Permintaan Jokowi-JK agar format debat diubah menunjukkan pasangan capres-cawapres yang diusung koalisi PDIP dan sejumlah partai itu tidak siap berdebat.
Timses pasangan Jokowi-JK dikabarkan 'ngotot' merubah format debat pertama yang akan digelar besok (hari ini, Senin jam 20.00 WIB -ed) di Balai Sarbini, Jakarta. Mereka minta debat yang sedianya dilakukan hanya antara capres diubah menjadi debat pasangan capres-cawapres dengan alasan agar lebih menarik.
Menanggapi permintaan itu, pasangan Prabowo-Hatta 'legowo' sehingga pada akhirnya perubahan format debat dilaporkan sebagai permintaan dari kedua pasangan. Debat sendiri dijadualkan mengangkat tema 'Pembangunan Demokrasi, Pemerintahan yang Bersih dan Kepastian Hukum'.
"Inti dari perubahan format itu adalah Joko Widodo tidak mau berhadapan secara satu lawan satu dengan Prabowo Subianto. Ini adalah indikasi bahwa sebenarnya Jokowi sadar kualitasnya jauh di bawah Prabowo. Karena itu Jokowi akan berusaha sekuat tenaga untuk terus berlindung di bawah JK, yang lebih berpengalaman," Direktur Eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy, Jajat Nurjaman kepada Rakyat Merdeka Online sesaat tadi (Minggu, 8/6).
Jajat menilai permintaan perubahan debat menandakan Jokowi tidak siap berdebat dengan Prabowo. Permintaan tersebut juga menunjukkan Jokowi penakut.
Lebih lanjut dikatakan Jajat, permintaan perubahan format debat sangat menguntungkan pasangan Jokowi-JK karena dengan begitu memberi waktu lebih bagi Jokowi untuk mempersiapkan diri.
"Debat capres-cawapres harus menjadi indikasi penilaian bagi masyarakat Indonesia untuk menentukan pilihan. Ruang debat adalah forum netral yang secara lantang menunjukan kualitas capres dan cawapres," tutur Jajat.
"Siapapun yang menunjukan performa lebih baik dalam rangkaian debat yang dilakukan oleh KPU, layak mendapat dukungan rakyat, ini lebih besar dari pencitraan atau sosialisasi," sambung Jajat.[dem]
Sumber : rmol
Tidak ada komentar:
Posting Komentar