Sekitar 200 anak-anak telah mengalami sebuah pelecehan seksual dan fisik di sebuah panti asuhan yang dikelola Gereja Anglikan di negara bagian New South Wales, Australia. Para korban ini meliputi anak-anak yang pernah dititipkan di tempat itu sejak era 1940an hingga 1980an.
Seperti dilansir ABC Australia, kasus tersebut siap diperiksa oleh Komisi Pnyelidikan Kerajaan atas pelecehan seksual anak, Senin (18/11) di Sydney.
Ini merupakan pemeriksaan terbuka yang ketiga kalinya dilakukan Komisi terhadap lembaga-lembaga sosial yang terkait dengan institusi keagamaan di Australia terkait pelecehan seksual anak. Komisi mendengar laporan dan pengakuan betapa sadisnya pelecehan seksual dan fisik yang dialami anak-anak tersebut di panti Lismore. Seorang anggota Komisi, Simeon Beckett, menjelaskan penyelidikan akan memeriksa apa yang dialami anak-anak itu dan bagaimana Gereja Anglican Grafton merespon kejadian tersebut.
“Kondisi anak-anak itu sangat buruk, Setidaknya pada era 1950an dan 1960an, makanan dan pakaian sangat sulit,” katanya. “Komisi mendapat informasi bahwa anak-anak itu seringkali kelaparan”.
Menurut Beckett, bekas penghuni panti Lismore telah menjelaskan secara terperinci pelecehan seksual yang mereka alami sejak 1944 hingga 1985.
Beckett menguraikan laporan ini mengungkap anak berusia paling muda lima tahun juga mengalami pelecehan dari para pendeta dan pengelola panti Lismore.
Tujuh bekas penghuni panti Lismore dijadwalkan akan memberikan kesaksian di depan Komisi.
Tahun 2006 Gereja Anglikan membayar ganti rugi kepada 38 korban pelecehan seksual sebagai bagian penyelesaian di luar pengadilan.
Sumber : Facebook Artati Sansumardi
Seperti dilansir ABC Australia, kasus tersebut siap diperiksa oleh Komisi Pnyelidikan Kerajaan atas pelecehan seksual anak, Senin (18/11) di Sydney.
Ini merupakan pemeriksaan terbuka yang ketiga kalinya dilakukan Komisi terhadap lembaga-lembaga sosial yang terkait dengan institusi keagamaan di Australia terkait pelecehan seksual anak. Komisi mendengar laporan dan pengakuan betapa sadisnya pelecehan seksual dan fisik yang dialami anak-anak tersebut di panti Lismore. Seorang anggota Komisi, Simeon Beckett, menjelaskan penyelidikan akan memeriksa apa yang dialami anak-anak itu dan bagaimana Gereja Anglican Grafton merespon kejadian tersebut.
“Kondisi anak-anak itu sangat buruk, Setidaknya pada era 1950an dan 1960an, makanan dan pakaian sangat sulit,” katanya. “Komisi mendapat informasi bahwa anak-anak itu seringkali kelaparan”.
Menurut Beckett, bekas penghuni panti Lismore telah menjelaskan secara terperinci pelecehan seksual yang mereka alami sejak 1944 hingga 1985.
Beckett menguraikan laporan ini mengungkap anak berusia paling muda lima tahun juga mengalami pelecehan dari para pendeta dan pengelola panti Lismore.
Tujuh bekas penghuni panti Lismore dijadwalkan akan memberikan kesaksian di depan Komisi.
Tahun 2006 Gereja Anglikan membayar ganti rugi kepada 38 korban pelecehan seksual sebagai bagian penyelesaian di luar pengadilan.
Sumber : Facebook Artati Sansumardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar