Dulu Budi Gunawan gagal jadi menteri Jokowi khabarnya krn kena stabillo KPK. Kini dia dipilih sbg kapolri tanpa libatkan KPK sama sekali
Kita tidak pernah tahu tentang kasus rekening gendut Budi Gunawan karena kasusnya sendiri dipetieskan
Jadi tidak benar juga jika dikata Budi Gunawan tidak terlibat kasus rekening gendut. Yang benar kasusnya dipetieskan..
Sekali lagi kami tegaskan bahwa kami dukung Jokowi, tapi tidak orang2 di sekelilingnya. Itu hal yang berbeda
Persoalannya pada posisi Presiden yg begitu tinggi adalah banyaknya kepentingan orang2 di sekitarnya
Jadi jika ada yg bilang memilih Jokowi harus sepaket dgn orang2 "pilihannya" maka itu pernyataan paling absurd yg pernah kami dengar
Memang benar tidak ada keharusan Presiden meminta pendapat KPK terkait pemilihan Kapolri. Tapi dalam memilih menteri pun begitu
Tidak ada keharusan Presiden meminta pendapat KPK terkait daftar nama menteri yg akan dipilih. Lantas mengapa dulu dilakukan?
Logikanya, jika untuk jabatan menteri Jokowi meminta pendapat KPK, mengapa utk jabatan Kapolri yg begitu strategis tidak?
Apa karena dulu pernah kena stabillo lalu jadi kapok pakai jasa KPK lagi? Lalu dimana revolusi mentalnya?
Terhadap pembelaan yg bilang Budi Gunawan bukan pilihan Jokowi tapi paksaan Mega. Kami hanya bisa bilang, Anda gagal nalar.
Mungkin niatnya ingin bikin pembelaan utk Jokowi. Tapi dia lupa bahwa pembelaannya justru mendelegitimasi Jokowi sebagai Presiden
Kami berpikir @jokowi_do2 sedang memainkan permainan yg berbahaya bagi dirinya sendiri saat ini
@jokowi_do2 berpikir akan mampu "bermain" diantara kepentingan2 di sekelilingnya seraya sebisa mungkin menjalankan idealismenya
Sehingga kita lihat di satu sisi @jokowi_do2 seperti mengakomodir kepentingan kekuatan sekitarnya. Di sisi lain dia memberi target tertentu
Strategi ini masuk akal dan dianggap bisa menghindarkan konfrontasi terbuka dengan partai2 pendukungnya sendiri
Pengalaman nasib Gus Dur yg terlalu kaku dan tidak luwes mengakomodir kekuatan2 di sekitarnya bisa menjadi pembenar teori ini
Tapi strategi "bermain" diantara kepentingan2 ini bukannya tanpa bahaya. Nasib yg menimpa Soekarno bisa jadi pelajaran disini
Soekarno berpikir dia bisa bermain diantara kepentingan2 di sekelilingnya. Kita tahu akhirnya dia justru dikorbankan
Jaman itu tak ada pihak yg tidak mengatasnamakan sang pemimpin besar revolusi. Baik komunis maupun TNI sama2 demi membela Bung Karno
Sejarah membuktikan, bukan Soekarno yg mereka bela tapi kepentingannya sendiri2
Dalam kasus @jokowi_do2 ini strategi "bermain" diantara kepentingan juga mengandung bahaya tersendiri
Bahayanya adalah, @jokowi_do2 lama2 bisa ditinggalkan pendukung2nya sendiri, sementara pihak yg diakomodir hanya membela kepentingannya
Sungguh tarian yg melelahkan untuk "bermain" diantara kepentingan2 yg tak punya loyalitas selain terhadap kepentingan itu sendiri
Kita tak pernah tahu bagaimana hasil akhirnya. Tapi pengalaman Gus Dur dan Soekarno hendaknya jadi pelajaran berharga
Sekian petatah-petitih dari tepi sungai Musi...
Sumber : pic.twitter.com/RXWSKOtDeH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar