Ditemui di Gedung Pengadilan Tipikor, Kuningan, Jakarta, Luthfi
Hasan Ishak, penuh senyum, dan tidak menunjukkan adanya kesedihan
sedikitpun di wajahnya. Luthfi mengatakan tidak menerima uang sepeserpun, terkait dengan kasus daging import.
Karena, sejatinya dia hanya menjadi korban, yang sengaja dibuat (diskenariokan) oleh rezim SBY. “Pemerintah SBY sengaja mau menghancurkan PKS, karena tidak mau nurut”, ujar Luthfi, Kamis, 10/10/2013.
Menurut Luthfi Hasan Ishak, sudah sejak dua tahun lalu, hubungan PKS dengan SBY, tak nyaman dan harmoni. Pasalnya, PKS tidak mau nurut dengan SBY, dan selalu menentangnya. Khususnya, terkait dengan Bank Century, dan kenaikan BBM.
Di mana PKS ingin membuka kasus Bank Century yang menghabiskan uang Rp 7 triliun, dan sampai sekarang tidak jelas, dan Century terkait dengan Sri Mulyani, Boediono, dan SBY. Tetapi, kasus ini tak lancar penyidikannya, dan bahkan terkesan mandeg di DPR, dan KPK.
PKS berusaha membuka kasus Bank Century secara terbuka. Kemana aliran dana Century itu? Adakah aliran dana Century masuk ke partai dan tokoh tertentu terkait dengan pemilu 2009?
Bahkan, menurut Luthfi Hasan Ishak yang mewakili PKS, saat bertemu dengan tokoh-tokoh Partai Koalisi dengan SBY di Cikeas, mengatakan berdebat dengan SBY, terkait substansi piagam koalisi. Inilah awal terjadinya konflik antara SBY dengan PKS.
SBY menjadi presiden RI, tak lain, karena dukungan politik dari PKS dan PBB, dan Demokrat, yang menjadi modal awal, pemilihan presiden tahun 2004. SBY manggung menjadi presiden, karena adanya dukungan partai-partai Islam yang bersedia menjadi sekondannya. (sekondan adalah sebutan untuk pendukung di dalam catur, red nm). Tetapi, tidak selalu berujung dengan harmoni, karena PKS sendiri memiliki visi dan misinya, dan tidak mungkin harus selalu sejalan dengan SBY.
Sekarang PKS dihancurkan dengan masalah korupsi. Sejatinya korupsi yang dilakukan PKS kualitas dan kuantitasnya dibandingkan dengan Partai Demokrat, tidak ada seujung kuku hitamnya. Uang negara yang digaruk oleh Demokrat melalui Nazaruddin dan kawan-kawannya, sangat besar bukan hanya ratusan miliar, tetapi bisa mencampai angka triliun.
Kalau korupsi yang dilakukan PKS dibandingkan dengan Golkar dan PDIP, masih belum ada apa-apanya. Golkar menjadi induk korupsi, yang melahirkan rezim KKN, dipimpin Soeharto, dan Golkar menjadi salah satu pilar politik Soeharto selama lebih tiga puluh tahun.
Apalagi, PDIP yang berkuasa di bawah Mega, tak lepas dari korupsi. Banyak kadernya dan tokohnya masuk bui. Karena korupsi. Bahkan, di masa Mega, asset negara habis diobral, dan Mega memberikan pengampunan kepada konglomerat hitam (Cina) yang sudah mengahabiskan uang negara sebesar Rp 650 triliun, saat Mega berulang tahun di Bali.
Tetapi, korupsi kecil atau besar, tetap sebuah kejahatan yang harus diberantas dan dikutuk. Siapapun pelakunya, dan harus dihukum berat.
Tetapi, sekarang ini ada langkah-langkah yang sistematis, menghancurkan partai-partai Islam dengan isu korupsi. Seakan Partai-partai Islam itu rajanya korupsi. Padahal, penjahat segala korupsi itu, adalah partai-partai sekuler dan nasionalis.
Raja korup itu adalah Golkar, PDI, dan Demokrat. Tetapi, beritanya sangat kecil, dibandingkan dengan kejahatan korupsi yang dilakukan PKS. Sebaliknya, ketika partai Islam korupsi langsung di-bully ramai-ramai oleh media massa.
Kemarin, di depan Pengadilan Tipikor, Luthfi membuat pengakuan yang mengejutkan, tentang Bunda Putri. Menurut Luthfi, Bunda Putri itu, orang yang sangat dekat dengan SBY. Masih menurut Luthfi, mengenal Bunda Putri, dari Ketua Majelis Syuro, Hilmi Aminuddin. Sebagai orang yang sangat dekat dengan Presiden SBY yang kerap membawa dan menyampaikan pesan SBY.
“Bunda Puteri menjadi penghubung antara pembina partai dengan pembina partai”, ungkap Luthfi. Lebih lanjut, menurut Luthfi, Bunda Puteri merupakan putri tokoh Golkar di masa lalu. Ia memiliki bisnis di luar negeri, Bunda puteri adalah sosok yang hingga kini tidak jelas siapa orangnya. Ia disebut-sebut sejumlah saksi dalam sidang kasus import daging sapi. Menteri Pertanian Suswono, juga pernah bertemu dengan Bunda Puteri.
Menurut Luthfi, bahwa dirinya pernah bertemu dengan Bunda Puteri, dalam kapasitas sebagai Presiden PKS, dan ingin mengkonfirmasi tentang reshufle kabinet, terkait dengan menteri PKS. Bunda Puteri kerap menyampaikan pesan-pesan penting SBY kepada pimpinan partai. Jika pimpinan partai ingin menyampaikakn pesan penting juga melalui Bunda Puteri.
Ketika Ketua Majelis Hakim menanyakan tentang Bunda Puteri kepada Luthfi, dia mengatakan, bahwa dirinya tidak tahu persis tentang siapa sesungguhnya Bunda Puteri itu, kecuali hanya mendapatkan informasi tentang Bunda Puteri, anak pendiri Golkar.
Sebelumnya, Ridwan Hakim, anak Ketua Majelis Syuro, Hilmi Aminuddin, juga menyebutkan Sengman sebagai utusan SBY. Sengman pemain di Departemen Pertanian, dan Sengman mempunyai hubungan dekat dengan SBY, saat menjadi Pangdam Sriwijaya. Sengman, seorang keturunan Cina di Pelembang, dan sudah lama bermain bisnis di Departemen Pertanian.
Menghadapi pernyataan Luthfi Hasan Ishak itu, nampaknya Presiden SBY marah besar, dan SBY membantah keras pernyataan Luthfi. Kemudian, SBY menegaskan, bahwa tidak mengenal Bunda Puteri. “Seribu persen Luthfi bohong. (Dikatakan) Dia (Bunda Puteri) sangat tahu kebijakan reshuffle kabinet, (saya katakan) dua ribu persen bohong. Apa? Kalau reshuffle, istri saya pun tidak tahu. Yang saya ajak bicara itu Wapres, Sesneg, dan Menko”, tegas SBY.
Hubungan SBY dengan PKS, memang akhirnya memburuk, akibat adanya perbedaan diantara keduanya. Sekarang saling menyerang. Tetapi siapa pembohong? Luthfi Hasan Ishak atau SBY? Wallahu a’lam.
Sumber : Facebook Artati Sansumardi
Karena, sejatinya dia hanya menjadi korban, yang sengaja dibuat (diskenariokan) oleh rezim SBY. “Pemerintah SBY sengaja mau menghancurkan PKS, karena tidak mau nurut”, ujar Luthfi, Kamis, 10/10/2013.
Menurut Luthfi Hasan Ishak, sudah sejak dua tahun lalu, hubungan PKS dengan SBY, tak nyaman dan harmoni. Pasalnya, PKS tidak mau nurut dengan SBY, dan selalu menentangnya. Khususnya, terkait dengan Bank Century, dan kenaikan BBM.
Di mana PKS ingin membuka kasus Bank Century yang menghabiskan uang Rp 7 triliun, dan sampai sekarang tidak jelas, dan Century terkait dengan Sri Mulyani, Boediono, dan SBY. Tetapi, kasus ini tak lancar penyidikannya, dan bahkan terkesan mandeg di DPR, dan KPK.
PKS berusaha membuka kasus Bank Century secara terbuka. Kemana aliran dana Century itu? Adakah aliran dana Century masuk ke partai dan tokoh tertentu terkait dengan pemilu 2009?
Bahkan, menurut Luthfi Hasan Ishak yang mewakili PKS, saat bertemu dengan tokoh-tokoh Partai Koalisi dengan SBY di Cikeas, mengatakan berdebat dengan SBY, terkait substansi piagam koalisi. Inilah awal terjadinya konflik antara SBY dengan PKS.
SBY menjadi presiden RI, tak lain, karena dukungan politik dari PKS dan PBB, dan Demokrat, yang menjadi modal awal, pemilihan presiden tahun 2004. SBY manggung menjadi presiden, karena adanya dukungan partai-partai Islam yang bersedia menjadi sekondannya. (sekondan adalah sebutan untuk pendukung di dalam catur, red nm). Tetapi, tidak selalu berujung dengan harmoni, karena PKS sendiri memiliki visi dan misinya, dan tidak mungkin harus selalu sejalan dengan SBY.
Sekarang PKS dihancurkan dengan masalah korupsi. Sejatinya korupsi yang dilakukan PKS kualitas dan kuantitasnya dibandingkan dengan Partai Demokrat, tidak ada seujung kuku hitamnya. Uang negara yang digaruk oleh Demokrat melalui Nazaruddin dan kawan-kawannya, sangat besar bukan hanya ratusan miliar, tetapi bisa mencampai angka triliun.
Kalau korupsi yang dilakukan PKS dibandingkan dengan Golkar dan PDIP, masih belum ada apa-apanya. Golkar menjadi induk korupsi, yang melahirkan rezim KKN, dipimpin Soeharto, dan Golkar menjadi salah satu pilar politik Soeharto selama lebih tiga puluh tahun.
Apalagi, PDIP yang berkuasa di bawah Mega, tak lepas dari korupsi. Banyak kadernya dan tokohnya masuk bui. Karena korupsi. Bahkan, di masa Mega, asset negara habis diobral, dan Mega memberikan pengampunan kepada konglomerat hitam (Cina) yang sudah mengahabiskan uang negara sebesar Rp 650 triliun, saat Mega berulang tahun di Bali.
Tetapi, korupsi kecil atau besar, tetap sebuah kejahatan yang harus diberantas dan dikutuk. Siapapun pelakunya, dan harus dihukum berat.
Tetapi, sekarang ini ada langkah-langkah yang sistematis, menghancurkan partai-partai Islam dengan isu korupsi. Seakan Partai-partai Islam itu rajanya korupsi. Padahal, penjahat segala korupsi itu, adalah partai-partai sekuler dan nasionalis.
Raja korup itu adalah Golkar, PDI, dan Demokrat. Tetapi, beritanya sangat kecil, dibandingkan dengan kejahatan korupsi yang dilakukan PKS. Sebaliknya, ketika partai Islam korupsi langsung di-bully ramai-ramai oleh media massa.
Kemarin, di depan Pengadilan Tipikor, Luthfi membuat pengakuan yang mengejutkan, tentang Bunda Putri. Menurut Luthfi, Bunda Putri itu, orang yang sangat dekat dengan SBY. Masih menurut Luthfi, mengenal Bunda Putri, dari Ketua Majelis Syuro, Hilmi Aminuddin. Sebagai orang yang sangat dekat dengan Presiden SBY yang kerap membawa dan menyampaikan pesan SBY.
“Bunda Puteri menjadi penghubung antara pembina partai dengan pembina partai”, ungkap Luthfi. Lebih lanjut, menurut Luthfi, Bunda Puteri merupakan putri tokoh Golkar di masa lalu. Ia memiliki bisnis di luar negeri, Bunda puteri adalah sosok yang hingga kini tidak jelas siapa orangnya. Ia disebut-sebut sejumlah saksi dalam sidang kasus import daging sapi. Menteri Pertanian Suswono, juga pernah bertemu dengan Bunda Puteri.
Menurut Luthfi, bahwa dirinya pernah bertemu dengan Bunda Puteri, dalam kapasitas sebagai Presiden PKS, dan ingin mengkonfirmasi tentang reshufle kabinet, terkait dengan menteri PKS. Bunda Puteri kerap menyampaikan pesan-pesan penting SBY kepada pimpinan partai. Jika pimpinan partai ingin menyampaikakn pesan penting juga melalui Bunda Puteri.
Ketika Ketua Majelis Hakim menanyakan tentang Bunda Puteri kepada Luthfi, dia mengatakan, bahwa dirinya tidak tahu persis tentang siapa sesungguhnya Bunda Puteri itu, kecuali hanya mendapatkan informasi tentang Bunda Puteri, anak pendiri Golkar.
Sebelumnya, Ridwan Hakim, anak Ketua Majelis Syuro, Hilmi Aminuddin, juga menyebutkan Sengman sebagai utusan SBY. Sengman pemain di Departemen Pertanian, dan Sengman mempunyai hubungan dekat dengan SBY, saat menjadi Pangdam Sriwijaya. Sengman, seorang keturunan Cina di Pelembang, dan sudah lama bermain bisnis di Departemen Pertanian.
Menghadapi pernyataan Luthfi Hasan Ishak itu, nampaknya Presiden SBY marah besar, dan SBY membantah keras pernyataan Luthfi. Kemudian, SBY menegaskan, bahwa tidak mengenal Bunda Puteri. “Seribu persen Luthfi bohong. (Dikatakan) Dia (Bunda Puteri) sangat tahu kebijakan reshuffle kabinet, (saya katakan) dua ribu persen bohong. Apa? Kalau reshuffle, istri saya pun tidak tahu. Yang saya ajak bicara itu Wapres, Sesneg, dan Menko”, tegas SBY.
Hubungan SBY dengan PKS, memang akhirnya memburuk, akibat adanya perbedaan diantara keduanya. Sekarang saling menyerang. Tetapi siapa pembohong? Luthfi Hasan Ishak atau SBY? Wallahu a’lam.
Sumber : Facebook Artati Sansumardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar