Pemilihan Pimpinan MPR, PDIP: Sepanjang Sejarah Tak Pernah Ada Voting
PDIP yang merupakan bagian dari Koalisi Indonesia Hebat berharap ruang musyawarah untuk pemilihan pimpinan MPR tetap dibuka. PDIP mengingatkan tidak pernah ada dalam sejarah ada pimpinan MPR dipilih melalui voting.
"Yang jelas tentunya kita berharap karena ini lembaga MPR harusnya ada ruang untuk musyawarah," ujar anggota Fraksi PDIP, Pramono Anung di kediaman Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (5/10/2014).
Jika nantinya ruang musyawarah ditutup, maka koalisi Indonesia Hebat telah menyiapkan beberapa alternatif. Sayangnya, Pramono enggan menyebutkan alternatif tersebut.
"Maka alternatif pertama ada ruang musyawarah. Di MPR selama ini belum ada pemungutan suara," terangnya.
Pihak Koalisi Merah Putih disebut telah menyiapkan paket pimpinan MPR di mana PD akan memimpin lembaga tertinggi negara tersebut.
(sumber: http://news.detik.com/read/2014/10/05/143726/2710081/10/pemilihan-pimpinan-mpr-pdip-sepanjang-sejarah-tak-pernah-ada-voting)
***
PDIP sepertinya sudah amnesia (hilang ingatan) akut. Pada tahun 2004 pemilihan Pimpinan MPR periode 2004-2009 dilakukan melalui mekanisme VOTING. Hidayat Nur Wahid akhirnya terpilih dengan selisih cuma 2 suara melawan Sucipto dari PDIP.
Menang Tipis, Hidayat Nurwahid Terpilih Sebagai Ketua MPR
Penghitungan suara pemilihan ketua MPR benar-benar membuat deg-degan. Hanya selisih dua suara, Hidayat Nurwahid dipastikan sebagai ketua MPR 2004-2009. Hidayat mengalahkan Sutjipto yang diusulkan oleh Koalisi Kebangsaan.
Kepastian kemenangan Hidayat Nurwahid ini diketahui setelah perolehan suara dijumlah sekitar pukul 15.25 WIB, Rabu (6/10/2004) dalam sidang paripurna di gedung DPR/MPR, Jakarta.
Hasilnya, paket B mendulang suara lebih banyak dibanding suara paket A. Paket A adalah paket yang terdiri dari Sutjipto (FPDIP) sebagai ketua MPR dan Theo L Sambuaga (FPG), Sarwono Kusumaatmadja (DPD), dan Aida Ismeth (DPD) sebagai calon wakil ketua MPR. Paket ini diajukan oleh fraksi yang tergabung dalam Koalisi Kebangsaan.
Sedangkan paket B terdiri dari Hidayat Nurwahid (FPKS) sebagai ketua MPR dan AM Fatwa (FPAN), Aksa Mahmud (DPD), dan Mooryati Soedibyo (DPD) sebagai wakil ketua MPR. Paket ini diajukan oleh FPKS, FPD, FPAN, FKB, FPP, dan FBPD. Berdasarkan hasil penghitungan suara, paket A memperoleh 324 suara dan paket B mendapat suara 326. Hanya selisih dua suara.
(Sumber: http://news.detik.com/read/2004/10/06/154150/219933/10/menang-tipis-hidayat-nurwahid-terpilih-sebagai-ketua-mpr)
pks piyungan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar