Ribuan orang berkumpul di Gedung Serbaguna Jalan Pancing, Medan, Rabu (11/5). Sudah beberapa jam mereka menantikan kehadiran capres koalisi Merah Putih Prabowo Subianto. Lewat tengah hari, sosok yang dinanti pun muncul.
Para pendukung membentuk pagar untuk mengawal kedatangan Prabowo, mulai dari lokasi parkiran hingga ke arah panggung. Di dalam gedung, para pendukung pasangan Prabowo-Hatta Rajasa masih tampak santai duduk di kursi menanti.
Namun saat mengetahui Prabowo memasuki gedung, para pendukung itu beringsut mendekati barisan. Suasana semakin riuh. "Garuda di dadaku, Prabowo presidenku."
Gedung itu sudah dihias dengan berbagai atribut dukungan. Terpampang di belakang panggung spanduk besar dengan foto Prabowo-Hatta dan gambar partai pengusung. Mulai dari Partai Gerindra, PAN, PPP, PKS, PBB, dan Golkar. Namun di Medan ini, gambar partai pengusung itu bertambah. Tampak di spanduk gambar Demokrat.
Gubernur Sumatra Utara (Sumut) Gatot Pujo Nugroho, yang juga ketua tim kampanye daerah Prabowo-Hatta, memberikan sambutan awal dengan semangat. Ia meyakinkan masyarakat yang hadir untuk memilih Prabowo.
Ia mengatakan, Sumatra Utara juga membutuhkan pemimpin bangsa Indonesia yang tegas. Gatot bertekad membantu pemenangan Prabowo-Hatta dengan target 65-70 persen di Sumatra Utara.
Selepas Gatot, giliran Prabowo yang diminta untuk berorasi. Pembawa acara mempersilakan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu untuk bangkit dari tempat duduknya melalui pantun.
"Hendak ikan, tangkaplah ikan. Letak satu di atas papan. Pak Prabowo mohon maju ke depan, untuk menyampaikan orasi yang sudah dipersiapkan," kata dia.
Suara dukungan kembali menggema. Prabowo terlebih dulu menyapa beberapa tokoh yang hadir. Termasuk mengenalkan Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie, Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung, dan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta yang turut datang ke lokasi kampanye. "Terima kasih sambutan saudara. Memang luar biasa rakyat Sumatra Utara," ujar mantan danjen Kopassus itu.
Prabowo mengawali orasinya dengan berkelakar. "Saya tadi ditarik-tarik oleh tangan-tangan yang sangat kuat, saudara-saudara. Ini Medan, Bung, katanya itu. Saya merasa terhormat ada yang kasih tangan, kalau kasih tangan peres-nya jangan terlalu keras," kata dia, yang disambut tawa para pendukungnya.
Dalam orasinya itu, Prabowo mengingatkan masyarakat akan kesempatan menggunakan hak pilih. Untuk 9 Juli mendatang, ia menyebut sudah ada pasangan nomor urut 1 Prabowo-Hatta dan pasangan lain Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla.
Penyebutan nama Jokowi ini sempat membuat para pendukung yang hadir berteriak "Huu! Huu!" Namun, Prabowo segera melarang. "Jangan, jangan, tidak boleh saudara-saudara, jangan seperti itu. Saudara-saudara, bangsa yang beradab, bangsa yang besar selalu menghargai semua pemimpin-pemimpinnya," kata dia.
Di hadapan para pendukungnya di Medan, Prabowo kembali menyatakan tekadnya untuk bisa membawa Indonesia menjadi lebih baik dan berdiri di atas kaki sendiri.
Ia dan Hatta bersama koalisi Merah Putih pun berkeinginan untuk bisa mensejahterakan rakyat Indonesia dan menggunakan kekayaan negara sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat. Karena itu, ia pun mengingatkan, akan adanya kebocoran anggaran yang masih terjadi sekitar seribu triliun rupiah setiap tahunnya.
Prabowo juga tidak ingin bangsa Indonesia menjadi kacung bangsa lain. Ia mengatakan, ada kekuatan besar yang mengira para pemimpin di Indonesia bisa dibeli dan disogok.
"Kita harus jawab tanggal 9 nanti. Jawab rakyat Indonesia masih mempunyai putra-putri yang tidak bisa disogok. Yang tidak bohong kepada rakyat Indonesia, yang tidak mencla-mencle, yang kalau bilang A ya A, yang ucapan di mulut sama di hatinya. Yang tidak perlu pencitraan, tapi menyerahkannya pada rakyat Indonesia," kata dia.
Pendukung yang hadir tampak memerhatikan Prabowo berorasi dengan antusias. Mantan Panglima Kostrad itu pun sempat mengingatkan akan pentingnya saling menghormati dan menghargai.
Ia mengatakan, jangan sampai bangsa Indonesia dipecah belah dan saling membenci, serta menghina. "Kalau orang lain menghina kita, kita serahkan pada Allah," ujar dia.
Saat itu, Prabowo pun mengungkap sering dituduh macam-macam. Namuun ia menyerahkan semuanya pada Allah. Ia mengatakan, sudah bertahun-tahun menjadi prajurit dan mengorbankan jiwa raganya di tempat yang sulit demi membela negara. Pangkatnya terus naik hingga menjadi Letnan Jenderal.
"Ini pangkat bukan hadiah. Saya bukan jenderal di belakang meja, bukan jenderal di kota, bukan jenderal korupsi, bukan jenderal hindari tugas, bukan jenderal pengecut. Saya jenderal membela rakyat," kata dia, dengan suara yang mulai meninggi.
Prabowo menegaskan siap untuk menjadi presiden dan mengabdi. Namun, ia pun menyebut siap apabila rakyat tidak memberikan mandat. Karena bukan soal jabatan yang ingin dia pertahankan.
Ia mengatakan, ingin menjaga kehormatan bangsa Indonesia. Orasi Prabowo saat itu makin berapi-api. Kata demi kata terus meluncur. Tangannya naik dan suaranya menggelorakan pendukungnya di Gedung Serbaguna.
"Hai kalian-kalian yang Indonesia tetap miskin, kalian yang curi uang rakyat, saya tidak gentar sama sekali. Kalau kalian bilang Indonesia bisa dibeli, saya bilang tidak bisa dibeli. Kalau kalian mau curang, saudara-saudara, saya katakan silakan dan lihat, lihat apa yang akan dilakukan rakyat Indonesia," kata dia dengan tangan mengangkat ke atas.
Prabowo kembali meneruskan rentetan kalimat. "Hai kalian antek-antek bangsa asing, kalian yang hanya bisa fitnah, hanya bisa menghina orang tapi tidak membela rakyat, tidak pernah memikirkan rakyat Indonesia, tidak memikirkan rakyat yang miskin, hanya kalau pemilu pura-pura menjadi pembela rakyat," ujar dia.
Di sini Prabowo menegaskan perjuangannya bersama Hatta dan koalisi Merah Putih berada di jalur yang benar. Ia mengatakan, berjuang untuk keadilan demi bangsa Indonesia yang terhormat dan berdiri di atas kaki sendiri.
"Kita tidak gentar dengan akal-akalan yang kau buat, tidak gentar," kata dia. Prabowo bahkan mengulang kata 'tidak gentar' itu hingga sepuluh kali.
Setelah setengah jam lebih berorasi dengan semangat tinggi, Prabowo mulai meredakan tensi. Malah ia sempat berkelakar kembali. Ia menanyakan apakah harus meneruskan kembali orasinya. "Suara sudah serak. Minta kopi dulu, minta kopi," ujar dia. Prabowo pun rehat sejenak sebelum melanjutkan orasinya.
Saat hadir di Gedung Serbaguna, Medan, Prabowo selalu disambut dengan pantun. Ia tidak mau kalah dengan pembawa acara untuk membalasnya dengan pantun juga. "Jalan-jalan ke Kota Malang, mampir dulu ke Surabaya. Sebentar lagi saya akan pulang, jangan lupa dengan saya," ujar dia.
Sumber : PKS PIYUNGAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar