-Hatta, sementara 29,6 persen memilih Jokowi-JK. Sisanya tidak menjawab.
Tingginya angka persentase yang diperoleh Prabowo-Hatta pada tingkat D-1 hingga S-3, kata Basynursyah, disebabkan para pemilih ini menginginkan sosok yang mampu memimpin di bidang ekonomi kerakyatan, disegani bangsa lain, berwibawa, sekaligus berani memberantas korupsi.
Sementara itu, Jokowi, lanjut dia, dianggap mempunyai keterkaitan dan bertanggung jawab dalam kasus korupsi transjakarta. Survei ini dilaksanakan pada tanggal 3-15 Juni 2014 dengan populasi warga Indonesia yang memiliki hak pilih dalam pemilihan umum.
Survei tersebut menggunakan metode multistage random sampling dengan jumlah sampel yang ditetapkan sebanyak 5.226. Toleransi kesalahan survei ini adalah sebesar /- 1,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Survei ini dibuat dan dibiayai oleh Vox Populi dan dibantu oleh Persatuan Wartawan Republik Indonesia.
Sumber : suaranews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar