KASHMIR– Polisi dan tentara paramiliter pada Rabu (13/11/2013) menggunakan pentungan dan menembakkan gas air mata untuk membubarkan ratusan syi’ah yang melakukan peringatan Hari Asyura di Kashmir, lansir Muslims Today.
Pihak berwenang setempat telah memberlakukan jam malam di beberapa bagian Srinagar, kota utama di wilayah tersebut, untuk mencegah pertemuan syi’ah yang diketahui bisa memancing berkembangnya kerusuhan itu.
Bentrokan meletus ketika pasukan polisi dan paramiliter berusaha menghentikan syi’ah yang berteriak-teriak, dan beberapa di antaranya bahkan membalas pembubaran ritual sesat tersebut dengan melemparkan batu kepada para tentara, kata dua orang petugas yang berbicara secara anonim sesuai dengan kebijakan departemen.
Polisi akhirnya menahan setidaknya 12 syi’ah. Salah seorang petugas mengatakan sedikitnya enam orang, termasuk dua polisi, terluka dalam bentrokan tersebut.
Menurut kepercayaan syi’ah, Hari Asyura adalah hari untuk mengenang terbunuhnya Hussain bin Ali radhiallahu anhu di Padang Karbala. Pada hari itu mereka “disyariatkan” untuk keluar rumah berkumpul untuk meratapi kematian Hussain, menyiksa diri, memukul-mukul dada dan kepala, serta melaknat para sahabat radhiyallahu anhum.
Syi’ah melakukan prosesi keagamaan mereka itu pada bulan Muharram. Prosesi pada Rabu (13/11) lalu diklaim syi’ah sebagai prosesi puncak berkabung atas gugurnya Hussain radhiallahu anhu yang bertepataan dengan 10 Muharram, yang disebut sebagai Hari Asyura.
Kashmir merupakan wilayah yang terbagi antara India dan Pakistan. Kedua negara sama-sama mengklaimnya secara keseluruhan.
Pertemuan-pertemuan sesat yang bisa memicu kerusuhan telah dilarang di Kashmir sejak perlawanan bersenjata meletus pada tahun 1989 yang menuntut kemerdekaan wilayah itu secara utuh dari India atau penggabungannya dengan negara tetangga Pakistan.
Sumber : Facebook Artati Sansumardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar