3 Keganjilan Penyadapan Rumah Dinas Jokowi - Bulan Sabit Kembar

Breaking

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

22 Februari 2014

3 Keganjilan Penyadapan Rumah Dinas Jokowi

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengumumkan bahwa rumah dinas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo disadap. Pihak PDIP menemukan tiga alat penyadap, masing-masing dipasang di kamar tidur, ruang tamu pribadi dan ruang makan yang digunakan untuk rapat.

Benarkah Jokowi disadap, siapa pelakunya? Semuanya masih misteri. Namun, penyadapan rumah dinas Jokowi menyisakan tiga keganjilan.

Hebohnya Menjelang Pemilu

Jokowi mengaku mengetahui adanya penyadapan pada Desember 2013. Tetapi mengapa PDIP baru mengangkatnya saat ini?

Wakil Sekjen Partai Demokrat Ramadhan Pohan menuding isu penyadapan Jokowi sebagai ajang cari perhatian.

"Kayaknya emang itu targetnya, sensasi dan heboh media. Dia kan capres, makanya perlu caper (cari perhatian)," kata Pohan.

Alat Penyadap Kuno

Seperti yang diberitakan banyak media, alat penyadap ditemukan terpasang di kamar tidur, ruang tamu pribadi dan ruang makan. Menurut pakar telematika Roy Suryo, alat sadap yang dipasang di ruangan adalah alat penyadap yang kuno.

"Sekarang banyak alat sadap yang tidak harus ditempatkan di ruangan itu. Ada yang bentuknya seperti boom mikrofon atau senapan, yang ditempatkan di seberang gedung dan bisa nembus kaca. Kalau ada di situ (di ruangan yang sama -red), ya sudah teknologi lama. Apalagi kalau bisa ditemukan oleh yang disadap, ya harus belajar lagi tuh pemasangnya," kata Roy Suryo seperti dikutip Detik.

Bahkan, menurut Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) PDIP Arif Wibowo, alat penyadap seperti itu bisa dibeli di pasar Glodok.

"Sudah kuno itu alat sadapnya. Mungkin kalian juga punya. Itu banyak itu dijual di Glodok. Jadi bukan alat yang canggih. Bentuknya ya kayak pulpen dipasang," kata Arif, dikutip dari Liputan6.

Jokowi Tak Mau Lapor Polisi

Keengganan Jokowi untuk melaporkan ke polisi merupakan salah satu keganjilan dalam kasus penyadapan ini. Kendati PDIP menyatakan sangat terganggu bahkan menyebut penyadapan ini sebagai bentuk teror, nyatanya kasus yang sebenarnya telah berlangsung beberapa bulan ini tidak diproses lebih lanjut ke polisi.

Benarkah tuduhan Ramadhan Pohan bahwa isu penyadapan hanyalah trik mencari sensasi dan heboh media? Atau, justru pernyataan Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo yang benar; bahwa PDIP tengah diincar untuk dihancurkan sebagaimana yang telah dilakukan "pihak tertentu" terhadap PKS? Semuanya masih misteri.




Sumber : Facebook Artati Sansumardi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Responsive Ads Here